Intagram dan twitter bukanlah tempat untuk mendiskusikan topic topic serius atau pribai dengan temanmu. Undang temanmu untuk ngopi dan berdiskusi tentang hal hal tersebut. Karena kamu akan lebih mudah untuk bersikap baik kepada seseorang dengan sudut pandang yang berbeda saat mereka berada didepanmu. Caption yang tertangkap layar Chris saat menelusuri gadgetnya di waktu luang jeda rapat.
Chris seperti melamunkan sesuatu di jalan setelah pulang dari pertemuan kelompok, dia hanya tidak tahu harus melakukan apa, setelah berhasil membujuk Felix untuk singgah sebentar di sebuah café tempat minum yang rame dikunjungi anak anak sekolah sekitaran kota. Chris memesan kopi hitam yang diseduh begitu saja dengan air panas karena kebiasaanya begadang itu akan membantu membuat melek, sedang Felix memesan kopi latte dengan hiasan nama nya ditulis di permukaan cangkir. Mereka berdua sibuk dengan gadgetnya sendiri menunggu pesanan datang,
"jadi kau mau ngomongin apa?" Felix memecahkan keheningan beberapa menit sebelum waiter mengantar pesanan mereka berdua.
"Kau yakin? ", sebenarnya gak penting penting amat kok, tapi
"tapi apa? Felix menyela pembicaraan"
"kau tidak merasa ada yang beda dengan perlakuan orang di sekitarmu Felix?" Chris memandang Felix dengan tatapan kosong membayangkan respon Felix yang mungkin akan marah.
"biasa aja, saya nyaman nyaman aja kok!" Chris menjawab santai, seraya mengaduk aduk kopinya, namun Chris tetap dapat melihat kalau Felix sedang menutupi sesuatu.
"apakah kamu yakin tidak ada yang peduli dengan yang kamu lakukan Felix?" Chris meletakkan cangkirnya lagi setelah sempat hampir menyeruputnya panas panas. Felix melirik Chris tajam
"apa magsudmu?"
Felix membentak menjauhi gelas di mejanya dan bersandar di kursi berwarna hijau yang sudah agak kusam warnanya.
Felix mencoba menenangkan diri
"so?"
"kamu terlalu terbosesi dengan cintamu Chris. Kamu bersama pacarmu berhubungan berjam jam dalam satu hari. Lupa makan. Bahkan ketika kamu datang ke rumah tidak menghiraukan sepupumu, aunty dan uncle. Masuk begitu saja tanpa permisi. Itu yang membuat aunty Tere mulai tidak suka denganmu, itu tidak sopan"
"jadi mau mu apa? Kalau kamu mengurusi urusanku, mulut itu akan saya hancurkan sekarang juga" masih dengan kerut di keningnya dan mata bak elang akan segera menerkam mangsanya tapi Chris memberanikan menatap wajah yang penuh amarah itu dan
"kau di kelilingi orang yang mencintaimu seharusnya kau tahu cara mencintai" Chris berdiri hendak meninggalkan Felix
"baiklah lakukan sesukamu, kalau kau terjatuh aku tarik telingaku kalau kamu perlu bercerita" Chris beranjak pergi meninggalkan Felix dan membayar minuman mereka meninggalkan Felix sendirian. Chris sengaja mengambil jalan lain agar tak tak melewati Felix. Ia mempercepat langkah seakan tak habis pikir atas respond his roomate. Dalam perjalanan dengan langkah yang belum yakin langsung pulang atau tidak Felix berjalan dari jalan besar meski trotoar jalan tidak dipenuhi lalu lalang orang orang pada malam itu.
"Chris, sebagai teman baik. Harusnya kamu menegur Felix atas sikapnya".
"saya tak mungkin juga menegur his girlfriend aku takut dia akan membenci kudan tidak datang lagi ke rumah ini"
"saya bukan orang yang bertanggungjawab untuk ini!" Chris berteriak dalam hatinya.
Setelah sampai di ujung jalan yang kebetulan sepi karena sudah malam. Saat sedang menyeberang sebuah taxi yang lewat dengan kecepatan tinggi hampir menabrak Chris dan menyadarkannya dari semua bayangan suara suara yang menganggunya. Chris berjalan hanya melihat langkah kakinya saja tanpa memperhatikan lingkungan hingga ia tiba di studio tempat tinggalnya sekarang
"baaallmmm!!!" Sebuah pukulan melayang tepat di bawah pelipis kirinya nya
"kamu pasti telah menceritakan semua ke orang tua dan aunty kan!
"bruakk"
Pukulan kedua mengenai pipi kanan Chris, Felix menendang paha Chris hingga membuat ia terdorong dan terjatuh, Chris hanya diam tak ada perlawanan mencoba berdiri pun tidak. Ternyata Felix sudah lebih dulu sampai di studio. Felix penuh amarah membei pukulan berkali kali di wajah Chris"what the hell with you why you tell every one who am I" Felix memberi kesempatan Chris untuk bangkit
"kau ceritakan semua sama mama ku kenapa?
Jawab?". Chris yang masih terduduk malah terdiam lalu duduk berpaling membelakangi Felix yang berdiri di depannya. Felix tidak merasa melakukan kesalahan apapun. Sejenak Felix berfikir untuk mengambil sikap diam tapi menurutnya itu terlalu kekanak kanakan
"saya tidak pernah bercerita tentang apapun, saya bahkan tidak mau tau dengan kamu, mamamu menelpon aku agar menegur kamu, mereka resah kamu berbicara by phone semalaman di rumah saat kamu pulang, lupa makan dan berbicara terus dengan orang di luar sana sepanjang hari" ucap Felix sebentar lalu melirik Chris yang ternyata sudah mengambil kursi di dekat pintu kaca, tepat di belakangnya.
"kamu tahu tidak ada yang tidak suka ketika kamu hanya hidup berbicara dengan handphone mu? Aunty Tere yang berbicara pada mama mu. Dia bilang kalau kamu sakit minggu lalu dan itu karena keasikan pacaran hingga tidak ada waktu istirahat, kamu tidak peka bahkan tadi malam kau masih saja nelpon dari malam sampai subuh"
Chris yang duduk memeluk lututnya mulai mengingat cerita mama Felix yang minta tolong padanya dan dia hanya diam mendengar maminya mengeluh karena tidak tahu juga harus menjawab apa.
Felix terdiam ia beranjak ke belakang berselang beberapa menit ia kembali membawa alcohol dan kapas, Felix yang sudah terbiasa gengsi meminta maaf melemparkan kapas dan alcohol di sela sela lutut dan dada Chris. Chris melihat benda yang tiba tiba ada di depannya lalu membuangnya tanpa mempedulikan Felix.
"bersihkan lukamu!"
Felix melanjutkan mengambil kembali kapas dan alcohol yang diabaikan Chris dan mencoba membersihkan sendiri. Mengarahkan kapas yang sudah di basahi alcohol, dengan lembut mengusapnya, perlahan memperhatikan wajah itu sudah mulai terlihat lebam di bawah matanya ternyata pukulanya tadi sangat kuat, meski tangannya di usik lagi oleh Chris.
"tidak usah ubah saja sikapmu atau lanjutkanlah jika kau pikir hal terburuk belum datang". Felix memaksa mendekatkan kapas itu lagi ke wajah Chris, namun Chris meninggalkan Felix menuju kamarnya sekedar merenung mungkin lebih baik semua dibiarkan begitu saja.
Felix kembali ketempat duduknya beberapa saat berselancar di internet dan membuka instagram seraya mencari nama yang dulu pernah ia block menyadari postingan terakhir hanyalah gambar segelas kopi hitam ia melanjutkan membaca caption gambar itu, menemukan quotes
Kalau mau berteman hanya mencari nyamannya saja bertemanlah dengan bantal, sumpah! Nyaman.
Tapikalau kamu ingin menikmati pahit manis nikmatnya hidup bertemanlah dengansegelas kopi hitam.semuanya akan kau rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY REAL LOVER (Sungguh Mencintaiku)
Любовные романыCukup bagiku menuliskan cerita tentang kamu, seorang yang nyata namun samar untuk ku dekap. kau terlalu jauh untuk bisa ku peluk. tenang saja tak akan ku habiskan kisah ini menulis tentang kesalahan mu.