Jimin tidak menduga apa yang mereka lakukan di kantor menghasilkan anak, dan yah Lea hamil anak ketiga mereka.
Baru sekitar dua bulan, kehamilan Lea kali ini lebih parah dari yang biasanya. Berbeda saat sedang menghamilkan Daeho Lea hanya mengidam yang aneh-aneh, sementara saat anak kedua mereka Park Minji. Lea lebih manja pada Jimin, lebih suka dandan, dan bergelantungan manja pada lengan Jimin.
Tapi anak ketiga mereka kali ini, jauh berbeda. Diawal kehamilannya Lea lebih cerewet dan gampang terkena sakit. Entah itu pusing kepala, mual-mual parah, sampai masuk ke rumah sakit ditambah konflikasi penyakit tipes nya. Hal itu membuat Jimin semakin khawatir dengan kondisi fisik istrinya.
Lea tidak boleh salah makan sedikitpun, bahkan makanan yang pedas mempengaruhi kesehatannya.
Belum lagi kedua anak mereka yang masih tidak bisa lepas dari sang Ibu. Daeho yang ternyata sangat manja si jagoan kecil yang suka berlarian kesana kemari pencari perhatian. Atau Minji yang ingin selalu digendong, awalnya sedikit sulit karna saat mengetahuin Lea hamil Minji masih berusia delapan bulan. Mau tak mau Minji harus beralih pada susu formula.
Karna kondisi Lea yang semakin tidak baik. Jimin terpaksa menitipkan Lea pada mertuanya. Dia mengecup kening istrinya yang tengah terbaring di kasur sengaja untuk istirahat.
"Oppa serius akan menjaga Daeho dan Minji? " tanya Lea tidak yakin, karna ini kali pertama sang suami bersama sang anak seharian tanpa dirinya.
"Tentu, kau istirahat saja percaya kan semuanya padaku, " Jimin mengusap-usap kepala Lea penuh sayang.
"Daeho, Minji cium eomma, " menurut patuh kedua anak itu memeluk sang ibu lalu menciumnya menyalurkan kasih sayang.
Jimin menarik tangan Minji dan Daeho setelah ini akan banyak kegiatan yang harus mereka lalui. Nampaknya Minji masih enggan pergi dari sana karna mengetahui sang ibu tidak ikut serta.
"Eomma....... ," rengeknya tidak ingin pergi. Seolah-olah Jimin adalah ayah yang paling jahat karna memisahkan Ibu dan anak itu.
"Minji-ah kenapa menangis? " tanya Jimin berlutut di depan Minji menyamakan tingginya dengan anak keduanya.
"Eomma-hiks huaaaaa! " tangis Minji pecah, dia tidak ingin lepas dari ibunya.
"Eomma harus istirahat sayang, kau mau jadi anak yang baik kan? " tanya Jimin memberi pengertian.
Minji menganguk patuh, Daeho yang melihat itu hanya megembungkan pipinya. Daeho sudah cukup dewasa sementara memilih berlarian keluar.
"Hari ini kau main sama appa ya? Biarkan eomma istirahat? " Minji lagi-lagi mengangguk, lalu setelah itu Jimin membawa Minji kedalam gendongannya.
"Sayang aku pergi, " pamit Jimin lalu mengecup bibir istrinya.
"Yak Park Daeho appa akan memukul bokong mu jika kau membasahkan bajumu di kolam berenang !!" teriak Jimin saat melihat Daeho mau menjulurkan kaki mungilnya pada tepian kolam renang khusus anak-anak.
"Appa-aaaaaa!" Daeho merengek karna ditegur, berharap sang Ayah membolehkannya untuk bermain.
Jimin sudah menatap Daeho tidak suka, Daeho mengembungkan pipinya menatap Jimin balik tidak suka. Melipat tangannya di dada lalu berjalan menjauh dari kolam berenang dengan kaki yang sengaja digentak-hentakan kesal.
Jimin menghembuskan nafasnya melihat itu, anak usia tidak tahun itu semakin hari semakin ada-ada saja kelakukannya.
Minji terkekeh dalam gendongan Jimin, tertawa penuh menggemaskan membuat Jimin mencium putrinya penuh sayang. Kalau di pikir-pikir Minji mirip sekali dengan Lea, cantik seperti ibunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐋𝐢𝐚𝐫
Fanfic➶[Warning nc❗️] ✱✲✵જ! ·﹆〻₎∖ Penghianatan dalam rumah tangga adalah bumbu yang manis. Publish : - Copyright ©Skylightzv