20. Psychos

14.6K 1.1K 102
                                    

Guys, aku lanjut kalo udah 100k views ya? Deal? Deal.... 🤣🤣🤣🤣

**
Everything could go wrong, and that's okay because I have him at the end of the day.

Lee Na Ra

**

Seoul International Catholic Church, Hannam-dong, Yongsan-gu, Seoul

Tepuk tangan riuh terdengar saat pastor mengesahkan status Yoo Mirae dan Kim Jongdae sebagai suami istri dan mereka lantas berciuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepuk tangan riuh terdengar saat pastor mengesahkan status Yoo Mirae dan Kim Jongdae sebagai suami istri dan mereka lantas berciuman. Senyum di wajah Mirae begitu lebar, nyaris merobek mulutnya. Begitupun dengan Jongdae, pria itu tersenyum tak kalah lebar. Bak mimpi, karena aku pikir mereka nyaris mustahil untuk bersatu. Tapi si anak berandal Yoo Mirae tentu punya jutaan cara untuk mendapatkan yang dia mau. Walaupun dalam prosesnya dia harus babak belur dan terluka seorang diri. Perjuangannya membuahkan hasil menggembirakan. Kim Jongdae terikat padanya. Seumur hidup. Tak bisa ke mana-mana.

Aku menoleh pada Sehun yang nampak tampan dengan setelah tuksedonya. Memang kapan dia tidak tampan? Bahkan saat dia baru bangun tidur dengan rambut berantakan, wajah mengantuk dan kaus kusut saja aku masih bisa bilang dia tampan. Sehun menoleh ke arahku, tersenyum manis dan menggenggam tanganku erat. Lalu semesta seperti berkonfrontasi, aku mendadak tak melihat apa-apa selain wajah Sehun. Aku bahkan tak terganggu saat orang-orang bertepuk tangan riuh ketika Jongdae memberikan ciuman pertamanya pada Mirae selepas resmi jadi suami istri. Altar yang nampak menyilaukan dengan cahaya lilin yang bependar, bunga-bunga putih berhamparan, paduan suara gereja, suara tawa yang memenuhi udara. Semua nampak samar dan buram, hanya ada pria itu. Oh Sehun.

"I love you." Aku mengucapkannya dengan ringan. Seolah aku sudah sangat terbiasa dengan kata-kata cinta semacam ini. Sehun mendekatkan wajah, mencium bibirku sekilas.

"I love you, too."

Aku mendadak emosional, meneteskan air mata tapi tersenyum seperti orang tidak waras. kemana saja aku selama ini sehingga baru sadar ada pria seberharga Sehun di hidupku?

Yang selalu aku tanyakan adalah.... bagaimana dulu aku bisa baik-baik saja ketika belum bertemu dengannya?

Saat itu aku sadar, bahwa nyatanya jatuh cinta memang terjadi dengan cara yang begitu saja. Tanpa perlu alasan. Tanpa perlu banyak rencana.

"Mau percepat tanggal pernikahan kita?" Tanyanya dengan spontan. "Kau nampaknya baru sadar kalau kau sangat mencintaiku sampai menangis begini." Sehun nampak gemas, menghapus air mataku dan mencubit pipiku pelan.

"Aku tidak menangis tahu. Hanya menitikkan air mata." Aku mengeles, malu karena Sehun bisa membaca isi kepalaku dengan sangat gamblang. "Tapi ya... aku setuju. Ayo percepat tanggal pernikahan kita. Aku ingin segera jadi Mrs Oh."

Sehun menghentikkan tawa, lalu mencium dahiku dalam.

"Ayo kita cepat menikah."

Hari itu mungkin aku jauh jauh lebih bahagia dari Jongdae dan Mirae.

The Sugar Baby (Completed - Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang