Beri jejak jika bertemu TYPO.
Happy reading ^^
.
.
.
.
.Beberapa hari usai Sakura bertemu dengan Hinata di rumah sakit. Ia sengaja tak ingin bertukar nomor telepon atau alamat surel dengan Hinata. Sakura tetap ingin menjalani hari-harinya tanpa orang lain tahu lebih dari yang mereka tahu.
Pagi ini, Sakura merasa heran karena ibu mertuanya tidak berada di dapur saat ia bangun. Biasanya, ketika Sakura bangun, ia akan disambut hangat oleh ibu mertuanya, bahkan terkadang ibunya juga turut membantunya memasak sarapan. Namun sekarang, hanya ada Izumi yang berada di dapur.
"Izumi-nee," panggil Sakura.
"Ah! Sakura? Kebetulan sekali. Maaf aku mengambil jatah memasakmu pagi ini. Aku tidak ingin kau kerepotan sendiri. Jadi, bisakah kita masak bersama?" tanya Izumi. Tangannya terus memotong beberapa sayuran.
"Tentu saja," jawab Sakura. Mereka segera melakukan pekerjaan rumah tangga itu. Sakura memotong beberapa daging menjadi bagian-bagian kecil.
"Izumi-nee, ke mana ibu?" tanya Sakura yang semenjak tadi penasaran.
"Itachi-kun bilang mereka sedang berlibur. Padahal mereka ingin berangkat pagi ini, tapi Itachi-kun salah memesan tiket. Jadi terpaksa mereka berempat harus berangkat tengah malam tadi," jawab Izumi. Ia mencuci daging yang tadi Sakura potong.
"Berempat?" tanya Sakura lagi. Izumi mengangguk sebagai jawaban.
"Sampai kapan mereka akan berlibur?
"Mungkin satu minggu," jawab Izumi. "Sakura, tolong siapkan penggorengannya," pinta Izumi. Sakura langsung menurut.
"Lalu makan malamnya bagaimana? Apa kita hanya akan makan berempat?" tanya Sakura seraya menyiapkan penggorengan.
"Seharusnya seperti itu. Tapi, Itachi-kun bilang, bahwa selama orang tua kita pergi berlibur, kita berdua cukup menyiapkan sarapan saja. Makan siang dan makan malam kita beli di luar rumah," jawab Izumi menjelaskan.
Izumi mendesah berat. "Haah ... padahal akan lebih asyik jika kita makan bersama-sama," keluhnya.
"Benar juga. Tapi, Izumi-nee ... Sasuke-kun mungkin akan memilih makan siang dan makan malam di luar rumah untuk satu minggu ini," timpal Sakura.
Izumi mengangguk setuju. "Kau sendiri jarang ikut makan siang di rumah, bukan?"
Sakura tersenyum kikuk mendengar pertanyaan itu.
"Kalau begitu, aku akan menghubungimu saat aku ingin memasak bersamamu, Sakura." Izumi tersenyum setelah berujar.
Satu jam mereka menyiapkan sarapan. Karena terlalu asyik, Sakura sampai lupa tak melihat jam berapa sekarang. Ia bertanya pada kakak iparnya. Ketika Izumi menyebutkan bahwa saat ini sudah jam enam pagi, Sakura buru-buru pamit kembali ke kamarnya untuk membangunkan Sasuke.
Dengan hati-hati, gadis musim semi itu membuka pintu kamarnya. Sakura cukup terkejut saat mendapati Sasuke masih berbaring di ranjang king size mereka. Sakura mendekat tanpa suara. Pelan, ia menaiki ranjang. Mendekatkan wajahnya ke wajah Sasuke. Sakura terpaku dengan wajah tampan Uchiha itu. Beberapa detik berlalu, Sakura masih mengamati. Hingga akhirnya pandangannya jatuh pada helaian rambut Sasuke yang menurutnya kian memanjang.
"Kau hampir membuatku telat," suara dingin itu membuat Sakura tersentak. Emerald-nya bertemu dengan Onyx Sasuke. Tak ada respons apapun dari Sakura untuk beberapa detik. Hingga akhirnya, Sasuke bangkit dari ranjang yang refleks membuat Sakura menjauhkan tubuhnya dari sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yosougai [SasuSaku] ✔
Fanfiction[SELESAI] //Yosougai - Naruto Fanfic [REVISI BERTAHAP]// "Izinkan kami berpisah," ucap Sakura. Semua yang ada di ruangan itu menghentikan aktivitas mereka, tanpa terkecuali sang suami. "Apa ... dia serius?" tanya lelaki itu dalam hati. . . . Perasaa...