Eleutheromania

62 9 3
                                        

Oleh Anjar

Dapatkah setiap orang memahami dirinya dengan pasti? Dirinya yang sesungguhnya, entah periang, suka menolong atau moody. Bisa juga semua sifat, kepribadian, dan juga watak ada dalam satu jiwa insan. Sifat yang selalu berubah atau tidak pasti? Sangat bisa terjadi. Contohnya, dulu ketika memiliki pacar, sangat suka bangun pagi dan bersemangat sepanjang hari. Namun, ketika hubungannya sudah kandas, bangun terlambat, mengurung diri seharian, serta malas untuk melakukan apapun.

Hal itu sangat normal dalam kehidupan. Jangankan manusia, bahkan hewan pun memiliki grafik karakter dan sikap pada ruang dan waktu tertentu. Keatas, kebawah, keatas dan kebawah, atau hanya garis lurus. Kurva atau grafik tersebut menunjukkan adanya kehidupan dalam dunia ini. Ada yang hidup. Benar. Jadi, ketika ada yang mengatakan "Kamu berubah ya!" Tidak apa-apa. Itu hal yang lumrah, dan memang semestinya terjadi. Jepang saja memerlukan perubahan teritorial menjadi hancur lebur dengan di bom oleh Sekutu untuk menjadi negara maju yang menguasai banyak aspek penting dan dibutuhkan negara sekitar bahkan dunia. Dipastikan perubahan adalah part of life makhluk bernyawa. Dengan begitu, seharusnya tidak ada penyesalan ketika hal itu terjadi tetapi bersyukur.

Naik dan turun atau baik dan buruk. Tidak berjalan sesuai konsep dasar? Berjalan atau tidaknya sebuah konsep tergantung dengan subjek dan objek serta the environment. Subjeknya berjalan, tetapi objek dan lingkungan sekitar tertahan. Bisa terjadi dikasus ketika ada satu gadis dalam menstruation phase dan efek dari itu adalah muncul masalah kulit wajah yaitu jerawat, gadis itu biasa saja, menganggap lumrah karena terjadi setiap bulannya. Namun, apa yang teriadi? Insecure, objek jerawat pada wajah gadis tersebut menarik ketidaksukaan orang sekitar untuk dijadikan bahan lelucon, merasa jijik, dan hina. Dan setelah insecure? That's great! If stop on it. And that so bad! Hell! If it makes more hurts.

Paham? Memahami suatu dasar konsep memang sering kali memunculkan banyak pihak pro dan kontra. Mulai dari yang pro, "Nggak papa kali! Biar rajin cuci muka! Toh kalau bersih, dia juga yang untung! ". Kontra menanggapi, "Kamu bilang untung? Ini masalah mental breakdown. Dia sangat bisa depresi! Lalu apa? Bunuh diri! Tolong berfikirlah lebih jauh".Satu. Benar, it makes more hurts.

Paham bahkan khatam mengenai konsep dasar pun belum menjamin apa yang dilakukan selalu benar, tetapi pasti dapat dilihat dari perbuatannya akan lebih baik dibandingkan yang tidak, asal berbicara apalagi tidak memahami aturan main. Sangat lama jika untuk ukuran waktu dalam mempelajari konsepnya dahulu, mayoritas hanya menginginkan jalan pintas yang bekerja efektif dalam satu rintangan saja. Di sekitar juga menyediakan banyak sekali pilihan untuk segala hal. Pilihan untuk tidak mendengarkan apapun yang mengganggu telinga juga tersedia. Sepertinya memang tidak bisa membungkam perkataan buruk mulut orang lain, tetapi menutup telinga sendiri untuk tidak mendengarkan adalah pilihan yang bagus. Eleutheromania.

Pilihan. There's so many choices actually, but not all of us know that options. Dengan banyaknya pilihan untuk menghadapi permasalahan memberikan kesan bahwa 'mengambil semua' kesempatan yang ada adalah keputusan terbaik. Dengan harapan akan dapat 'memaksimalkan' segala pilihan untuk menyelesaikan, tetapi di pertengahan muncul banyak keluhan dan berontak akan tidak cukup kuatnya tubuh menerima segala resiko. Ya, resiko yang sebenarnya diambil olehnya sendiri. Yang awalnya ingin memaksimalkan namun berakhir menyengsarakan. Bahkan dapat mematikan. Dua.

Kemudian, memilih pilihan untuk berhenti sejenak menanyakan dimana letak kesalahan, mengumpat inginkan rehat dan damai dalam kehidupan. Benar. Dipertengahan proses akan muncul keluhan. Kalau dievaluasi, mungkin yang seharusnya ditanyakan adalah dimana letak pikiran sang pemilik tubuh yang dulu memilih jalan. Yang seharusnya dapat menciptakan bahagia bagi dirinya pertama, bukan sekitarnya. Mengikuti standar orang lain dapat menghabiskan waktu 24 jam seluruhnya? Bisa jadi, bahkan kurang. Atau balik lagi, belum sampai berhenti dan berfkir, jiwa raga sudah dihabisi oleh banyaknya kemauan yang hanya menyisakan harapan tidak terwujudkan. Tiga.

A great desire for or obsession with freedom. Keinginan kuat mengenai goals dengan pertimbangan segala aspek kebebasan. Kebebasan untuk memilih jalur yang tepat, kalau bisa cepat dan mudah juga. Pasti menyenangkan. Sangat menguntungkan juga. Menghabiskan waktu di depan laptop untuk menonton drakor (Drama Korea), nongkrong di cafe tujuh jam ditemani satu kopi termurah, dan rebahan sepanjang hari. Surgawi, dibandingkan harus mengikuti segala event luar kota sepanjang semester, panas, jauh dan melelahkan.

Memang menyenangkan melakukan hal-hal yang membuat bahagia, walaupun sesaat. Namun, semakin dipelajari hal bahagia, semakin paham juga akan istilah kebahagiaan orang lain, resiko bahagia, dan jalan mencapai puncak bahagia. Semuanya menyimpan sedikit atau banyak selipan rasa sakit, pengorbanan, dan juga pengurangan. Terlalu rumit untuk dijelaskan, terlalu panjang untuk dijabarkan, dan terlalu muak untuk diperdebatkan.

Persepsi juga diperlukan dalam konsep mengatakan yes and no. Tidak terus-terusan mengatakan yes atau no, karena boomerang yang mematikan akan tercipta. Empat.

Berbelanja make-up? Yes. Berbelanja alat tulis baru? No

Makan tiga kali di cafe? No. Makan tiga kali di angkringan? Yes.

Contoh perbedaan persepsi untuk yes no people.

Memang jika melihat dari segi keberagamannya, menjadikan lebih toleran. Namun, entah apa lagi yang salah, keadaan berjalan tidak sesuai. Semakin kesini, semakin banyak pertanyaan yang muncul, tetapi pada akhirnya semua kegelisahan berakhir pada "Yaudah lah ya". Sesederhana itu memang. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman awal menghadapi pertanyaan dan permasalahan kelak. A quote that said "You're sitting down stressing about something that God has already worked out". Serta pada saatnya, yakin menanggapi hal yang datang dengan eleutheromania. Permasalahan sebesar apapun tidak akan berhasil mengusik pertahanan. Kebahagiaan sejati pun dengan murni tercipta. A great desire for or obsession with freedom

Menjadi BahagiaWhere stories live. Discover now