Empat

2.8K 112 1
                                    

Sunday and it's time for holiday.

Ungkapan di atas mungkin cocok untuk hidup beberapa orang di Indonesia, tapi sayangnya tidak untuk hidup Anna. Jarang sekali ia bisa libur di hari Minggu. Jika pun ia nekat untuk berlibur di hari Minggu, ia harus rela menghabiskan seluruh hari Seninnya ia habiskan di depan laptop untuk menulis artikel.

Di temani secangkir kopi, sejak pagi Anna sudah duduk di depan laptop mengerjakan artikelnya yang diselingi oleh menonton film.

"Na, Briptu Reihan udah sms lo?" Tanya Anggun.

Anna melirik ponselnya yang ia letakan di samping laptopnya. "Belum, Nggun."

Anggun mendesah kecewa, kemudian berlalu dari kamar Anna. Anna hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Namun selang beberapa menit setelah Anggun pergi, ia mendapatkan sms dari nomor baru.

"Nggun, pujaan hati lo sms!" teriak Anna.

Dengan penuh semangat Anggun berlari ke kamar Anna. "Dia sms apa?" tanyanya penasaran.

"Ngajak ketemu. Dia mau ngasihin hape gue."

Anggun tersenyum sumringah. "Lo harus mau!"

"Ya iyalah, itu kan handphone gue."

"Ihh..." decak Anggun. "Maksud gue lo harus mau biar setelah lo ketemu dia lo bisa memberikan penilaian lo tentang dia," jelasnya.

"Kenapa nggak lo yang ketemu dia?"

Anggun menggeleng. "Nggak mau. Gue malu," jawabnya yang disahut dengan desisan Anna. "Dia ngajak ketemu kapan?"

Anna memeriksa ponselnya kembali. "Jam 7."

Anggun mengangguk-anggukan kepalanya. "Ingat ya, lo nggak boleh dandan waktu ketemu dia!"

"Kenapa?" Tanya Anna dengan heran.

"Nanti lo nikung gue!"

Anna mendesah panjang. "Nggak mungkin, Nggun," sahutnya.

"Yak an gue cuma mengantisipasi. Jangan dandan pokoknya!" kata Anggun, kemudian membalikan badannya meninggalkan kamar Anna. Anna memandang Anggun yang pamit untuk meneruskan aktivitasnya menonton dorama. Anna sangat yakin jika ia tidak akan menikung Anggun untuk Reihan. Setidaknya Anna memiliki satu alasan kuat: ia tidak mau kembali mengikat hatinya pada satu nama yang sama atau sekalipun bisa, ia tidak mau menjalin hubungan dengan bayangan masa lalu.

***

"Ingat ya Na, lo nggak boleh nikung gue!" pesan Anggun sebelum Anna berangkat untuk bertemu Briptu Reihan.

"Iya, Anggun."

Anggun memperhatikan make up yang Anna kenakan, kemudian ia mengapus make up Anna dengan tisu yang ada di atas meja rias Anna. "Lo nggak boleh pake make up."

Anna hanya memandangi Anggun dengan pasrah.

"Lo janjian di mana?" Tanya Anggun.

"Di depan Restoran Padang."

"Di depan gang situ ya?"

"Iya. Emang ada restoran Padang lainnya ya?"

Anggun menaikan bahunya. "Lo juga jangan ngomong yang aneh-aneh sama Briptu Reihan, lo nggak boleh sok akrab sama dia..."

"Anggun, gue bukan narasumber yang harus lo intograsi kayak gini," protes Anna.

Anggun menutup mulutnya dengan tangan. "Ya udah, berangkatlah!"

"Mau titip salam buat Briptu Reihan lo itu?"

Anggun menggeleng. "Dia juga nggak kenal gue."

Antagonis (21+) (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang