Felix aku ketakutan, Felix
Chris mendekati Felix yang sedang tertidur nyenyak, dan tidur di sampingnya.
Chris menggoyang - goyang tubuh Felix yang sedang membelakangi dia.
"Apa?"
"Aku takut"
"Hmmmm"
"Aku mau tidur di sini"
"Hmmm"
Karena Rasa takut yang menghantui, Chris memberanikan diri memeluk tubuh, Felix yang sedang membelakangi dia.
"Jauh... Jauh..., jangan!" Felix mendorong tubuh Chris dengan wajah kesal.
"Aku takut" Chris memaksa memeluk tubuh Felix
"Bisakah kamu tidak mengganggu tidur ku, kau sudah melakukannya selama seminggu ini".
"Tapi aku benar benar takut, saya melihat sesuatu di mimpiku".
"Kamu takut apa Chris, aku bermimpi melihat ada anak gadis, mengintip dari pintu dia menangis, dan pintunya persis terbuka seperti itu, dan dalam mimpiku kamu tertidur persis seperti posisi ini, ini seperti nyata. Aku takut"
"Aku heran, kenapa kamu bisa tidur nyenyak, makanya aku datang kemari".
Felix memandang wajah Chris dengan tatapan sinis nya, namun tetap menyadari ketakutan Chris nyata bukan sandiwara, lalu membalikkan tubuhnya, sekarang tubuh Felix terlentang, dan mencoba merangkul, bahu Chris dengan tangan kanan.
"Sini, sekarang aku tahu apa yang kamu takuti"
"Memang kamu bisa melihat mereka?". Chris terkejut sontak tak percaya mengetahui kesaksian Felix lalu menjauhkan wajahnya.
"Tidak aku tidak melihatnya, kamu pernah merasa terganggu di lantai dua Chris?"
Felix menatap Chris serius, lalu mengusap tanganya yang sedang merangkul Cris.
"Tidak! Saya tidak merasa terganggu. Tapi saat mencuci piring atau memasak saya merasa ada yang lewat dari belakang saya".
"Itu juga yang saya magsud", Felix memutar badannya lagi hingga dia kini menghadap tubuh Chris,
"Kali ini kamu harus jujur, jadi selama beberapa hari ini, kamu datang ke tempat tidur ku, karena itu".
"Iya"
"Kamu bukan gay kan?"
"Apa magsud kamu", kamu tahu aku punya pacar!"
"Itu bukan jaminan, kamu gay atau tidak, karena kamu memeluk aku, aku risih aku tak bisa tidur kalau ada yang bersentuhan ke tubuhku, aku bisa merasakkan itu".
Mata Felix masih memandangi mata Chris serius. Untuk berjaga kalau ia akan mencari alasan untuk menjawab dengan kebohongan,
"aku tidak bisa menghadapi rasa takut ku Felix".
"aku memang belum mengenal kamu dengan baik, tapi telah kurang ajar memeluk kamu saat tidur"
"tapi itu membuang rasa takut yang aku rasakan". Chris menjawab serius
Felix, lalu memeluk tubuh Chris, setelah mengetahui kebenaran itu.
"jangan takut! Kamu bisa tidur di sini kalau kamu mau"
Ucapnya santai,
"jadi kamu percaya kalau tempat ini ada hantu"
"tidak hanya percaya aku bahkan mengetahuinya"
"kenapa kamu tidak pernah bercerita, apakah kamu indigo?"
Felix memutar badan lagi menengadah ke atas, namun tangan kanan nya masih merangkul bahu Chris, "ah saya bukan indigo."
"tadinya saya malah berfikir kalau kamu indigo".
"bukan. Aku memang bisa merasakan kehadiran mereka, tapi tidak melihatnya, saya biasa melihat mereka saat tidur, seolah jiwaku keluar dari tubuh lalu melihat mereka".
"Kamu pernah menonton Master Sun, Chris?"
"Apa itu?"
"film romantic horror, besok kita tonton bersama, itu series kesukaan abang ku, entah kenapa saya menyukainya"
"Kenapa itu penting?"
Felix mendekatkan bibirnya ketelinga Chris, "karena hantu itu akan pergi kalau kamu menyentuh ku".
"Ah, jangan bercanda, dari mana kamu tahu"
"nenek yang bekerja menyetrika kain yang mengatakan, dia itu indigo"
"Nenek yang sering datang kemari?"
"Iya, dia kemari dua kali seminggu. Kata nya, ada anak gadis di lantai tiga ini suka pada ku dan semua yang kulakukan, bahkan mau mengintip di kamar mandi".
"Jadi itu benar, aku melihatnya di mimpi, gadis muda berambut pendek bukan?, kenapa kamu tidak pernah cerita sebelumnya?".
"Aku takut kamu akan pindah kalau mengetahuinya".
"Ah aku percaya juga pada Tuhan, jadi itu akan membuat Aku berani menghadapi rasa takut ku kalau aku tahu"
"ah tetap saja kamu hanya seorang penakut".
"Apakah, anak gadis itu benar benar menyukai kamu?"
"Aku tidak tahu persis, tapi kata nenek kamu mengusiknya, dia tidak suka bau badan kamu, makanya kamu diganggu".
"Jadi kalau kamu benar takut, kita pakai satu tempat tidur saja, aku tidak apa begini, tapi jangan peluk aku kuat kuat, aku Jadi susah bernafas".
Tidurlah, Felix memeluk bantal guling, Chris menutup pintu yang sedari tadi terbuka sedikit, lalu menjatuhkan badan, di samping Felix, dan memeluk Felix sekaligus bantal guling itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY REAL LOVER (Sungguh Mencintaiku)
RomansaCukup bagiku menuliskan cerita tentang kamu, seorang yang nyata namun samar untuk ku dekap. kau terlalu jauh untuk bisa ku peluk. tenang saja tak akan ku habiskan kisah ini menulis tentang kesalahan mu.