Beri jejak jika bertemu TYPO.
Happy reading ^^
.
.
.
.
.Kantin rumah sakit ramai. Sakura duduk bersama beberapa perawat. Mereka makan siang di sana. Mereka sesekali bergurau ditengah waktu makan siang. Di sana, Sakura terlihat paling mencolok dengan rambut merah jambunya.
"Ne, Sakura-Sensei," panggil seorang perempuan berambut cokelat pendek.
"Hmm? Nani?" Sakura menoleh.
"Apa kau sudah menikah?" tanya perempuan itu.
"Shizuka! Kau tidak sopan sekali!" sahut perempuan lain, menyenggol bahu perempuan yang bernama Shizuka itu.
Sakura tersenyum melihat reaksi mereka. Beberapa orang yang duduk di dekat menatap penasaran. Sakura menghela napas.
"Yuuna-san, aku rasa tidak salah Shizuka-san bertanya seperti itu," jawab Sakura.
Shizuka menatap Sakura. Matanya berbinar tak percaya. Ia ingin segera mendapat jawaban.
"Jadi? Sakura-Sensei sudah menikah?" tanya Shizuka lagi.
Sakura sedikit mendongak, menerawang ke atas langit. Kantin rumah sakit itu memang tak seluruhnya beratap. Hanya kedainya dan beberapa tempat duduk yang berada di ruangan. Sedangkan tempat duduk yang lainnya beratapkan langit. Sakura dan yang lainnya memilih tempat itu. Kebetulan, siang ini langit sedikit mendung, cukup menutupi teriknya sang mentari.
"Coba kalian tebak," jawab Sakura kemudian.
"Ne, Sakura-Sensei, berapa usiamu?" tanya gadis yang Sakura panggil Yuuna tadi.
"Dua puluh dua tahun," jawabnya.
"Hee?!" sontak semua perawat yang ada di meja itu terkaget.
"Kau sudah dua puluh dua tahun? Kukira kau dua puluh tahun," sahut Shizuka dengan lesunya.
"Mana mungkin aku bisa secepatnya itu belajar untuk menjadi seorang dokter?" sahut Sakura.
"Tapi, Sakura-Sensei ... dengan segala keahlianmu sebagai seorang dokter, itu benar-benar usia yang sangat belia," timpal perawat lainnya.
Mereka berdebat perihal Sakura sudah menikah atau belum. Sedangkan gadis yang dibicarakan itu hanya tersenyum melihat mereka berdebat. Sampai pada akhirnya, seseorang datang mengejutkan mereka.
"Sumimasen, boleh aku duduk di sini?"
Semua yang duduk di meja itu menoleh ke sumber suara. Sakura mengerutkan keningnya. Lalu tanpa aba-aba, beberapa perawat tadi mengundurkan diri dengan alasan pekerjaan. Sakura menghela napas.
"Silahkan duduk, Kabuto-Sensei," jawab Sakura kemudian.
Lelaki berkacamata itu tersenyum. Ia duduk di depan Sakura setelah menaruh nampan berisi makanannya di meja. Namanya Yakushi Kabuto. Seorang psikiater di rumah sakit itu. Konon, ia adalah seorang ahli psikiatri terhebat di sana.
"Tumben sekali kau keluar dari ruang kerjamu, Kabuto-Sensei," ucap Sakura memulai perbincangan.
Kabuto yang tengah menikmati makanannya itu seketika menoleh ke arah Sakura sekilas.
"Aa. Aku hanya ingin mencari udara segar. Kau sendiri, kudengar kau dokter yang belum terlalu lama bekerja di rumah sakit ini. Dari kabar burung yang kutahu, kau cukup menutup diri dengan sekitarmu," ucap Kabuto. Ia meneruskan makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yosougai [SasuSaku] ✔
Fanfiction[SELESAI] //Yosougai - Naruto Fanfic [REVISI BERTAHAP]// "Izinkan kami berpisah," ucap Sakura. Semua yang ada di ruangan itu menghentikan aktivitas mereka, tanpa terkecuali sang suami. "Apa ... dia serius?" tanya lelaki itu dalam hati. . . . Perasaa...