sebelas

2 1 0
                                    

saat hendak menutup matanya, retha terbangun kembali akibat deringan dari iphone nya. dilayar iphone nya terdapat nama kontak arkan, retha hanya menatap layar iphone yang terus berdering, retha berniat untuk menghindari arkan, setelah itu retha me mode pesawat melanjutkan niatnya untuk tidur.

pagi pun telah tiba, retha sedang menyiapkan sarapan sebelum berangkat sekolah. dirumahnya, retha memang sengaja tidak menyewa pembantu untuk mengurusi segala kegiatan dapur, ia ingin mandiri, toh di rumahnya juga cuma hanya artha dan juga retha, tidak akan terlalu ribet mengurusi rumahnya.

"good morning my lovely sister". sapa artha pada retha yang tengah sibuk menyiapkan sarapan.

"morning too". ujarnya sambil menyendokkan nasi goreng pada piring artha.

disisi lain, arkan tengah melamun didalam kamarnya. ada apa dengan retha? mengapa dari semalam ia tidak membalas chat darinya? apakah ia punya salah? ya memang ia melakukan kesalahan yang fatal, namun ini semua ia lakukan tidak diketahui oleh retha.

tok tok tok

suara ketukan pintu membuyarkan lamunan arkan.

cklek

"kamu kenapa arkan?". tanya bunda siska pada arkan yang terlihat sangat frustasi.

" tadi malam waktu aku di minimarket, aku ketemu lagi sama vanya. terus aku ajak dia ke cafe untuk berbincang sebentar. terus waktu dia tanya sama aku, kalo aku punya pacar atau enggak. aku jawab enggak, aku tau tindakan aku ini salah bun.  aku udah nyakitin perasaan retha, disatu sisi aku cinta sama vanya disisi lain aku nggak mau kehilangan retha". curhatnya pada bundanya yang tengah menatap tidak percaya.

"kamu salah arkan, kamu udah menyakiti pacar kamu sendiri, mama lihat retha sangat cinta sama kamu tapi kamu malah bersikap seolah-olah kamu tidak memiliki hubungan apapun dengannya, kamu mempermainkan perasaan retha arkan. kamu harus memilih satu diantara mereka atau menyakiti keduanya, mungkin kalau retha tahu semua ini retha akan kecewa sama kamu. mama nggak suka kamu nyakitin perasaan perempuan, secara nggak langsung kamu juga menyakiti bunda".  nasihat siska pada arkan, arkan pun menunduk merasa bersalah.

~~~~~

upacara bendera tengah dilaksanakan pagi ini dengan cuaca yang cukup cerah. saat ini retha tengah berada pada barisannya, dan posisi arkan pun berada pada barisan samping barisan retha. sesekali arkan melirik retha yang tengah fokus dalam menatap bendera yang tengah dikibarkan itu.

setelah upacara selesai, retha yang mengetahui arkan akan menghampirinya pun langsung bergeggas pergi menuju kelasnya. arkan mengerutkan keningnya, ada yang beda pada diri retha. mengapa ia merasa, retha tengah menghindarinya.

arkan harus bicara pada retha. apakah retha sudah mengetahui masalah malam itu? tapi dari mana?.

saat arkan tengah memasukki kelasnya, kemudian ia duduk di bangkunya. 

brakk

artha menggebrak meja arkan. "maksut lo apa nyakitin retha hah?". bentaknya pada arkan yang tengah mengerutkan keningnya tidak mengerti.

artha yang tak bisa mengendalikan emosinya langsung mendaratkan bogeman pada arkan yang membuat ia tersungkur ke lantai.

melihat pertikaian mereka berdua, segeralah rico memisahkannya sebelum guru datang dan akan membawanya ke ruang bk.

saat retha tengah berjalan santai dikoridor sekolah untuk menuju perpustakaan, tiba tiba tangan retha dicekal oleh arkan, retha kemudian hendak melenggang pergi namun tiba tiba arkan mencekal tangannya dan memeluknya.

saat keadaan hening beberapa menit, retha pun mendorong dada arkan untuk menjauh darinya.

"heiii....  kenapa?". lirih arkan

retha diam mengalihkan pandangannya dari arkan. retha marah, retha sedang tidak ingin menatap arkan. jika retha menatap arkan, ia akan teringat segala ucapan arkan pada perempuan itu. sakit, itu yang saat ini tengah dirasakan oleh retha.

"aku ada salah sama kamu?". retha pun menatap lesu ke arah arkan.

"kamu tega ya ar, kamu tega sama aku. kamu ngancurin perasaan aku, mana janji kamu? kamu bilang sama aku kalo kamu mau ngebahagian aku". lirih retha dengan berkaca kaca.

arkan pun diam termangu. apa maksud retha? apa retha mengetahui semuanya? dari mana ia tahu?.

"nggak usah pura pura nggak tau deh ar, aku udah tahu semuanya. kamu tega banget  sama aku ar, kamu nggak menganggap aku sama sekali. aku ini apa? permainan kamu?, siapa cewek yang kemarin di cafe itu?". tanya retha yang membuat arkan terlonjak kaget.

"kamu tau?".

"semuanya aku tau, kamu nggak sadar aja kalau ada aku disana".

degg

jantung arkan seketika berhenti berdetak. jadi ini alasan retha menghindarinya?. "kamu salah paham sayang". ucap arkan sambil mengenggam tangan retha.

retha pun menepis tangan arkan secara paksa, "don't touch me arkan!". arkan pun diam termangu menatap retha. semua pandangan siswa siswi seketika tertuju pada mereka berdua.

arkan yang tidak ingin menjadi pusat perhatian, langsung saja mengajak retha untuk menuju ke rooftop. "kita perlu bicara retha, ayo kita selesaikan masalah ini dirooftop". sebelum retha menjawab ucapan arkan, retha langsung berjalan untuk menuju rooftop yang diikuti oleh  arkan dibelakangnya.

sesampainya di rooftop, arkan menghampiri retha yang tengah menatap arkan.

"jelasin!". pinta retha

"kemarin, yang kamu liat itu.... vanya, sahabat aku yang pernah aku ceritain ke kamu, aku nggak ada perasaan sama dia sayang, kita cuma sahabat". ucap arkan.

"tapi kamu pernah cinta sama dia". ujar retha tiba tiba. "terus apa alasan kamu nggak nganggep aku?, ternyata dalam hubungan kita ini cuma aku yang merasa ada hubungan sama kamu". lanjutnya

"bukan gitu sayang, tapi aku nggak mau nyakitin perasaan van-". ucapan arkan terpotong karna tiba tiba retha menyambar ucapanya.

"tapi kamu nyakitin aku arkan". gumam retha

"maafin aku sayang, aku cinta, aku sayang banget sama kamu pliss jangan kaya gini. aku nggak cinta sama vanya, aku cuma nganggap dia sahabat sekaligus adik aku, aku cuma cinta sama kamu". ucapnya menyakini retha.

entah apa yang di rasakan retha, retha tiba tiba saja luluh dengan perkataan arkan, retha menatap bola mata arkan lekat lekat mencari kebohongan dari bola matanya, tetapi tidak ada tanda tanda kebohongan.

tiba tiba saja arkan memeluk retha, retha yang tengah dipeluknya pun membalas pelukkan arkan.

"aku masih marah ya sama kamu". ucap reta mengerucutkan bibirnya.

arkan pun mengusap kepala rambut retha gemas. "jangan marah lagi dong.. nanti aku traktir es krim deh".

"kamu nyoggok aku ya?". sinis retha, yang dibalas cengiran oleh arkan.

arkan tengah mengantar retha menuju kelasnya.

"nanti pulang sama aku, dan sesuai janji aku, nanti aku traktir kamu es krim di kedai eskrim. oke? ".

"oke bosss".

retha pun melenggang masuk kedalam kelasnya yang sudah terdapat rara dan vella.

"cieee dah baikannn niihh". goda vella pada retha yang dibalas senyuman oleh retha.

bu eni, guru matematika pun datang dan melanjutkan kegiatan belajar mengajar.



*****

~arretha~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang