ES - 02

113 19 0
                                    

Sekarang, suasana diperpus seperti biasanya. Sunyi, sepi, damai dan nyaman. Hanya ada beberapa orang yang sedang membaca buku, ada yang tidur numpang ngadem, dan penjaga perpustakan yang selalu setia berada diperpus.

Gue disini, disebelah pojokan tempat yang jadi favorite gue selama diperpus. Karna kalau dipojokan jarang terlihat sama orang lain, jadi enak aja kalau buat tidur sama bolos. Eh, hahaha.

Buku yang ada ditangan gue sekarang adalah buku dongeng yang berjudul Hansel dan Gretel. Sebenarnya, gue sama sekali nggak baca buku itu. Hanya saja gue cuma ngebuka biar seolah-olah gue lagi ngebaca. Padahal, enggak.

Yang gue pikirin sekarang cuma kejadian tadi dilapangan, tepatnya dibawah tiang bendera. Gue masih nggak nyangka sama apa yang tadi terjadi.

Flashback On

Tiba-tiba ada orang yang naruh topi diatas kepala gue. Gue yang kaget pun langsung ngelirik kearah samping kanan gue. Oh My God ... Cobaan apa lagi ini?

Waktu seketika berhenti sejenak, mata gue dan mata seseorang yang ada disamping gue bertubrukan. Saling menatap hingga beberapa detik.

Gue yang sadar langsung mengalihkan pandangan gue kearah lain, sesekali gue gugup.

"Eumm. Makasih." ucap gue yang masih menatap kearah lain.

Cowok bertubuh tinggi itu masih setia berdiri disamping gue. Duh, kenapa nggak pergi aja sih? Bikin gue jantungan tau nggak.

Gue sama cowok itu sama-sama diam. Tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. Hingga akhirnya bel 1 jam pelajaran bu Mala telah selesai.

"Permisi, duluan." kata gue sembari melepaskan topi yang cowok tadi kasih ke gue, lalu kaki gue melangkah kearah perpus. Mungkin, ini saatnya gue buat tenangin diri. Lebih tepatnya bolos.

Masa bodo soal dapet hukuman lagi atau engga, karna sekarang pikiran gue lagi buyar.

Flashback Off

"Duhh! Gue ngapain sih mikirin dia terus? Nggak guna tau nggak!" dumel gue disaat pikiran gue masih terngiang-ngiang kejadian tadi sambil menjambak rambut gue pelan. Tanda, stress.

Bel pintu perpustakaan menggema, tanda ada seseorang yang masuk ke dalam perpustakaan.

Seperti dugaan gue, yaitu Bianca. Pasti nih anak nyariin gue, pasalnya dia dari tadi udah spam chat ke gue lewat aplikasi line.

Benar kan apa gue duga. Bianca datang dengan wajah kesalnya dia. "Lo! Dari tadi kemana aja sih?!" kesal Bianca yang langsung menarik kursi lain dan duduk dihadapan gue.

Nafas Bianca memburu, tanda ia benar-benar kesal. Lalu seketika Bianca menunjukkan handphone nya kedepan wajah gue.

Sebuah percakapan dari line dirinya dan pacar barunya itu tertera dilayar handphone nya itu. Isi dari percakapannya adalah dimana sang pacar baru telah membatalkan ajakan nonton filmnya dan dibalas emot nangis oleh Bianca. Dasar, lebay!

"Gue kesel Ra! Udah seneng-seneng tadi pagi. Eh, sekarang Kamal malah ngebatalin gitu aja." cemberut Bianca dengan bibir maju kedepan ala-ala bebek.

"Astaga, gue kira kenapa."

"Akhhh! Pokoknya gue kesel kesel kesel banget."

Kemudian suara lantang dari ibu penjaga perpus menggunakan kacamata itu menggelegar. "Kalian berdua! Selalu saja ribut ketika disini, sudah tau diperpus tidak boleh berisik."

Tuh kan. Selalu seperti ini. Setiap ada Bianca masuk perpus, kebiasaan mulut merconnya nggak pernah dilupakan. Ujung-ujung nya gue juga kena omelan dari Bu Wati kan.

Ending SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang