ES - 25

27 4 0
                                    

Happy Reading!🤗
.

.

.

"Ndra, katanya kecelakaan kamu itu disengajain ya?" tanya Alvira seraya menyuapi makanan kedalam mulut Andra.

"Mungkin,"

Malam ini Alvira tidak ingin pulang kerumah, ia masih betah menjaga Andra dirumah sakit, beberapa hari tidak berbicara dengan Andra sedikit menumbuhkan benih-benih rindu yang mendalam.

Sore tadi, Alvira sempat pulang mandi berpamitan dengan kedua orang tuanya dan membawa seragam sekolah untuk besok. Bahkan ia lupa makan hanya karena Andra.

"Kalo sampe iya nih, jahat banget sumpah." komentar Alvira geram.

Jika memang benar kecelakaan Andra disengajakan oleh orang, Alvira tidak akan main-main dengan tekadnya. Ia akan membalaskan hal yang sama.

Dendam, nggak boleh.

Tahan.

"Udah lah, yang penting aku nggak kenapa-kenapa kan?" jawab Andra tidak perduli.

Alvira memajukan bibirnya seperti bebek, ia kesal dengan respon Andra yang sama sekali tidak perduli. Padahal, Andra sudah membuatnya khawatir. Tetapi yang dikhawatirkan tidak perduli dengan apa yang terjadi, yang penting ia sadar dan masih bertemu dengan kekasihnya.

"Hmm."

Andra mengambil gelas berisikan air putih disampingnya, kemudian meminumnya. Ia sudah kenyang padahal baru beberapa suap menyantap makanan, lebih kenyang lagi kalau yang menyuapinya sekarang adalah Alvira.

"Besok aku pulang," ucap Andra tiba-tiba.

Alvira menganga, "Lho? Bukannya belum boleh ya?" tanyanya.

"Aku bosen disini," jawab Andra lesu.

Kalau dipikir-pikir siapa sih yang tidak bosen kalau terus-terusan dirawat dirumah sakit? Walau semegah apapun kamar inap nya mau semewah apapun fasilitasnya kalau bukan dirumah sendiri pasti akan tidak menyenangkan.

"Om Damian sama tante Metta tau emang?"

Andra menggeleng parau, "Aku belum bilang."

"Tuh belum bilang kan, yakin sama aku pasti nggak bakal diijinin."

"Yatapi aku bosen, By." ucap Andra yang semakin lesu.

Ia menidurkan tubuhnya, lalu memejamkan matanya.

Alvira menghela nafas, kalau sudah begini siapa yang mau membelanya? Ia juga tidak mau Andra selalu berada disini, ia mau Andra kembali sehat dan keluar dari rumah sakit ini.

Tapi apa boleh buat, dokter bilang Andra harus masih dirawat untuk beberapa hari kedepan. Dan Alvira juga tidak bisa menuruti kemauan Andra, bisa-bisa ia kena amuk oleh Damian.

Betapa ingatnya sikap Damian yang dingin dan irit berbicara.

Piring berisikan makan malam Andra ia taruh diatas meja, ia membiarkan Andra tidur. Hatinya meringis kesakitan saat melihat Andra seperti ini.

Ya bagaimana? Bagaimana kalau Alvira membawa kabur Andra dari rumah sakit? Ah, tidak mungkin mengingat betapa ketatnya rumah sakit ini.

"Selamat tidur." ucap Alvira lembut mengusap pucuk kepala Andra.

E N D I N G S C E N E


Bianca dan Kamal kekasihnya tengah berada disalah satu mall di Jakarta, menikmati indahnya malam dengan menghabiskan waktu bersama orang yang disayang.

Ending SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang