[40] Bintang di Surga

3.5K 527 190
                                    

Dan bila semua terciptaTanpa harus ku merasakan cinta yang terisaHampa hidup terasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dan bila semua tercipta
Tanpa harus ku merasakan cinta yang terisa
Hampa hidup terasa

Many typos
***

Mikaela membuka mata perlahan, menyesuaikan dengan cahaya yang ada di ruang rawatnya. Perempuan itu mengamati sekelilingnya dan mendapati Gabriel tidur di kursi, bersender kepadanya dan Farah di sofa bergelung dengan selimut.

Mikaela menggerakkan tangannya pelan, mencoba menbangunkan Abangnya dan berhasil. Gabriel menggeliat dan bergerak pelan, melihat Mikaela yang sudah membuka mata dan mengamatinya, "Loh? Kenapa? Mau kamar mandi? Atau lapar? Haus?"

Mikaela menggeleng, "Abang gak kerja?" Suara perempuan itu masih kecil, mengamati wajah lelah Abangnya dengan prihatin dan rasa bersalah.

Gabriel memggeleng pelan, "Udah ijin, mau masuk siang aja. Kamu mau sarapan? Kayaknya makanan kamu bentar lagi datang" Gabriel mengecek jam di pergelangan tangannya.

Mikaela menunjuk Farah "Dia tidur disini juga?"

"Iyalah, Farah gantiin Mama. Nanti Mama kesini kok" Gabriel menjelaskan.

Mikaela memgerutkan keningnya "Cuma Abang dan Farah yang bobo disini?"

"Hm, kenapa?"

Mikaela diam, sibuk dengan pikirannya sendiri. Beberapa saat kemudian perempuan itu menatap Abangnya lagi dan berkata "Gak ada, Abang sarapan sana! Ajak Farah, Ella disini aja"

"Kami makan disini aja, Abang pesan makan dulu" Pemuda itu mengeluarkan ponselnya dan berjalan keluar, untuk mencari udara segar sambil memesan makan untuknya dan Farah.

Setelah pintu di tutup oleh Gabriel dari luar, Mikaela memanggil Farah membuat perempuan yang masih nyenyak dengan selimut membalut tubuhnya terganggu, "Ih Farahhh! Bangun udah pagi!!"

"Ck, iya ini bangun! Lo sakit sakit tetep nyebelin ya" Perempuan itu duduk dengan paksa dan menatap Mikaela sebal.

Mikaela berdehem pelan, "Lo.. pasti udah tau kenapa gue sampe kayak gini kan?"

Farah mengangguk pelan, dan membuka bibir hendak marah marah sebelum Mikaela memotongnya, "Abang gue gak tau kan? Gue begini.. karna.. itu?"

Farah menarik napas kasar dan membuang muka "Enggak, Bianca yang jelasin ke Abang Lo, kalau Lo jatoh dari tangga"

Mikaela menarik napas lega, namun suara Farah kemudian membuatnya kembali berpikir, "Tapi Bang Iyel gak percaya lah! Udah deh Lo jujur aja, biar si Dewa masuk penjara sekalian!"

Mikaela menggeleng kuat, "Jangan! Jangan gituu! Dia bukan sadar malah makin parah kalau di laporin Farah!"

Mata Farah memicing, perempuan itu duduk dengan tegak dan bersiap dengan omelannya "Heh, bukan tugas Lo buat menyadarkan Dewa kaalu dia gila! Tugas Lo itu, bikin dia jera dan gak gangguin Lo lagi! Gak usah baik baik banget deh, sok sok an mau nyadarin dia! Yang ada Elo di kunyah sama dia!"

I'm a MessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang