ES - 26

29 3 0
                                    

Hari ini Andra sudah diperbolehkan pulang kerumah setelah seminggu lebih dirawat dirumah sakit. Sekarang kondisinya sudah semakin membaik, ia juga sudah mulai masuk sekolah.

SMA Cakrawala, sekolah Andra. Sekolah yang letaknya tidak jauh dari sekolah Alvira. Hanya beberapa meter jaraknya.

Andra sudah rapih mengenakan seragam sekolahnya, kembali menjalankan rutinitasnya sebagai seorang pelajar. Dan membawa bekal ilmu yang telah diberikan oleh gurunya disekolah.

Kedua tangannya ia masukkan kedalan saku celananya, bibirnya bersiul disepanjang jalan menyelusuri koridor demi koridor kelas.

Langkah kakinya berhenti pada kelas yang sudah lama tak ia kunjungi. Kelas XII IPA 1. Baru saja langkah kakinya ia pijak diubin kelasnya, suara cempreng khas perempuan memenuhi gendang telinganya.

Dengan cepat, Andra menutupi kedua daun telinganya dengan kedua tangan.

"GEO!" teriak Grasella tepat disaat melihat Andra memasuki kelas.

Andra menghela nafas kasar, bisa-bisanya pagi indah yang cerah ini buyar hanya karena makhluk didepannya ini.

"Apa?" tanyanya, datar.

Grasella menggoyang-goyangkan tubuhnya kekanan dan kekiri dengan kedua tangan yang disatukan dibelakang tubuhnya. Tak lupa, senyum yang dibuat sok manis.

"Kamu udah sembuh?" tanyanya sok imut.

Andra tidak menghiraukan pertanyaan yang diberikan oleh Grasella, ia melanjutkan langkah kakinya kearah meja dibelakang. Menaruh tasnya kemudian mengeluarkan airpods yang berada disakunya.

Wajahnya datar, tidak memasang ekspresi apapun. Ia memilih untuk mendengarkan lagu untuk menetralkan paginya.

Seorang bertubuh jangkung dan dua lainnya memasuki kelas Andra, ia bersorak bangga saat melihat sahabatnya itu sudah bisa bersekolah kembali.

"Woi Ndra!" sapa Martin dari arah pintu.

"Akhirnya masuk juga lo," celetuk Bisma dan Kianu yang mengangguk tanpa mengeluarkan suara.

Sudut bibir Andra mengangkat, "Yoi." jawabnya singkat. Ketiga temannya itu menghampiri Andra, melepas tas yang masih bergantung pada pundak lalu dilemparnya asal kekursi.

Grasella mengamati kejadian itu, ia baru sadar ternyata sikap dingin Andra hanya terjadi kepada dirinya. Kemudian dengan perasaan menggebu ia menghampiri kawanan Andra.

"Geo!" panggilnya lagi, kali ini dengan suara bentakan.

Andra mendongakan wajahnya, menatap Grasella tanpa mimik wajah. "Apa?"

Grasella mendorong kasar Kianu yang tepat berada disamping Andra. "Apansi lo?!" ucap Kianu kesal.

"Minggir!"

Kianu mengalah, ia menggeserkan tubuhnya membiarkan Grasella melakukan hal yang ia inginkan. Kalau jantungnya tiba-tiba kambuh, dengan sangat ogah-ogahan Kianu tidak mau ikut campur.

Lebih baik ia mengalah.

"Kamu kenapa cuekin aku?!" tanyanya pada Andra sedikit menghentakan kakinya.

Yang ditanya hanya memainkan game diponselnya, sengaja menulikan pendengarannya. Sementara itu Grasella sudah dipenuhi rasa amarahnya, ia menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Nafasnya nemburu, ada rasa marah didalam dadanya.

Martin yang sejak tadi memperhatikan tingkah Grasella yang ingin sekali berbicara pada Andra geram, "Lo bisa pergi aja nggak?" tanya Martin pada Grasella.

Grasella menoleh pada Martin, tubuhnya sudah seluruhnya mengarah pada Martin. "Lo diem aja!" jawabnya.

"Mending lo pergi aja La, kalo bisa lo pindah kelas." tambah Bisma.

Ending SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang