Hari ini hari pertama sekolah, aku masih kebingungan mencari boarding house, yang dekat dengan dengan sekolah, dengan harga sewa yang murah. Tidak seperti pelajar pendatang lain, yang telah menempati boarding house masing masing sebelum sekolah dimulai. Sementara aku memilih santai dan tinggal di rumah paman untuk saat ini.
"kamu sudah dapat tempat tinggalmu Chris?"
"Belum Tim, di sekitar sini sangat mahal, saya sedang mencari boarding house dengan biaya sewa yang murah".
Aku menoleh ke belakang arah Timy sambil memberikan buku absensi yang sudah aku tanda tangani.
"Tim kamu tahu kosan murah yang harga kamarnya bisa dibagi oleh dua orang!. saya segan tinggal di rumah paman akan sedikit mengganggu kalau saya tinggal di sana dalam waktu lama".
"Ada bro. my ex-classmate tinggal di rumah paman nya mereka sedang mencari pelajar untuk tinggal bersama keponakan mereka"
"teman kamu kesepian?"
"Dia hikikomori. Hoby bermain game online, jiwa sosial kurang, bukan tipe orang yang mau punya teman".
"Sejauh yang saya kenal, dia baik kok"
"Okelah, kalau harga cocok, langsung angkat barang, aku mau lihat dulu tempatnya".
"Tidak sekarang, dia sedang mengikuti seminar, nanti jam pulang sekolah Kita ke kolam renang, bertemu di sana".
...
"Felix, ini dia temanku yang ingin tinggal di rumah paman mu. Kamu masih mencari kan?"
"Ohh"
Felix menatap aku dengan wajah cuek, pandangannya sinis, mungkin karena keringat ku atau warna kulitku atau karena aku yang tidak tampan entahlah, aku mulai berfikir tentang diriku yang tidak tidak.
"bukan aku yang cari, tanya pamanku. Nanti datang ke tempatku langsung bicara dengan paman saja"
Pertemuan itu berlangsung dingin. Di sudut kolam renang, aku dan Timy berjemur, di pinggir kolam.
"Tim, dari wajahnya dia terlihat tidak bersahabat, masa tidak tahu etika berkenalan dengan orang baru. Tampak sangat arrogant".
"Sudahlah Chris, sudah saya ingatkan di awal pembicaraan tadi". sahut Timy tanpa menoleh.
Jarak dari kolam renang sekolah, ke tempat yang hendak Timy tunjukkan, sebenarnya tidak terlalu jauh, tapi kami memilih naik taksi online karena terlalu lelah setelah berenang dan aku tidak mau berjalan kaki.
Kami tiba di depan sebuah studio foto, tiga lantai, dari pintu kaca langsung terlihat, dua orang pria sedang bermain komputer bersama, lebih jelasnya bermain game, salah satunya orang yang bertindak cuek tadi yang kami jumpai, di depan kolam renang.
"Paman, sudah datang orangnya"
Seorang pria brewok yang tampak masih muda melirik, kearah kaca di luar studio. Sepertinya mereka adalah keluarga baru hal ini tertulis dalam pandanganku, jambang di wajah pria itu tidak menutupi kalau pria ini masih sangat muda.
"selamat siang, kamu teman Felix yang mau tinggal di sini kan?"
"Bukan temanku, temannya temanku"
Felix menyahut dari balik layar komputernya.
Paman Felix tersenyum, "kamu nanti akan terbiasa dengan dia. Kapan rencana akan pindah". Ucapnya melanjutkan karena ucapan Felix sedikit mengganggu telinga Timy
"Belum paman, saya mau tanya harga dulu dan melihat kondisi kamar, boleh kan?"
"kalau soal harga, tidak masalah, kamu boleh tentukan sendiri, tapi saya menawarkan 30 dolar perbulan, sudah termasuk semuanya, listrik air, bahkan kamu bisa pakai fasilitas yang ada. Ohya tidak apa apa kalau kamu berbagi kamar dengan Felix kan? Sebenarnya kami tidak sedang menyewakan rumah, kami hanya mencari orang agar Felix punya teman, karena semua yang dia kenal, hanya yang tertulis di daftar gamenya. Ngomong - ngomong, kalian dari sekolah yang sama, apakah kalian juga satu kelas?" Lanjut nya setelah panjang lebar menjelaskan pada kami
KAMU SEDANG MEMBACA
MY REAL LOVER (Sungguh Mencintaiku)
RomantizmCukup bagiku menuliskan cerita tentang kamu, seorang yang nyata namun samar untuk ku dekap. kau terlalu jauh untuk bisa ku peluk. tenang saja tak akan ku habiskan kisah ini menulis tentang kesalahan mu.