02. 旧友 の 物語 ―【Kyuuyuu no Monogatari】

7.8K 758 101
                                    

Beri jejak jika bertemu TYPO.

Happy reading ^^

.
.
.
.
.

"Kau ingin kabur, hm?" tanya Sasuke menginterogasi.

"Tidak, Sasuke-kun. Kau sendiri sudah tahu, bukan? Aku dan Ino sedang berbincang tadi?" Sakura menatap Sasuke. Lelaki itu melepas jasnya, menyerahkan kepada Sakura.

"Maksudmu ...," Sasuke melepaskan celana hitam panjangnya, menyisakan celana pendeknya. " ... menarik perhatian orang-orang?" tanya lelaki itu. Sakura tertegun. Apa maksudnya?

"Apa maksudmu?" tanya Sakura pada akhirnya.

"Kau membuat orang-orang memperhatikanmu seperti wanita rendahan di tempat menjijikkan," ucap Sasuke, dingin dan sarkastis.

Sakura kian tertegun. Ia bahkan hanya mampu memandangi punggung suaminya yang kini telah menghilang setelah pintu kamar mandi tertutup. Sesuatu yang hangat mengalir di pipi Sakura.

"Dia menyebutku jalang secara tidak langsung, bukan?" batin Sakura. Tersadar bahwa dirinya mulai menangis, Sakura segera mengusap dengan kasar air matanya.

Seolah tak mempedulikan suaminya, Sakura segera kembali pada dunianya. Seperti biasa, setelah ia meletakkan pakaian kotor suaminya ke dalam keranjang, ia segera menuju dapur. Usai makan malam dengan keluarga itu, pasangan suami-istri itu selalu menyibukkan diri di kamar mereka. Tidak untuk bersenang-senang, namun untuk mengerjakan tugas mereka masing-masing.

Sakura kini tengah mengerjakan dua laporan tentang operasi yang tadi ia lakukan. Ia merasa lelah karena harus mengerjakan dua laporan sekaligus. Salahkan Shizune-Sensei yang tidak datang tadi. Gadis musim semi itu dibuat pusing dengan pekerjaannya sendiri. Ingin sekali ia meminta bantuan suaminya.

Tapi, lupakan soal meminta bantuan kepada Sasuke. Lelaki itu kini sedang berkutat dengan laptopnya di kursinya. Sakura menoleh ke arah sang suami, memandangi Sasuke yang selalu sibuk dengan pekerjaannya. Atau, dia hanya menyibukkan diri? Pertanyaan seperti itu hanya akan berputar di benak Sakura tanpa mampu ia utarakan.

"Sasuke-kun," panggil Sakura.

Untuk sepersekian detik, jemari Sasuke berhenti menari di laptopnya. Ia melirik istrinya. "Hn?" gumamnya.

"Apa aku mengganggumu?" tanya Sakura saat menyadari ekspresi datar dari wajah suaminya. Tatapannya begitu tajam. Justru sekarang, Onyx itu menjadi sesuatu yang menakutkan bagi Sakura, berbeda dengan Onyx tegas yang Sakura kagumi saat masih sekolah.

"Hn. Jangan mengganggu konsentrasiku."

Sakura menghela napas. Ia berbalik, kembali menghadap kertas-kertasnya. Hatinya ngilu setiap kali mendapat ucapan bahwa dirinya seolah benar-benar mengganggu Sasuke yang sibuk. Jika Sakura mengingat kembali, ia pernah selalu berharap bisa hidup bahagia dengan seorang Uchiha Sasuke. Harapannya memang terwujud, namun hanya untuk hidup. Tidak dengan bahagia yang sampai saat ini Sakura belum benar-benar merasakannya.

Tidak, Sakura selalu bersyukur atas apa yang ia miliki. Keluarga besar yang selalu menyayanginya, teman-teman dan orang-orang hebat yang ada di sekitarnya. Sakura begitu mensyukuri nikmat itu. Meski dalam hati, pernah ia ingin kembali pada masa mudanya dan memilih untuk tidak jatuh hati pada sang suami jika ternyata seperti ini kehidupannya. Datar seperti wajah suaminya. Gelap tak ada warna lain selain warna hitam rambut pantat ayam suaminya juga.

Bunyi pintu kamar yang ditutup membuat Sakura menoleh. Ia mendapati Sasuke dengan segelas air masuk ke kamar mereka. Rupanya pekerjaan Sakura membuat gadis itu lupa mengambilkan air minum untuk suaminya. Beruntung, kali ini tak ada ucapan apapun dari Sasuke. Diam-diam, Sakura menghela napas lega.

Yosougai [SasuSaku] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang