4. Meeting His Daughter

28.7K 1.5K 96
                                    

NC ++++ everywhere!!!
I warn you 🤣🤣🤣🤣
Jangan lupa follow instagram aku baru netes bgt : naralee_4010
❤️
Happy reading 🧚‍♀️

**

Aku mulai bertanya-tanya tentang kebaikan apa yang sudah aku lakukan di masa lalu? Sebab sekarang semua terasa seperti mimpi. Hidupku yang tadinya hancur berantakan pelan-pelan membaik. Atau karena aku menganggapnya demikian? Yang jelas kehadiran Sehun betulan membuat semuanya jadi lebih baik. Aku pikir aku akan terjebak selamanya pada kehidupan yang gelap, lalu pria itu datang dengan cara yang tidak aku prediksi sama sekali.

Menjadi sugar baby bukan lah yang patut aku banggakan. Semua orang juga akan setuju bahwa apa yang aku lakukan adalah kesalahan besar. Tapi Sehun tak pernah memperlakukanku selayaknya sugar baby. Dia malah memperlakukanku seperti seorang kekasih yang sangat dia cintai. Malah sosok istri mungkin? Selain tampan dan baik hati, dia punya kasih sayang yang sangat banyak untukku. The definition of Perfect Husband. Walaupun istilah husband hanya ada dalam hayalan babuku.

Hari Minggu aku jadi bangun lebih pagi sejak kedatangan Sehun dalam hidupku. Sayangnya, seperti yang sudah-sudah Minggu ini pria itu tetap bekerja. Sudah sedari Jumat dia pergi ke Jakarta untuk urusan bisnis. Dia sudah sekaya ini, tapi tetap lembur bagai kuda. Aku hanya bisa mendenguskan napas saat kemarin Jumat dia pamit untuk perjalanan bisnisnya. Tapi aku tidak bisa marah lama-lama padanya, lagipula dia selalu membawakanku sekarung oleh-oleh dan juga pelukan hangat begitu sampai di apartemen. Masa aku tega terus merajuk padanya?

Yang aku heran, sekarang aku sedang berada di gereja. Ini karena ulah Yoo Mirae sialan itu yang membangunkanku pukul 5 pagi demi mengikuti misa jam 6. Sinting memang. Dia menarikku dari kasur dan mengguyurku dengan air dari shower. Aku jadi menyesal mengunjunginya weekend ini. Dia betulan tahu bagaimana merusak hari liburku.

"Apa masih lama?" Aku menguap, melirik pada Mirae yang nampak sangat serius mengikuti serangkaian ibadah. Sejak kapan sih dia jadi relijius begini?

"Satu jam lagi."

"Apa?" Aku setengah berteriak, menunduk dalam begitu mendapat tatapan dari orang-orang di gereja. "Kau gila. Aku butuh tidur." Ucapku dengan amarah, aku sudah menguap entah untuk ke berapa kalinya pagi ini.

"Sampai malam juga aku rela."

"Sialan!"

Aku memaki lagi dan bediri saat paduan suara menyanyikan lagu Doa Bapa Kami. Aku butuh cuci muka atau lebih tepatnya menyelamatkan diri.

Aku akan mencekik Yoo Mirae nanti.

**
"Akhirnya kau ke gereja lagi." Kim Jongdae -kasih tak sampai Mirae- mendatangiku. Dia menangkupkan kedua tangannya di depan dada, seolah menyambutku dengan suka cita.

"Mirae sinting yang menyeretku. Dia bahkan memandikanku di bawah shower air dingin." Aku mulai merepet, serius kesal dengan Mirae.
"Apa kau tidak bisa melakukan exorcism padanya? Mungkin dia kemasukan arwah jahat atau semacamnya?"

Jongdae tersenyum, dia cukup sopan untuk tidak terbahak-bahak.

"Tapi mengingat sifatnya yang sudah seperti ratu iblis, arwah jahat pasti sudah segan untuk menganggunya. Ketakutan malah."

"Kalian lucu sekali." Jongdae duduk di sebelahku, pandangannya menerawang. Aku memang tidak begitu dekat dengannya. Tapi aku cukup pintar untuk tahu kalau dia sedang ada banyak beban pikiran.

"Kau oke?"

"Ya." Dia berbohong. Aku tahu. Dia menjawab pertanyaanku dalam sepersekian detik dan tanpa melihat ke dalam mataku.

The Sugar Baby (Completed - Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang