16

7.6K 434 13
                                    

Aku mendudukan badan ku pada salah satu kursi taman, rasanya lelah setelah berjalan hampir seharian ini. Di tambah lagi perut ku yang sudah membesar karna usia kandungan ku yang sudah mencapai enam bulan.

Sore hari di taman memang sangat menyenangkan, eomma sendiri menyarankan ku untuk berolahraga saat masa kehamilan. Terlebih lagi saat kehamilan besar, aku memilih taman yang tidak jauh dari rumah. Kondisi taman ini lumayan ramai banyak anak-anak berlarian.

Aku juga sudah tidak bertemu Jimin lagi, walaupun kemarin Ibunya-Ibu mertuaku sempat datang untuk menjenguk keadaan ku dan calon cucunya. Dia tidak meminta ku untuk memaafkan putranya karena memang dari awal itu salah Jimin. Jimin juga sempat beberapa kali mau menemuiku, tapi hyung ku tidak mengizinkan nya. Aku harap setelah kami resmi bercerai Jimin akan bahagia bersama Yoora.

"Hai anak manis, " aku menoleh kearah Seulgi eonni tidak suka, walaupun awal pertemuan kami dia sedikit menyebalkan tapi ternyata dia orang yang baik.

"Muka mu biasa saja, jangan cemberut seperti itu, " tegurnya lalu duduk di samping ku.

"Salah eonni sendiri yang memanggil aku anak manis," kesal ku padanya.

Seulgi terkekeh lalu melihat kearah kandungan ku, "sudah besar ya, berarti sebentar lagi kau akan melahirkan? " pikirnya membuat aku mengangguk.

"Sekitar tiga bulan lagi dia akan lahir, " ucapku sambil mengelus perut ku yang sudah bervolume.

"Kau tidak ingin mengecek jenis kelamin nya? " tanya Seulgi penasaran.

Aku menggeleng ingin menjadikan ini kejutan tersendiri pada hari kelahiran nya, lagian terasa aneh jika harus pergi ke dokter kandungan tanpa suami.

"Kau tidak ingin menemui Jimin? " aku tersedak ludah ku sendiri saat mendengar itu.

"Ah ania seperti sudah sore, mau pulang bersama? " tawarnya aku tau dia mengalihkan pembicaraan karena topik pembicaraan ini yang sedikit sensitif.

"Tidak usah, sepertinya aku harus pergi sebentar ke cafe untuk meminum jus kedukaan ku, " tolak ku membuat Seulgi menganguk.

"Baiklah kalau begitu aku duluan adik manis, " pamitnya.

"Jangan panggil aku adik manis! " protesku kesal, dia malah ketawa mendengar itu.

Selesai memberi jus kesukaan ku dan meminumnya disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai memberi jus kesukaan ku dan meminumnya disana. Aku memutuskan untuk memesan lagi dan membawa minuman itu pulang. Sampai mataku bertemu dengan mata seseorang yang paling aku hindari--Jimin.

Dadaku memburu melihat Jimin, aku membencinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dadaku memburu melihat Jimin, aku membencinya. Aku buru-buru memalingkan wajah dan secepatnya mungkin menuju ke mobil ku.

"Lea tunggu, " Jimin menahan tangan ku sedikit kasar, tapi langsung melonggarkan genggaman nya tau kalau aku merasa kesakitan.

Aku mundur saat Jimin maju kedepan, "Jimin lepaskan aku, " pintaku memohon.

"Aku merindukan mu, " dia menggelengkan kepala tidak menyetujui permintaan ku.

"Apa kabar anak kita? " aku memejamkan mata mendengar kalimat itu, menepis tangan Jimin saat dia mau menyentuh perut ku.

"Jangan berani mendekat atau aku akan teriak! " ancam ku pada Jimin, lagi pula kondisi di pakiran cukup lumayan ramai.

Jimin menatap sendu ke arah perutku yang besar, lalu perlahan memundurkan langkahnya dan melepaskan tangan ku. Padahal sudah sedikit lagi dia bisa memelukku.

Aku meninggalkan Jimin menuju ke mobil ku, entahlah aku merasa jahat padanya. Harusnya aku tidak begitu, aku menggeleng kan kepala tidak mau memikirkan hal itu. Lalu meminta supir untuk menuju ke rumah Jisoo dan Seokjin Oppa aku sudah berjanji akan menginap disana selama dua hari. Sementara Appa dan eomma pergi. []

 []

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐋𝐢𝐚𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang