5

2K 259 48
                                    

Menaruh atensi penuh pada bangunan tinggi berwarna putih susu yang bediri tegak memberi isyarat salam kepada Seokjin guna menuntut ilmu dengan baik disini.

Setelah beberapa minggu lamanya, akhirnya Kim Seokjin dapat merasakan kembali suasana bersekolah. Ia senang sekaligus gugup. Namun, tatapan berbinar Kim Taehyung beserta senyum semangatnya membuat Seokjin sanggup berbicara memperkenalkan diri di depan kelas.

"Namaku Kim Seokjin, senang bertemu kalian. Mari berteman!"

Singkat saja, sebab masih malu-malu nampaknya. Langsung saja ia memacu tungkai mengikis jarak antara dirinya dengan si senyum kotak. Mengambil duduk serta mengeluarkan sebuah buku dan pensil. Lalu membalas kembali senyum dari Taehyung yang tak henti dituangkan anak itu.

Di tengah-tengah kegiatan ajar-mengajar berlangsung, Seokjin tak sengaja menemukan ayah sedang berdiri di depan jendela sembari mengacungkan jempol dan kalimat semangat yang tak dapat Seokjin dengar, tapi itu sungguh membuat hatinya menghangat. Lalu ayah melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan sementara.

Seokjin tak perlu bersedih hati lagi kalau ayah tidak menemaninya sepanjang waktu disekolah atau mungkin terlambat menjemput sebab ada Taehyung yang mengisi harinya dengan segudang keseruan.

Jika dulu ia harus menelungkupkan wajah di atas meja atau membolak-balik buku atau mencoret halaman belakang buku dengan hal yang tidak jelas saat istirahat, sekarang tidak, dia merasakan hal baru disini.

Makan-makan bersama seraya bercakap-cakap dengan senang. Taehyung banyak mengenalkan dirinya kepada teman yang lain. Dan Seokjin mau diterima dengan senang hati.

"Hai Seokjin, aku Jeon Jungkook, anak paling keren di kelas."

Keren dan menggemaskan menurut Seokjin. Jungkook itu punya mata bulat yang tak berhenti berbinar beserta bibir tipis berwarna merah muda yang memikat gadis-gadis untuk menjawilnya. Apalagi suara imutnya, Seokjin yang sejaman dengannya saja di buat gemas bukan main.

Jungkook itu bisa menggambar, pandai berlari, suaranya pun merdu sekali saat ibu Jiseo menyuruhnya bernyanyi. Yang terpenting Jeon Jungkook yang serba bisa itu baik hati dan tidak sombong.

Semua yang ia rasakan disini berbanding terbalik dengan yang ia rasakan di sekolah dulu. Jadi kalau semisal ayah bertanya perihal perasaannya saat disekolah atau perihal teman-teman, ia akan bercerita panjang lebar. Ayah pasti puas.

Disini tidak ada pukulan menyakitkan dan ejekan penuh luka yang Seokjin bawa. Rasanya bahagia sekali dan Seokjin tak akan malas untuk kembali datang ke sekolah barunya ini.

Seokjin, Taehyung dan Jungkook sedang
duduk-duduk santai di atas kursi menunggu jemputan orang tua. Mereka bertiga tengah fokus menyedot jus perisa apel yang di berikan ibu guru Jiseo sebab sangat bersemangat kala bermain game di kelas tadi.

Jungkook sampai terkejut saat kak Namjoon datang merangkulnya. "Termenung saja, nanti bisa sakit, lho."

Mencebik kesal, Namjoon kalau berbicara memang sering tidak nyambung. Katanya berbicara begitu tidak salah di depan anak-anak. Padahal nyatanya Jungkook yang pintar mengerti betul jika candaan Namjoon sama sekali tidak lucu.

"Seokjin, maafkan kakakku, ya! Dia memang aneh."

Seokjin jadi bingung mengapa Jungkook minta maaf kepada dirinya, "Kenapa minta maaf?"

"Sebab dulu Taehyung sampai menangis sebab kakakku ngomongnya suka aneh-aneh. Kalau kedepannya kau mendapati kakakku yang seperti ini mohon bersabar saja."

Seokjin hanya mengangguk saja, tidak perlu dipikirkan sebab ia tidak kesal atau merasa terganggu.

"Memangnya separah apa, sih, kakaknya Jungkook kalau berbicara?"

GrievousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang