7. The Sugar Mommy

5.7K 481 38
                                    

Maap guys yg awal tadi kepotong ini aku update ulang.
Happy reading! 💕💕

**

Malam bercinta dibatalkan!

Harusnya semalam aku bisa menikmati tubuh Sean seperti yang sudah aku rencanakan. Tapi telepon sialan dari  Dimitri Byun mengacaukan semuanya. Kalau saja telepon darinya bukan urusan yang betulan sangat penting aku pasti sudah memenggal lehernya. Jadilah aku kembali ke kantor pukul 9 malam bersama Dimitri, menyumpahinya sepanjang perjalanan kemari.

"Jangan marah Sophia. Tapi ini betulan harus kau yang turun tangan. Mr Li bilang bahwa dia akan membatalkan kerjasama kalau sampai kau tidak datang malam ini juga." Dimitri sudah membujuk untuk kesekian puluh kalinya. Wajah merananya tak membuatku iba sama sekali.

"Tutup mulutmu, Dimitri!"
Aku menyerapah lagi.
"Kau betulan brengsek."

Aku menyimpan serapahanku yang lain saat membuka pintu ruang kerjaku. Di sana duduk seorang pria bertubuh tinggi menjulang dengan kulit seputih pualam. Rambutnya ditata sedemikian rupa, yang aku yakin adalah karya hair dresser mahal. Dia mengenakan tuksedo hitam yang menguarkan aura maskulin. Wangi parfumnya bisa aku cium dari jarak 1,5 meter darinya. Aroma yang lembut dan lezat. Aku harus bilang bahwa pria di depanku rupawan. Sangat rupawan jika aku boleh mengoreksi.

Aku memasang senyum palsu andalanku, mengulurkan tangan dan dia menjabatnya dengan segera.

"Sophia Oh."

"Christoper Li." Dia tersenyum, aku menatap tangan kami yang bersalaman.
"You mau call me Chris. Nice to meet you, Sophia."

"Sure. Take a sit."

Dimitri segera mengangsurkan berkas-berkas kerjasama antara perusahaanku dan Li Corporation, perusahaan milik Chris. Kami bekerjasama dalam bidang pertambangan batu bara dan emas di wilayah Asia Tenggara.

"Maaf untuk mengganggumu malam-malam begini. Tapi besok pagi aku ada jadwal mendadak di Guangzhou. Aku harap kau tidak keberatan."

Aku mendengar Dimitri menggumam. Dia pasti kesal setengah mati pada Chris sebab pria ini lah yang membuatku memakinya sedari tadi.

"Tentu tidak, Chris. Perjanjian kita harus segera dibahas, kan?"
Aku tersenyum lagi, padahal tanganku gatal sekali ingin mencakar wajahnya. Tapi urung saat dia tersenyum tulus. Ah sial! Aku lemah sekali pada pria-pria tampan.

Kami lalu sama-sama menyimak penjelasan Dimitri. Dia memang orang yang paling bisa ku andalkan soal pekerjaan. Termasuk kontrak kerja yang harusnya baru presentasikan besok. Dimitri sudah menghapalnya di luar kepala. Mungkin aku harus memberinya bonus lebih banyak nanti.

Chris tak banyak mengajukan pertanyaan dan revisi. Dia dengan cepat mengambil pena di saku tuksedonya dan menandatangani perjanjian kerjasama kami. Aku melongo. Maksudku, ini perjanjian seharga ratusan juta dolar, dan dia menandatanganinya seolah kami hanya sepakat membeli sekarung permen.

"Chris.. kau tidak mau mempelajari kontraknya lebih dulu? Kita masih punya banyak waktu untuk merevisi beberapa hal yang mungkin tidak cocok denganmu."  Aku mencoba meyakinkannya. Harusnya aku senang-senang saja karena perjanjian tadi lebih banyak menguntungkan perusahaanku daripada perusahaannya. Dia pasti paham.

"Kenapa? Karena keuntungan perusahaanku tidak sebanyak perusahaanmu?" Chris menyeringai. Kali ini aku melihat sisi dirinya yang lain. Saat begini dia mirip dengan mafia-mafia di film Mandarin.
"Uang bukan konsen utamaku di sini, yang penting aku punya akses untuk ke pedalaman Kalimantan."

"Dimitri, kau boleh keluar sebentar." Aku menyuruh Dimitri keluar. Trust issue membuatku tak bisa banyak membiarkan orang tahu banyak hal tentangku. Tidak dengan Dimitri sekalipun.
"Jadi benar gosip yang beredar, ya?"

The Sugar Baby (Completed - Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang