ES - 24

26 4 0
                                    

Selamat Membaca! 🤗
.

.

.

Sudah terhitung empat hari ini Andra dirumah sakit, kondisinya sudah semakin membaik dan ia baru saja siuman. Untung saja, keadaan ruangan Andra tidak sedang ramai dengan teman-temannya hanya ada kedua orang tuanya yang masih setia menunggu anak semata wayangnya.

Dokter sudah mengecek kondisi Andra setelah habis kecelakaan, dan menyimpulkan bahwa Andra sudah baik-baik saja tetapi masih harus dirawat inap.

Para kepolisian juga sudah mengamati kejadian yang ditimpa oleh Andra, menurut pihak yang berwajib kecelakaan ini bukan murni kecelakaan pada umumnya tetapi kecelakaan yang disengajakan, karena rem motor Andra sudah blong menyebabkan Andra pada saat itu tidak bisa mengerem.

"Mah?" sahut Andra pada Metta yang tengah menyuapinya bubur hangat.

Metta menoleh pada Andra, "Kenapa sayang?"

"Pacar aku kesini?" tanyanya pelan.

Senyum Metta terukir jelas, menampakkan kerutan halus yang ada diujung matanya. Ia mengangguk menjawab pertanyaan anaknya.

"Serius?" lagi-lagi Andra bertanya.

"Iya, masa Mama bohong."

Andra terkikik geli, ia merasa senang saat tahu bahwa pacarnya ini juga menjenguknya. "Alvira suruh kesini lagi Mah," pintanya.

Damian yang tengah memainkan handphonenya, membenarkan letak kacamatanya yang merosot. "Dia sekolah," jawabnya mewakili sang istri.

Raut wajah Andra berubah menjadi muram. Ia melirik Metta dengan wajah memelas. Seolah-olah mengatakan 'Mahhh...' .

"Iya, Alvira sekolah dulu nanti pasti kesini kok." Metta menyetujui perkataan sang suami.

Damian melihat kearah jam ditangannya, seraya berdiri menghampiri Andra. "Nanti Papah jemput," ucapnya tiba-tiba.

Baik Andra maupun Metta, mereka berdua seperti mendengarnya didalam mimpi, tidak menyangka bahwa Damian akan berucap seperti itu. Kemudian, Andra tersenyum lebar pada Damian.

"Makasih Pah,"

E N D I N G S C E N E


Waktu sudah menunjukkan puukul 14.45 sore, Alvira sejak tadi menahan mata sayup nya agar tidak menutup dikala jam pelajaran berlangsung. Ia menopang wajahnya dengan kedua tangannya dan siku yang menjadi tumpuan dimeja.

Rasa mengantuk yang sudah tidak kuat lagi ia tahan, semalam ia bergadang mengerjakan tugas yang sempat ia lupakan hanya karena menemani Andra dirumah sakit.

Ingin rasanya lima menit lagi segera cepat berlalu, dan ia ingin pulang kerumah untuk tidur menghilangkan rasa kantuknya.

Kringg...!

Kringg...!

Kringg...!

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dengan nyaring disetiap penjuru sekolah. Alvira masih tidak mengubah ekspresi wajahnya, ia tetap mengantuk walau waktu yang ia tunggu telah tiba.

"Bi, ayo!" ajak Alvira pada Bianca yang masih tuch up dengan cermin segi empat yang dipegang nya.

Bianca berdecak sebal, "Ck, ntar dulu napa Ra."

Ending SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang