Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Btw gua lagi rajin update cerita ini, soalnya di cerita sebelah gua mumet banget. Soalnya ide ceritanya tiba-tiba hilang.
Kalian dapat salam dari Jimin, katanya harus rajin vote!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku menjalani hari ku sebagai istri Jimin sudah terhitung tiga belas bulan setelah kami resmi menikah, tidak ada yang berubah dari keseharian ku. Hanya status dan beberapa kebiasaan baru yang harus kulakukan setelah resmi menjadi istri Jimin. Membangunkannya setiap pagi, dan memberi Jimin ciuman karena katanya itu hal yang wajib.
"Oppa bangun! " kata ku setengah berteriak, sambil mengguncang-guncang badan Jimin.
"Sayang aku sedang sakit, " ucapnya sambil menyembunyikan wajahnya dibalik bantal.
Aku mendengus lalu menarik bantal itu secara paksa, merasakan suhu hangat keningnya dengan telapak tanganku, "Oppa sama sekali tidak sakit? " suhu tubuhnya biasa saja tidak panas tidak dingin, normal.
"Aku sakit, butuh sekali istirahat karena baru tidur jam tiga subuh" ucapnya membuat aku mengangguk, benar sekali-sekali Jimin perlu istirahat. Kadang aku sendiri kasihan dengannya.
Aku beranjak dari ranjang karena setelah ini aku masih harus pergi ke kampus. Menyadari ranjang bergoyang Jimin sedikit menahan tangan ku. "Kau mau kemana? "
"Mandi, "
"kalau begitu aku ikut, "
Aku sedikit melotot, "Tidak mau, " tolak ku langsung membuat Jimin mengercutkan bibirnya, "Bukannya Oppa perlu istirahat, tidur saja sana,"
"Tidak apa, kalau yang satu ini aku semangat, " katanya seperti menggoda.
"Oppa-," aku terdiam, jika seperti ini aku tidak akan selamat.
Jimin tersenyum menang, nampaknya dia tau aku tidak punya alasan untuk menolak lagi, "Jika kau mau aku bisa memandikan mu, "
Jimin sudah duduk, kemudian menarik aku ke dalam pangkuannya, "Atau bagaimana jika kita melakukan sedikit olahraga pagi? " dia mengecup leherku lalu menenggelamkan wajahnya disana.