tigabelas

1 0 0
                                    

'20:21'

retha tengah bersandar di sofa ruang tamu, menunggu kabar dari arkan, dari pulang sekolah sampai saat ini arkan belum juga mengabarinya.

"dek mau ikut nggak?". ucap artha tiba tiba

"kemana? ".

"pasar malem sama rara, ayo ikut dari pada galau terus lo dari tadi".

"lah kalo lo sama rara terus gue jadi nyamuk gitu? ". ketus retha.

"yaenggak lah, rara ajak vella. lagi pula vella juga belum pasti katanya kalo ada lo dia baru ikut, soalnya rico juga lagi nggak bisa, jadi lo sama vella terus gue sama rara hehe". cengir artha

"yaudah yaudah gue siap siap dulu deh". retha pun bergeggas kedalam kamar untuk mengganti pakaiannya.

sesampainya di wahana pasar malam retha dan vella berpisah dengan artha dan juga rara. ia tidak ingin menganggu moment kebersamaan mereka.

"tha ayo duduk situ". tunjuk vella pada kursi kosong didepannya.

retha dan vella pun menghampiri kursi kosong itu. "kok lo tumben nggak sama arkan? ". tanya vella tiba tiba.

"gue juga nggak tau sih dari tadi pulang sekolah dia nganter vanya pulang, nggak ada kabar sama sekali".

"perasaan, semenjak kedatangan vanya arkan berubah ya sama lo?, lo nggak curiga sama mereka? ".

"iya, gue juga ngerasain itu. tapi gue nggak mau berfikiran yang enggak enggak sama mereka, toh arkan pernah bilang sama gue kalo vanya itu sahabat dia dari kecil".

"tapi ya tha, nggak ada loh yang namanya sahabat cowok cewek sampek sedeket itu kecuali mereka ada timbul rasa suka satu sama lain". ucapan vella membuat tatapan retha tertuju padanya

"arkan juga pernah bilang sama gue, kalo dia pernah cinta sama vanya". gumamnya

setelah lama mereka berbincang, vella menangkap sosok arkan dan juga vanya yang tengah memakan eskrim, berdua.

"eh. eh. tha itu bukannya arkan sama vanya ya? ". ujar vella sambil menyenggol lengan retha.

retha sontak mengikuti arah pandang vella dan benar apa yang dikatakan vella, disitu terdapat arkan yang tengah tertawa bersama dengan vanya seperti seorang kekasih.

"tha lo nggak mau ngelabrak mereka?". tanya retha.

"enggak. buat apa? mungkin emang bener, kebahagian arkan ada dalam diri vanya". lirihnya yang masih tetap menatap kearah vanya dan arkan.

"tapi ya tha, lo berhak kesal, marah dan  cemburu sama arkan, dia kan pacar lo tha, lo gak bisa diem gitu aja dong". kesal vella pada retha.

"iya, tapi disini cuma gue doang yang nganggep ada hubungan sama dia, nggak dengan arkan". ujarnya

"kok lo ngomongnya gitu?". vella mengerutkan keningnya bingung.

"lo gak tau aja, waktu itu gue mergoki arkan sama vanya lagi di cafe berdua. gue denger pembicaraan mereka, vanya tanya sama arkan kalo dia punya pacar apa belom. terus yang bikin gue kecewa sama dia, dia nggak nganggep gue vell. dia bilang sama vanya kalo dia nggak punya pacar, kurang sabar gimana coba gue?". ucapnya.

"yaampun tha, kok lo nggak cerita si sama gue juga rara, kan kalo lo cerita sama kita jadi kan kita bisa kasih solusi buat lo, kalo lo mendem sendiri kan berat tha, pantes aja lo waktu itu kaya ngehindar gitu sama arkan. terus lo kok bisa baikan lagi sama dia?"

"dia jelasin kegue, kalo dia nggak ada hubungan apa apa sama vanya, dia cuma nganggep vanya sahabat sekaligus adiknya".

"lo percaya?". tanya vella, retha pun mengangguk mengiyakan.

"omaigatt retha, lo jangan deh mau maunya dibegoin sama arkan. iya kalo arkan nganggepnya sahabat, beda hal nya sama vanya, kalo vanya nganggep hubungan serius sama arkan gimana? ".

"iya juga sih, tapi kan setiap hubungan itu harus didasari kepercayaan satu sama lain vell". 

"tha lo boleh aja polos, gampang percaya,  bego jangan. lo nggak tau aja kadang orang itu, mulut sama hati beda pengutaraaanya. iya mulutnya bilang 'bukan', beda lagi sama hatinya, kalo hatinya bilang 'iya',  ya tetep iya tha". retha pun diam.  apakah ia terlalu bodoh?.

"emang gue polos banget ya?". tanya retha.

"gak cuma polos doang lo juga bego, otak lo bebel banget deh". ucapnya santai yang langsung mendapatkan toyoran dari retha.

"eh goblok, kok lo malah ngehina gue sih". kesal retha pada vella, vella hanya menatap retha dengan cengirannya.

"udah ah ayo cari abang lo sama rara, udah malem ini".  retha dan vella pun beranjak  dari duduknya untuk mencari sepasang kekasih itu.




*****

~arretha~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang