arkan dan juga retha tengah menyantap es krim yang tengah berada di genggamannya masing masing.
"makasih ya ar".
"iyaa.. apasih yang enggak buat kamu". gombal arkan, retha pun tersenyum dibuatnya.
"ar". ujar retha, sontak membuat arkan menengok kearah retha. "kamu jangan ngulangin hal yang sama kaya kemarin ya". lirihnya.
arkan pun mengelus pipi retha lembut. "aku janji nggak bakal ulangin hal yang sama". ujarnya
----
artha tengah menatap kearah arkan yang tengah mengenggam tangan retha untuk menghampirinya. apakah retha sudah baikan dengan arkan? kalau iya, artha sedikit lega karna artha tidak menyukai retha yang akhir akhir ini sering galau dan melamun.
saat arkan dan artha saling pandang, kemudian artha membuka suaranya. ia menghampiri arkan dan bersalaman ala cowok jaman sekarang. "soory ya bro, gur udah bogem lo waktu itu, hehe kelepasan. lagian gue emosi banget waktu itu".
"sans broo,gue ngerti". ucapnya membalas salaman dari artha. kemudian arkan menatap retha. "yaudah, aku pulang ya. habis ini kamu mandi, makan, terus istirahat". ujarnya pada retha.
retha pun tersenyum mengangguk mengiyakan. "hati-hati ya". arkan pun tersenyum dan melenggang memasukki mobilnya. retha pun masih setia menatapnya.
"udah udah, masuk gih sana mandi terus makan, gue udah beliin makanan tadi di atas meja".
"iya iya". ucapnya. kemudian retha masuk kedalam, dan menuju kamarnya.
***
disisi lain arkan sedang menyetir mobilnya, tiba tiba iphone nya berdering, dan tertera nama vanya dilayar iphone nya. arkan menghentikan mobilnya dipinggir jalan, segera arkan mengangkat telfon dari vanya.
"halo van".
"..."
"aku lagi dijalan ini mau pulang".
"..."
"oke oke, aku kesana sekarang".
arkan mematikan sambungan telfonnya, dan segera bergeggas menuju apartemen vanya.
sampainya didepan pintu kamar vanya, arkan pun mengetuk pintu kamar apartemen itu.
tok tok tok
tiba tiba vanya membukakan pintunya.
"masuk ar".
arkan pun masuk kedalam apartemen vanya menuju sofa yabg sudah disediakan orange jus di mejanya.
"ar kamu punya pacar ya?". tanya vanya tiba tiba, dan membuat arkan menatapnya.
"kamu tau dari mana?".
"aku pernah liat kamu jalan berdua sama cewek itu".
"iya, aku emang udah punya pacar".
"oh". gumam vanya kecewa.
"jangan sedih gitu dong, walaupun aku punya pacar, aku nggak bakal ngurangin rasa sayang aku kekamu sebagai sahabat". ujarnya, namun hal itu membuat vanya semakin kecewa.
'kamu tau ar? aku sedih denger kamu ngomong kalau kamu cuma anggap sebagai sahabat, aku cinta sama kamu ar, aku sayang sama kamu. aku akan berusaha mengambil kamu dari cewek itu ar, aku nggak mau milik aku diambil sama orang lain'. batin vanya
"oh ya van, lo nggak ada niatan mau pindah sekolah di jakarta? ". tanya arkan yang membuyarkan lamunan vanya.
"eh.. em ada kok, aku malah udah daftar disana". jawabnya
"dimana?".
~~~
"eh lo udah tau belum tha? katanya ada murid baru loh dikelas kita ini". ujar rara
"siapa?. cewek? cowok? ". tanya retha.
"kalo gue denger denger si cewek, pindahan dari london gitu".
"oh". ujar retha singkat.
tiba tiba wali kelas retha pun datang dan diikuti oleh murid baru dibelakangnya.
"selamat pagi anak anak". sapa bu endang
"pagi". jawab seisi kelas serempak, semua murid tertuju pada murid baru itu , namun beda dengan retha yang tengah menelangkupkan wajahnya dengan kedua tangannya diatas meja.
"anak anak, kelas kalian hari ini kedatangan murid baru, ayo silahkan perkenalkan nama kamu". pinta bu endang pada murid baru itu.
"halo.. perkenalkan nama aku pricilla vanya sari, kalian bisa panggil aku vanya". ucapnya. semua murid yang tengah memandang vanya pun sangat terpesona dengan kecantikannya.
retha yang mendengar kata vanya pun sontak menatap lurus kedepan.
'itukan vanya sahabat arkan yang waktu itu di cafe'. pandangan retha dan juga vanya bertemu
"baik vanya kamu silahkan duduk dibangku kosong belakang retha.retha angkat tangan kamu". sontak retha mengangkat tangannya, kemudian vanya bergegas duduk dibangkunya.
'jadi ini yang namanya retha, yang katanya pacarnya arkan'. batin vanya
saat istirahat telah tiba, arkan bergegas untuk menghampiri retha menuju kelasnya untuk mengajaknya kekantin. saat sampai di pintu kelas retha, arkan menangkap sosok vanya yang duduk dibangku belakang retha. arkan bingung, ia harus menghampiri retha atau vanya?
beberapa menit kemudian vanya menghampiri arkan yang tengah dilihat retha, vella dan juga rara. "hai arkan". sapa vanya,
"jadi kamu sekolah disini?". tanya arkan yang diangguki oleh vanya. "kenapa nggak bilang?". lanjutnya
"aku mau kasih kejutan buat kamu aja, gimana? seneng nggak?". tanya vanya yang diangguki oleh arkan.
pandangan retha dan juga arkan pun bertemu. "sayang, ayo kekantin". ajak arkan pada retha, tetapi disisi lain vanya menatap kesal pada retha.
"udah gih sono samperin, gue sama rara juga udah ditunggu sama yayang yayang kita dikantin". ucap vella diselingi cengirannya.
kemudian arkan, retha dan juga vanya berjalan menuju kantin.
sesampainya dikantin, tak ada suara apapun dari mereka bertiga, hening.
"oh ya, retha kenalin ini vanya sahabat aku, vanya kenalin ini retha...... pacar aku". ujarnya dengan melirihkan kata pacar. retha menatap arkan sekilas, kemudian tangannya ia ulurkan dihadapan vanya.
"retha".
"vanya". ujar vanya dengan membalas uluran tangan retha.
saat mereka bertiga selesai menyantap makananannya arkan pun berujar. "sayang, maaf ya nanti aku nggak bisa anter kamu pulang, aku mau anter vanya ke apartemennya sebentar".
retha dan juga vanya pun saling menatap. "iya gapapa kok, nanti aku pulang bareng bang artha aja, yaudah aku kekelas duluan ya, pasti vella sama rara nungguin aku". ucap retha santai, ia saat ini merasa biasa aja. toh arkan menganggap vanya juga hanya sekedar sahabat. kemudian retha melenggang pergi untuk menuju kekelasnya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
~arretha~
Teen Fiction~Jatuh cinta adalah anugerah yang datang tanpa bisa kita cegah. Berbagai rasa bercampur aduk. Tidak ada lagi batasan antara kecewa, senang, marah, bahagia, cemburu dan masih banyak lagi. Untuk sebagian orang memiliki pasangan yang bersikap romantis...