Yang udah dewasa boleh baca. Kalo belum sekip dulu 🤩🤩🤩 harus udah pny ktp, npwp kalo perlu BPJS 😂😂
Happy reading!
Komen dan vote sangat ditunggu 🌚🌚**
Pada akhirnya kami bercinta. Aku tidak pernah sesabar ini untuk menyentuh seseorang. Faktanya, aku memang suka tebar pesona. Jelalatan tiap kali melihat pria tampan. Tapi aku tetap mengedepankan unsur keamanan, di mana aku harus memeriksakan kondisi calon partnerku sebelum memutuskan berhubungan seks. Tidak lucu jika ada di berita bahwa aku terinfeksi salah satu penyakit menular seksual karena gaya hidup sembarangan. Atau kalau aku sedang tidak bisa mengendalikan diri, aku selalu bawa kondom kemana-mana. Safety first, sex later.
"Good morning." Sean menyapa dengan suara serak. Rambutnya berantakan, wajahnya pucat, dan aku masih saja melihatnya seperti dia adalah yang paling tampan di dunia. Mungkin ini yang disebut budak cinta.
"Kau sudah mau berangkat. Aku antar, ya?"
Sean sudah akan bangun dari posisinya, tapi aku menahan tubuhnya."Kau tidur lagi saja. Aku sudah siapkan sarapan. Nanti kalau kau mau makan tinggal panaskan di microwave."
Sean memiringkan tubuh, menopang kepala dengan sebelah tangannya. Aku sudah rapi dengan setelan kantorku. Menyebalkan memang, tapi jadi orang kaya berarti kau tidak punya banyak waktu untuk dirimu sendiri.
"Aku tidak tahu jika Sophia Oh yang super sibuk bahkan sempat memasak untuk sarapan. Apa kau biasanya memang seperhatian ini?"
"Aku memang penuh kasih sayang."
"Masa?"
"Aku yang mengobati lukamu, ingat?"
Sean mendecakkan lidah, kembali berguling dan telentang di atas ranjang. Dia masih telanjang bulat dan kini selimutnya melorot sampai paha. Aku buru-buru menarik selimut di tubuhnya dan menutupinya sampai kepala.
"Tadinya aku mau kagum, tapi kau hobi sekali mengungkit kebaikanmu." Sean dengan kesal menurunkan selimutnya ke dada. "Kau sudah melihatku telanjang semalam, meminta lagi terus sampai pagi. Masa melihatku telanjang saja kau masih memerah begini?"
Sialan. Aku mengumpat dalam hati, mencoba menetralkan raut wajahku.
"Daripada mengungkit keburukan." Jawabku sambil mengalihkan pembicaraan.
Aku mengusap rambutnya, melayangkan satu kecupan di kening dan bibirnya. Dia sewangi bayi.
"Orang akan lebih teringat pada satu kesalahan daripada seribu kebaikan. Makanya, baik-baiklah pada orang yang sudah baik padamu.""Aku tidak akan nakal."
"Kalau kau nakal?"
"Apa ya?"
Sean meletakkan jari di keningnya, nampak berpikir keras."Jangan berpikir keras pagi-pagi, lihat kepalamu sudah berasap."
"Aku tidak sebodoh itu, Sophia." Sean merengek. Tak terima saat aku mencibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sugar Baby (Completed - Sequel)
FanfictionOh Sehun mencari sugar baby! Pria berusia 30 tahun itu mengadakan kontes untuk mencari sugar baby yang akan dia limpahi dengan harta kekayaan. Lee Na Ra mendaftar! Mencoba peruntungan dengan menjadi sugar baby Oh Sehun sekalipun usianya hanya terp...