12

8K 445 32
                                    

"Dia hamil, " ucap Dokter Baekhyune membuat Jimin menegang.

Ini tidak sesuai seperti yang dia ingin kan, Jimin menatap Lea merasa bersalah. Apa yang harus dia lakukan, mana mungkin dia menceraikan Lea jika begini.

"Apa yang harus kulakukan? " tanya Jimin pada dirinya sendiri.

Jungkook menoleh mendengar itu, kebetulan tadi saat Lea pingsan Jungkook ikut serta membantu Jimin. "Hyung, kau tidak senang? " heran Jungkook, karena setahunya hyung nya ini sangat menantikan seorang anak.

"Ania, aku senang Kook," Jimin tersenyum lalu mengecup kepala istrinya.

Jungkook terkekeh, apa yang sempat dia pikirkan. Mana ada suami yang tidak senang jika istrinya hamil, kecuali anak itu memang tidak diinginkan. "Aku ikut senang hyung dia bisa menjadi teman bermain Jeon Daejun, yang lain juga pasti senang mendengar ini, " ucap Jungkook semangat.

"Kook, " panggil Jimin.

"Iya hyung?"

Jimin memegang bahu Jungkook, "Aku mohon tolong rahasiakan ini terlebih dahulu, jangan sampai ada yang tau, "

Jungkook menyeritkan dahinya bingung, "tapi kenapa hyung? "

"Aku ingin memberi kejutan, " bohong Jimin. Tapi sayangnya Jimin terlalu bodoh harusnya dia tau kalau Jungkook curiga. Semejak bertahun-tahun kenal dengan Jimin, Jungkook bahkan tau apakah Jimin berbohong atau tidak.

Semejak kejadian tadi malam mood ku sangat berada dalam fase yang terburuk, harusnya aku tidak bergini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semejak kejadian tadi malam mood ku sangat berada dalam fase yang terburuk, harusnya aku tidak bergini. Karna aku sama sekali tidak dalam fase pms, bahkan bulan ini aku telat datang bulan.

Saat aku bangun tadi pagi Jimin sama sekali tidak bilang apapun, lagipula aku juga malas bicara dengannya.

"Lea! " aku reflek memejamkan mataku mendengar namaku di panggil, tidak bisakah Jimin mengilang saja dari bumi ini?

Seperti biasanya aku tidak akan menjawab panggilan Jimin, berharap dia akan pergi saat tidak menemui keberadaan ku.

"Lea kau dimana?! " teriak Jimin terlihat panik tepat di bawah pohon jambu yang aku naiki, aku mendengus melihat itu.

Aku kesal, sangat ingin sekali rasanya aku memukul Jimin beribu kali saking kesalnya.

"Aw! " Jimin meringis, aku tersenyum melihat itu karna jambu yang tadi kugigit jatuh tepat di kepala Jimin. Dan faktanya aku memang sengaja melakukan itu.

Jimin menoleh ke atas, lalu melototkan mata kearahku, "Apa yang kau lakukan di atas sana?!"

Jimin menoleh ke atas, lalu melototkan mata kearahku, "Apa yang kau lakukan di atas sana?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐋𝐢𝐚𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang