1

2.6K 292 12
                                    

Seokjin harus tetap kuat menahan tangisan saat teman-teman menggunjing dirinya. Terutama teman laki-laki. Mereka tak akan segan mengatakan jika Seokjin anak yang payah, cengeng dan tidak pandai berkelahi seperti mereka.

Seokjin memang tidak pernah mempersalahkan ucapan-ucapan menyakitkan mereka selagi tidak menyinggung tentang ibunya. Tapi kali ini kelewatan, mereka semua berkumpul di depan Seokjin untuk menantang agar mau melawan Kang Woojin. Menyebalkan! 

"Tidak, aku tidak mau!" Jawab Seokjin.

Bocah-bocah itu menggeram,  salah satu dari mereka menarik tangan Seokjin sampai ke depan kelas lalu Woojin memukul lengan Seokjin dengan keras. 

Seokjin juga membalas pukulan Woojin namun anak itu tak tinggal diam,  ia memiting leher Seokjin dengan lengan besarnya hingga Seokjin kepahayan untuk melepas, belum lagi kaki kecilnya yang di injak keras. Rasanya sakit sekali tetapi anak-anak yang lain malah menertawakan wajah kesakitan Seokjin seraya menyoraki untuk terus berkelahi. 

Tiba-tiba seorang guru perempuan datang lalu dengan segera melerai perkelahian antara Woojin dan Seokjin. Teman yang lainnya pergi agar tidak di marahi tapi mereka berdua di bawa ke ruang guru untuk di minta penjelasan. 

Rasanya tubuh Seokjin masih kentara sekali merasakan sakit yang Woojin berikan. Ia harus berterimakasih kepada Miss Daehyoo karena memisahkan ia dari Woojin. 

"Sekarang jelaskan kepada Miss mengapa kalian berkelahi?"

Seokjin maupun Woojin kompak terdiam seraya menunduk takut. Namun tak lama kemudian Woojin membuka suara, "Seokjin yang mulai pertama Miss!" Tangannya menunjuk-nunjuk ke arah Seokjin. 

Seokjin terkejut, ia rasa Woojin sangat berani untuk berbohong sementara ayahnya selalu marah besar jika Seokjin berbohong untuk menyakiti perasaan orang lain.  Seokjin menggeleng kuat. "Bukan, Woojin yang memulai bukan Jinnie." Ucapnya pelan sekali sebab takut untuk berbicara. 

"Itu tidak benar, Miss. Seokjin yang memukulku terlebih dahulu lalu aku memitingnya untuk berhenti memukulku. Aku tidak berbohong, Miss." Woojin berbicara dengan suara yang sangat besar sembari menunjuk-nunjuk ke arah Seokjin. 

Rasanya Seokjin ingin sekali menangis sebab ia berpikir bagaimana jika Miss Daehyoo memarahinya atau mungkin mengadu kepada ayah lalu ayah akan memarahinya juga dan menghukum dirinya. Seokjin tidak mau.

"Woojin berbohong, dia dan teman lainnya menarik tubuhku ke depan kelas lalu dia memukulku dan aku membalas pukulannya, Woojin marah dan memiting leherku Miss Daehyoo. Bukan aku yang bersalah.."

Seokjin menangis, tangan kanannya sibuk mengusap air mata sementara yang satunya lagi terus mengusap lengan yang Woojin pukul tadi untuk mengurangi rasa sakit.

Miss Daehyoo terbelalak,  ada warna lebam yang sangat kontras di lengan Seokjin saat anak itu mengusap lengannya sampai baju seragam lengan pendek itu tersingkap.

"Seokjin kembali ke kelas dan Woojin tetap disini!"

»|¦|« »|¦|«

Kedua jemari saling bertaut agar menghilang rasa takut dalam diri. Seokjin meringis tertahan mendengar segala omelan menyebalkan yang dilontarkan kasar pada dirinya.

Seokjin menggigit kuat bibirnya yang berwarna merah delima, setelah mengangkat kepala, melihat wajah berang dari ibu Kang Woojin.

Kala bel sekolah berbunyi sebagai pertanda dari berakhirnya jam pelajaran hari ini, Ibu dari rivalnya ini menahan Seokjin keluar dari kelas sebab Woojin mengadu yang tidak-tidak kepada sang ibu.

GrievousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang