saat ini arkan tengah berada di taman rumah sakit. ia menangis, mengapa retha gadis yang ia sayangi mengalami hal seperti ini. bagaimana mungkin retha melupakan semua kebersamaan bersamanya.
arkan melamun, sampai ia tidak menyadari bahwa artha dihadapannya.
"retha kok nggak ada di ruangannya, dimana dia?". arkan pun menatap artha
"udah dipindahin keruang inap". jawabnya dengan wajah yang sedih.
"alhamdulillah kalau gitu, terus lo kenapa sedih? bukannya harusnya lo seneng retha udah membaik". ujarnya tak tau apa apa
"retha.. amnesia". ujar arkan dengan pandangan kedepan, namun artha terlonjak kaget dengan perkataannya.
"ma.. maksut lo?dia lupa semuanya?". ucap artha penuh tanda tanya.
"dia nggak lupa semuanya, tapi dia cuma lupa sama kejadian yang nggak lama retha alami, termasuk awal perkenalan gue sama dia. dia cuma inget sama masa lalunya, lebih baik kita keruangan retha". ajak arkan yang langsung beranjak dari duduk nya dan diikuti oleh artha
sesampainya di ruang inap retha, ternyata retha sudah siuman. retha menatap intens arkan dan juga artha. tak ada yang membuka suara saat itu. hingga pada akhirnya, retha membuka suaranya.
"bang artha". ucap retha lemas, namun hal itu membuat artha mengucap syukur karna retha tidak melupakannya namun sebaliknya dengan arkan, ia diam menatap retha dari sofa yang ia duduki.
dan pada saat itu vella, rara, rico masuk kedalam ruangan itu sambil membawa buah buahhan untuk retha.
"retha gimana keadaa lo? lo udah gapapa?". tanya rara cemas
"gue nggak papa, emang kenapa? ". ujar retha semakin bingung, karna saat ini retha belum mengingat musibah yang baru saja menimpanya.
"yaampunn beb, lo kok bisa kek gini sih. sepi tau nggak ada lo". ucap rara mendramatis.
lain dengan rico, rico yang menatap arkan yang tengah menatap kosong pun menghampirinya, karna ia tahu semuanya setelah artha menjelaskannya tadi saat artha mengajaknya untuk mencari tau soal kejadian yang menimpa retha, namun semua itu gagal saat itu cctv didepan cafe itu tengah mati.
tiga hari kemudian, retha sudah diperbolehkan pulang oleh dokter karna keadaannya memang sudah membaik hanya saja ingatannya masih belum bisa pulih.
saat ini retha tengah berada diranjang kamarnya setelah ia diantar pulang oleh arkan dan artha, meskipun retha tak mengingat apa pun tentang arkan namun batinnya terasa. retha merasa ada sesuatu dalam diri arkan untuk retha.
'apa benar arkan pacar gue?'. tanyanya dalam hati, ia mencoba mengingat ingat kejadian yang baru saja ia alami namun nihil semua itu sia sia dan hal itu membuat kepala retha terasa sangat sakit.
tok tok tok
artha pun langsung masuk kedalam kamar retha yang tak dikunci sambil menbawa nampan bubur , ia menghampiri adiknya yang tengah memegangi kepalanya.
"loh dek kamu kenapa sini makan terus minum obat udah abang siapin". ucapnya
retha pun mengangguk lemas dan memakan bubur itu, setelah selesai makan retha langsung meminum obatnya.
"bang, kenapa gue nggak bisa inget sama cowok yang namanya arkan terus ngaku kalo dia pacar gue, emang bener?terus cowok yang katanya pacarnya vella itu siapa? ". tanyanya menatap artha
"arkan emang pacar kamu dek, dia sayang banget sama kamu begitupun sebaliknya, kamu juga sayang banget sama arkan terus kalo pacarnya vella itu namanya rico, sahabat aku sama arkan". jelasnya
"tapi kenapa gue nggak bisa inget mereka sih bang, kenapa? gue udah coba nginget nginget itu tapi sama aja kepala aku rasanya sakit banget". ucapnya seraya menangis, langsung saja artha mendaratkan kepala retha ke pelukannya.
"kamu jangan paksa diri kamu buat nginget semuanya yang belum kamu inget, itu sama aja kamu nyakitin diri kamu sendiri dek, biar ingatan kamu pulih dengan sendirinya aja". ujar artha seraya mengelus bahu retha
"bang gue besok sekolah ya". ujarnya sambil menatap artha penuh harap
"jangan, kamu jangan sekolah dulu. kamu harus istirahat dirumah, oke?".
"aku udah sehat bang, gapapa ya? ya? ya?".
"yaudah deh tapi kamu harus jaga diri ya dan inget pesen abang, jangan paksa buat nginget semuanya paham?". retha pun mengangguk seraya tersenyum lebar.
pagi pun tlah tiba, retha bangun dari tidurnya kala suara alarm menunjukkan pukul 06:00 berbunyi. retha pun bergeggas menuju kamar mandinya.
retha menuruni tangga dan mendapati artha yang sibuk menyiapkan makanan.
"loh bang, lo ngapain".
"sini makan, udh gue buatin nasi goreng nih".
"lah, emang lo bisa masak?".
"yabisa lah, dikit dikit hehe".
retha segera duduk dikursi meja makan untuk menyantap nasi goreng yang dibuat artha.
tok tok tok
suara ketukan pintu rumahnya membuat artha dan retha menghentikan makannya.
"siapa?". tanya retha, artha pun mengangkat bahunya tidak tahu.
artha segera membukakkan pintu rumahnya dan mendapati arkan yang berada didepan pintu mengenakan seragam sekolahnya.
"retha?". tanya arkan
"ada tuh lagi sarapan, ar gue minta lo jangan paksa retha buat nginget semuanya ya". pinta artha
"sans". ujar arkan langsung saja memasuki rumah menghampiri retha.
artha pun menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. "belum juga gue bilang masuk, udah nyelonong aja".
disisi lain, retha tak menyadari bahwa arkan menghampiri.
"siapa bang".
arkan pun langsung saja duduk di samping kursi retha. retha yang menyadarinya pun menghentikan makannya.
"ka.. kamu?". ucapnya terbata bata
"cepet selesaiin makan kamu terus berangkat sekolah bareng aku".
"ta.. tapi".
"udah lah dek, biasanya kamu emang suka dijemput sama arkan. udah sana berangkat, gue juga mau jemput rara dulu". ujar artha
retha pun menurut, ia mengambil ranselnya kemudian bergegas mengikuti arkan menuju mobil.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
~arretha~
Teen Fiction~Jatuh cinta adalah anugerah yang datang tanpa bisa kita cegah. Berbagai rasa bercampur aduk. Tidak ada lagi batasan antara kecewa, senang, marah, bahagia, cemburu dan masih banyak lagi. Untuk sebagian orang memiliki pasangan yang bersikap romantis...