[39] Creep

3.6K 584 229
                                    

But I'm a creep, I'm a weirdoWhat the hell am I doing here?I don't belong here

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


But I'm a creep, I'm a weirdo
What the hell am I doing here?
I don't belong here

Many Typos

***

Gabriel dan Nata berlari dengan cepat menuju ruang rawat Mikaela, Farah mengekor dari belakang sambil memberitahukan kepada teman temannya kalau Mikaela sudah sadar.

Sebelum Farah mencari Gabriel dan Nata, perempuan itu lebih dulu ke tempat Mikaela untuk mengecek keadaan sahabatnya itu, alangkah terkejutnya Farah ketika melihat Mikaela yang membuka matanya dan menggerejap. Farah mendekat kepada Mikaela dan menggenggam tangannya.

"Ella?"

Mikaela hanya diam, menatap Farah dengan sayu dan bibir yang tertutup rapat. Perempuan itu tidak membuka suara membuat Farah panik dan segera mencari Gabriel yang entah ada dimana.

Klek

Gabriel membuka pintu dengan tergesa gesa disusul oleh Nata dan Farah dibelakangnya. Pemuda yang hampir berusia kepala tiga itu mendekat kearah Mikaela dan menyentuh tangan adiknya lembut , "Ella?"

Respon Mikaela hanya diam, perempuan itu menatap Abangnya dengan sayu dan berkaca kaca. "Syukurlah Ella udah bangun! Gimana? Ada yang sakit?? Farah, tolong panggilkan Dokter" Gabriel menatap ke arah Farah membuat perempuan itu mengangguk dan segera keluar untuk mencari Dokter.

"Ella kenapa diem? Masih sakit?? Gak bisa gerak?" Gabriel menatap Adiknya dengan sangat khawatir, Mikaela tampak sedih dan takut.

Nata melangkahkan kakinya mendekat ke arah ranjang Mikaela, namun langkahnya terhenti karena perempuan itu kini membuka suaranya sambil menatap Abangnya dengan air di pelupuk mata.

"Kenapa Ella sadar, Abang?"

Nata menelan ludah kasar, suara lemah perempuan itu bagaikan petir yang menyambar hati Nata.

"Ella gak mau sadar" Mikaela menangis, air matanya menetes membuat Gabriel kebingungan menghadapi Adiknya.

"La? Jangan nangis, heii" Gabriel menghapus air mata Mikaela dengan pelan, perempuan itu masih menangis dan kini terisak pilu.

"Ella gak mau sadar!! Kenapa kalian bangunin Ella.. Ella gak mau baguuuun" Mikaela terus menangis membuat siapapun yang mendengarkan merasa sakit dan pilu.

Nata mengepalkan tangannya, mencoba untuk terlihat kuat dan melangkahkan kakinya berjalan mendekat kepada Mikaela. Gabriel menghapus air mata adiknya sekali lagi membuat Mikaela menatap Abangnya dan orang yang berada dibelakang Gabriel.

"Suruh dia pergi, Abangg!!! Suruh dia pergii" Mikaela histeris.

Nata tertegun, kakinya berdiri tegak seolah dipaku di lantai dingin itu, matanya menatap Mikaela dengan nanar. Perempuan itu mengusirnya, bahkan tidak mau melihat wajahnya.

I'm a MessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang