Sepuluh

2.3K 85 0
                                    

"Gue nggak bisa ikut malam ini," ucap Anna di hadapan Anggun yang tengah menonton televisi. Anna kemudian duduk di samping Anggun.

Anggun memutar kepalanya. Memandang Anna. "Kenapa?"

Anna ikut memandang Anggun. Ia tidak mungkin mengatakan akan pergi bersama Reihan, dengan keadaan Anggun yang emang menyukai laki-laki itu. "Gue... ada acara sama temen SMA."

"Teman SMA?" tanya Anggun.

Anna menganggukan kepala. Ia tidak bohong, Reihan memang teman SMA dia.

"Dulu kan gue waktu SMA tinggal di Bandung dan beberapa hari yang lalu gue ketemu dia."

Kini Anggun yang giliran mengangguk-anggukan kepala. "Ya udah, nanti biar gue yang ngomong sama yang lainnya."

Seketika Anna langsung tersenyum sumringah dan memeluk Anggun. "Makasih ya, Nggun. Lo emang paling baik."

Anggun segera menyingkirkan tangan Anna dan kembali fokus menatap layar televisi yang ada di depannya. "Jangan ganggu gue, gue lagi fokus nonton dorama Jepang ini," ucapnya.

Anna ikut memandang layar televisi dan ia melihat DVD yang ada di bawah TV tersebut menyala. Oh, drama lagi, drama lagi.

Anna bangkit dari sofa dan bergegas ke kamarnya. Reihan mengatakan akan menjemputnya pukul tujuh malam dan sekarang sudah pukul lima, jadi sebaiknya Anna siap-siap. Anna bergerak menuju lemarinya dan membukanya.

Sebaiknya ia mengenakan baju apa, ya?

***

Anna keluar kamarnya dengan memakai rok selutut berwarna perpaduan hitam dengan biru dan untuk atasan ia memilih memakai blazer. Setelah mencoba hampir semua pakaian yang ada di lemari, akhirnya pilihannya jatuh ke pakaian yang saat ini dipakainya. Malam ini ia juga menanggalkan kaca mata minusnya dan menggantinya dengan softlens.

Oh... Reihan sudah menunggu di depan gang rumah kontrakannya. Anna memakai sepatunya dan segera keluar dari rumah.

"Lo cantik banget, Na!" puji Anggun ketika berpapasan dengan Anna di ruang tamu.

"Masa' sih?"

"Lo mau ngadate sama siapa sih? Bahkan saat lo jalan sama Fernanda lo nggak dandan secantik ini deh..." tanya Anggun.

Anna membulatkan matanya. Ia tidak mungkin mengatakan ia akan pergi dengan Reihan. Bisa-bisa...

"Jadi ini alasan lo menolak Fernanda?"

"Gue nggak nolak dia," timpal Anna.

"Tapi lo juga nggak membalas perasaan Fernanda, kan?" sahut Anna. "Have fun ya, salam buat temen SMA lo!" kata Anggun kemudian pergi menuju dapur. Anna memandang Anggun sekilas, ia ingin menitip salam untuk Reihan?

Ahh, Reihan! Dia pasti sedang menunggu Anna.

Dengan langkah cepat, Anna meninggalkan kontrakannya dan berjalan menuju depan gang dimana Reihan sedang menunggunya. Sebelum bertemu dengan Reihan, ia mengambil cermin kecil yang ada di dalam tasnya dan merapikan tatanan rambutnya yang ia biarkan tergerai. Ia kemudian mengambil jepit rambut yang ada di tas dan memakaikannya di rambutnya.

"Malam..." sapa Reihan ketika Anna sampai di sana.

Anna segera memasukan cermin ke dalam tasnya dan mengarahkan matanya ke Reihan. Laki-laki itu berdiri di samping mobil Toyota Agya berwarna merah dengan mengenakan kemeja biru polos dan jas hitam tanpa memakai dasi. Lho, kenapa mereka bisa kompak memakai warna biru?

Reihan tersenyum setelah memperhatikan Anna. "Kamu cantik," pujinya.

Anna menelan ludah dan ia merasa pipinya memanas. Dengan melihat laki-laki itu tersenyum seperti itu, seluruh tubuhnya terasa hangat dan... menyenangkan.

Antagonis (21+) (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang