7

2.1K 243 26
                                    

"Hari ini sekolah atau tidak?"

Ayah Jisung menyodorkan segelas air putih hangat untuk mengobati rasa tak enak badan Seokjin. Pasalnya usai pulang dari rumah Taehyung, malamnya Seokjin mengalami muntah dan sekarang terserang flu dan batuk. Hingga dipagi hari yang cerah ini Seokjin terlihat lesuh, tidak semangat seperti biasanya jika akan berangkat ke sekolah.

"Harus sekolah. Aku tetap ingin ke sekolah, ayah."

Ayah juga berharap Seokjin tetap ke sekolah dan ia menemukan ibu Taehyung disana agar nanti malam ia dapat tidur dengan nyenyak.

"Minum air hangatnya yang banyak, biar nanti sekolah Seokjin semangat. Nanti kalau tubuhmu memburuk hubungi ayah, ya!"

Seokjin mengangguk saja, ingin tetap sekolah supaya bertemu Taehyung dan Jungkook, ingin bermain lagi dan belajar dengan seru bersama para ibu guru yang cantik. Seokjin senang dengan sekolahnya yang sekarang, jadi jika disuruh cuti sementara ayah berkerja, Seokjin akan menolak.

Kemudian ayah menggenggam jemari Seokjin menuju mobil untuk diantar sampai ke sekolah. Selama diperjalan Seokjin tampak mengantuk, jadi hanya terdiam dengan matanya yang terkatup-katup.

Sesampainya disekolah, mata milik ayah mengedar mengelilingi luas dan lebar teras sekolah. Tak ada Taehyung, lalu mengambil langkah panjang untuk masuk ke dalam sekolah.

Seokjin sempat bingung, tidak biasa ayah akan mengantar dirinya sampai ke dalam kelas kecuali hari pertama sekolah. Lantas ia mendongak melihat wajah gelisah ayah, "Ayah khawatir sekali, ya, padaku? Sampai di antar ke dalam kelas."

"Ooh, iya, ayah khawatir."

Sekarang ayah terlihat gugup, aneh sekali. Ya, ayah gugup sekali sebab jika nanti dirinya memang menemukan sosok Han Jaeya yang notabene-nya adalah ibu kandung Kim Seokjin yang ternyata merangkap menjadi ibu Kim Taehyung juga bagaimana? Ia belum siap, sangat, tapi tak bisa tenang sejak mendengar suara wanita yang ia pikirkan kemarin.

"Kemarin kau bertemu ibunya Taehyung tidak?"

"Bertemu, dia cantik. Kenapa? Ayah suka ibu Taehyung?"

Ayah melotot lalu bergedik ngeri, entahlah, semenjak kasus menyedihkannya di sekolah yang lama, Seokjin menjadi sedikit galak. Suka sekali mengejek ayahnya atau membuat ayahnya merasa tersudut dan harus meraup rakus berpotong-potong kesabaran.

"Mulutmu! Memangnya mau punya ibu baru?"

"Ibu Taehyung baik, tidak cerewet seperti ayah. Ibu idaman sekali. Tapi aku tetap ingin ibuku. Kalau ayah mau beritahu tentang ibuku akan aku beri restu menikahi ibu Taehyung."

Semakin tersudutkan, mendadak sebal, ayah jadinya merotasikan bola mata, sedikit mencebik juga. Ini masih di koridor sekolah jangan sampai terjadi insiden tegang urat sedang Seokjin belum sampai menapakkan kaki di kelas.

"Lupakan. Anak yang terserang flu tidak boleh banyak bicara."

Seokjin lantas diam. Benar-benar tak mengeluarkan sepotong kata hingga mereka sampai ke dalam kelas. Segera mendudukkan bokong di tempat duduknya.

Taehyung belum hadir atau mungkin tidak hadir karena juga sakit seperti dirinya akibat kebanyakan jajan kemarin. Pokoknya ayah tak boleh sampai tahu kalau Seokjin makan tiga stik es krim saat bermain di rumah Taehyung kemarin.

"Kalau perutmu semakin sakit, atau merasa pusing, izin pulang saja, ya. Jangan terlalu dipaksakan. Ayah akan berbicara pada ibu guru. Dah, ayah sayang Seokjin."

Mengusap rambut dan pipi sang anak, lalu di akhiri dengan kecupan kecil di kedua pipi dan hidung serta kecupan dalam di kening. Ayah melambaikan tangan setelah berbicara singkat kepada ibu guru di ujung pintu mengenai kondisi tubuh Seokjin yang kurang sehat.

GrievousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang