Sembilan Belas

4.1K 128 16
                                    

Dulu Anna selalu menganggap dirinya sebagai tokoh antagonis dalam kehidupan Reihan. Tapi setelah hampir seluruh cerita tertuliskan, sebenarnya Reihan lah tokoh antagonis tersebut.

Anna merapikan tatanan rambutnya di depan meja rias yang ada di sudut kamarnya. Ia mengambil tas tangan berwarna biru dongker, kemudian ia melangkahkan kakinya meninggalkan rumahnya.

Pagi ini ia memilih menggunakan Busway yang telah disediakan oleh pemerintah Kota Jakarta. Ia mengeluarkan undangan yang ada di dalam tas dan ia pandangi undangan tersebut seraya tersenyum.

Sebentar lagi ia akan bertemu dengan teman-temannya.

Ia kangen Fernanda.

Ia kangen Anggun.

Ia kangen Wisnu.

Ia kangen Gita.

Ia kangen semuanya.

Setelah memutuskan memundurkan diri dari pekerjaannya sebagai wartawan, ia tidak pernah menemui rekan kerja satu timnya tersebut. Di antara mereka tidak ada yang tahu alasan yang membuat Anna mengundur diri, karena setelah itu Anna langsung pindah ke Bandung sampai anaknya berumur satu tahun. Ia kembali ke Jakarta bersama putri kecilnya dan bekerja di sebuah galeri lukisan. Namun sampai empat tahun Anna berada di Jakarta, ia tidak pernah sekalipun menemui teman-temannya. Baru hari ini. Dimana ia mendapatkan undangan perayaan ulang tahun perusahaan yang ke 15 dari media social yang kemudian ia cetak.

Anna turun dari bus dan dengan cepat ia berjalan menuju gedung yang tampak sudah dihias dengan indah.

Begitu melihat teman-teman satu timnya, Anna berlari dan memeluk mereka. Orang pertama yang ia peluk adalah Anggun, kemudian Gita, lalu Fern dan yang terakhir Wisnu.

"Gue kangen banget sama kalian," ucapnya dengan berkaca-kaca.

"Lo kemana aja, Na?" tanya Anggun. "Lo benar-benar menghilang."

Anna kembali memeluk Anggun. "Maafin gue."

Fern memandang Anna dengan kesal dan perlahan ia memperlihatkan cincin yang melingkar di jari manis tangan kanannya. "Kamu bahkan nggak datang ke pernikahan aku," ucap Fern.

Anna membulatkan matanya melihat cincin Fern. "Kamu udah nikah?" tanyanya dengan senang.

Anggun mendesah. "Makanya jangan menghilang tanpa kabar."

Anna memperhatikan Anggun yang setelah ia perhatikan jauh lebih berisi daripada dulu. "Lo lagi hamil ya, Nggun?" tanyanya.

Anggun tersenyum malu. "Anak kedua," jawabnya.

Anna melongo dibuatnya. "Aduh, gue ketinggalan banyak dong," ucapnya kecewa. "Terus lo nikah sama siapa? Jangan bilang sama Fern..."

Fern langsung menggeleng. "Gue trauma suka sama rekan kerja," sahutnya yang langsung membuat Anna tersindir.

Anggun yang ditanya menunjuk Wisnu. Sedangkan Wisnu hanya senyum-senyum.

Anna memandang Wisnu dengan tidak percaya. "Ini benar-benar kejutan, gue benar-benar nggak nyangka."

Gita yang sedari tadi hanya diam, kini protes. "Kok lo nggak tanya gue?"

"Oh ya, Gita sudah menikah?"

Gita memamerkan cincinnya. "Lo pasti lebih nggak nyangka gue nikah sama siapa."

Anna menaikan alisnya dan ia pandangi teman-temannya satu per satu. Tanpa harus menjelaskannya pada Anna, Pak Beni datang dan mengecup pipi Gita.

"Sama Pak Beni?" tanya Anna dengan mata membulat.

Gita mengangguk dan ia meminta Pak Beni memamerkan cincin kawin mereka kepada Anna.

Antagonis (21+) (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang