"Sejak kapan kau membawa bodyguard ke rumah ini? " tuding ku sedikit kesal saat Jimin baru saja bangun dari kamar. Aku bahkan tidak dibolehkan pergi dari rumah. Tidak tanggung-tanggung ada 12 orang yang berjaga di depan rumah.
"Sejak kau selesai mendesah puas semalam, " tanganku fefleks mengepal mendengar itu.
"Kau gila! "
"Aku masih waras sayang, dan itu sebagai jaminan kau tidak akan lari dariku, " Jimin beralih mengambil gelas, mengisinya dengan air lalu meneguknya. "Jangan berani-berani menghubungi siapapun, dan kau tidak usah berangkat kuliah, handphone mu kuambil,"
"Kau bilang kau akan melepaskan ku? " ucapku menagih janji Jimin.
"Akan kulakukan, tapi tidak sekarang." aku kembali menggeram kesal mendengar itu, jadi Jimin setega ini?
"Aku membencimu, "
"Terima kasih, " Jimin maju mendekat membuat aku melotot.
"Apa yang kau lakukan? " delik ku refleks melangkah mundur, jujur dibawah sana masih terasa sakit dan nyeri secara bersama.
Jimin tersenyum miring "Mendapatkan apa yang seharusnya aku dapatkan, "
Tubuh ku terbentur meja dan Jimin sama sekali tidak menghentikan langkahnya, "Tentu saja memcium mu, " lanjut Jimin membuat aku menolakan dadanya saat dia mendekat.
"Jangan berharap! " geram ku kesal mencoba mencari cara apa saja agar terlepas dari Jimin. Namun nihil, aku bahkan sampai mendorong dada Jimin agar dia menjauh. Mungkin kemarin-kemarin aku masih bisa melakukan nya dengan suka rela sebelum mengetahui keburukan Jimin.
"Oh ya, kita buktikan siapa yang menang, " Jimin tersenyum lalu mengecup bibir ku, melumatnya pelan sementara aku masih berusaha untuk memberontak.
Dadaku terasa sesak saat Jimin sudah pergi meninggalkan ku, jujur dia berhasil membuat hatiku sehancur mungkin. Jika saja aku sedang tidak waras, mungkin pisau dapur yang berada di dekat ku tadi sudah menancap ke kepala Jimin.
Aku harus lari dari sini, harus.
Harusnya Yoora tidak terjatuh dalam pelukan Jimin malam ini. Ia tau Jimin sudah menikah walaupun di dalam hatinya memang sedikit tidak terasa rela untuk melepaskan Jimin pada wanita lain, dan hanya ingin menjadikan Jimin satu-satunya miliknya.
Sungguh dia sudah ingin kabur dari Jimin sejauh mungkin lalu melupakan pria ini, tapi Jimin tidak kalah keras kepala. Jimin berhasil menemukannya. Sampai pada keadaan ini, keadaan dimana dia yang tidak seharusnya menyetujui adegan panas mereka. Satu sama lain diantara keduanya masih berusaha mencari kepuasan dibawah sana.
Seharusnya Yoora tau kalau Jimin tidak pernah waras, pria itu selalu ingin mendapatkan apapun yang ia mau. Walau harus menyakiti dan mengorbankn banyak orang. Tak kecuali Kim Lea, sejak awal gadis itu hanya dimanfaatkan oleh Jimin karena orangtuanya memaksa dia menikah. Namun takdir terlalu membingungkan, siapa menyangka Yoora masih hidup. Sayang sekali karena Jimin harus membuat sedikit skenario baru.
Boleh diakui Yoora juga terlalu bodoh sampai menuruti apa yang Jimin mau, membawa lelaki itu menekannya lebih dalam di bawah sana. Membawa mereka kepada pelepasan yang sudah tidak terhitung keberapa kali.
"Jim-ahn bisakah kita berhenti eunghh ?" tanya Yoora namun Jimin menggeleng.
"Hukuman untuk mu karena mencoba kabur lagi dariku, " Jimin mengubah posisi Yoora, mengangkat gadis itu kedalam pangkuannya lalu kembali memenuhi Yoora dengan miliknya.
Jimin memaksa Yoora untuk menggerakkan pinggulnya, Yoora terlalu seksi dimata Jimin. Tapi anehnya Jimin belum pendapatkan kepuasan yang dia mau. Jimin hanya merasa ini bukan yang terbaik. Karna rasanya Jimin tidak pernah merasa sepuas itu tadi malam saat bersama Lea, Jimin sedikit terkekeh mengingat nya. Mungkin itu karna dia memang sedang memperawani seorang gadis.
Jimin mengagahi Yoora sampai akhirnya sampai juga pada titik kenikmatannya. Yoora mengecup bibir Jimin saat miliknya menerima hujanan cairan hangat dibawah sana.
Jimin melepaskan penyatuan mereka lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Harusnya Jimin bisa saja langsung melepaskan Lea dan menikahi Yoora. Tadi tindakannya itu terlalu berbahaya, bisa saja sih jika Jimin tidak mau ambil pusing dengan para awak media. Tapi Jimin harus lebih dewasa, karena berita buruk itu akan selalu menghantui keluarganya kelak dan itu sama sekali tidak bagus.
Ditambah lagi rahim dan kandungan Yoora dalam masalah, karena semejak kecelakaan itu membuat Yoora harus keguguran. Jimin sudah melakukan segala cara, tapi sayangnya dokter mengatakan Yoora tidak bisa hamil lagi.
Mungkin Jimin tidak menganggap itu masalah, dia hanya mencintai Yoora. Lagipula mereka juga bisa mengangkat anak, tapi tetap saja. Jimin pasti ingin memiliki anak dari hasilnya sendiri, keturunan aslinya.
Dulu saat mengetahui Yoora hamil Jimin sangat senang lagi, membayangkan dirinya menjadi seorang ayah. Walau kecelakaan itu mematahka semua impian Jimin. Sedikit juga merasa sedih saat melihat semua teman-temannya menggendong anak sementara dirinya tidak. Mungkin ini sudah menjadi karma atas kejahatan yang Jimin lakukan.
Sejujurnya Jimin sangat memiliki dosa besar kepada Lea. Gadis itu memang manis, cantik, pintar, walau Jimin akui dia sangat keras kepala, sedikit pemberontak, tidak suka diatur tapi lama kelamaan Jimin sedikit terbiasa dengan itu.
Andai saja mungkin Yoora tidak muncul lagi, mungkin Jimin tidak akan seegois ini. Mungkin juga, Jimin sudah belajar untuk mencintai Lea seutuhnya. Tapi sayangnya Jimin memang terlalu egois. []
Pendek cuma 783 words doang.
Wkwk Gimana-gima, gakpapa lah sekali-sekali Jimin jadi jahat.
Kira-kira next y mau knp? Cma nanya
Bkl ad beberapa cerita yg bkl gua private part y, follow utk membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐋𝐢𝐚𝐫
Fanfiction➶[Warning nc❗️] ✱✲✵જ! ·﹆〻₎∖ Penghianatan dalam rumah tangga adalah bumbu yang manis. Publish : - Copyright ©Skylightzv