Beri jejak jika bertemu TYPO.
Happy reading ^^
.
.
.
.
."Sasuke-kun, aku membuatkanmu bekal hari ini," ucap Sakura dengan cerianya.
Di belakangnya, Ino berdiri menatap penuh arti pada Sakura yang kini menyodorkan sebuah bekal untuk Sasuke. Tidak peduli akan ada yang membicarakannya, Sakura dengan percaya diri memaksa Ino mengantarkannya ke tempat Sasuke biasa berada saat jam kosong-atap sekolah.
"Hei, lihatlah! Romantis sekali, bukan?" komentar seorang lelaki di dekat Sasuke.
"Kau benar, Kiba. Bahkan kau kalah romantis dengan Akamaru," celetuk seseorang berambut kuning.
"Baka! Jangan samakan Sakura-chan dengan anjingku! Dasar Naruto idiot!" hardik lelaki bernama Kiba itu.
"Ne, Sasuke-kun? Ini," panggil Sakura, lebih menyodorkan bekal itu pada Sasuke.
Pemuda berambut mencuat bak pantat ayam itu hanya diam, melirik sekilas bekal yang terbungkus rapi dengan kain bermotif bunga Sakura itu.
"Tak perlu," tolak Sasuke mentah-mentah.
Ino naik pitam. "Kau itu tak pantas menolak sebuah pemberian seorang gadis! Sakura sudah susah payah memasakkannya untukmu, bodoh!" makinya pada Sasuke.
"Aku tak memintanya. Dia yang terlalu bodoh, kurasa," sarkas Sasuke.
"Kau kejam sekali, Sasuke. Hoaam! Merepotkan," cetus seseorang seraya menguap.
"Urusai, Shikamaru!" protes Sasuke.
"Harusnya kau terima bekal dari Sakura-chan, dattebayo! Aku yakin masakannya pasti enak seperti biasanya," saran Naruto.
"Hei! Kenapa kau tahu?" tanya Kiba.
"Karena aku yang selalu memakannya," jawab Naruto dengan jujurnya.
Sakura yang tadinya menunduk seketika mendongak, menatap Sasuke dan Naruto bergantian. Saat mendapat tatapan mematikan dari Onyx Sasuke, Naruto seketika sadar. Ia salah bicara.
"Jadi, selama ini ..., si kuning ini yang memakan bekal dari Sakura?" tanya Ino tak percaya.
Dengan berani, Ino menarik kerah seragam Sasuke. Ia benar-benar berada di ujung emosinya saat ini.
"Dengar, Uchiha! Kau memang berkuasa di sini! Tapi bukan berarti kau harus menginjak-injak perasaan sahabatku dengan semaumu! Ingat, ya! Suatu saat kujamin kau akan menyesal!" ujar Ino sarat akan emosi.
"Cih! Berhentilah melakukan yang sia-sia!" Sasuke berucap seraya melepaskan cengkeraman Ino.
Ino kian geram. Baru saja ia hendak menampar pemuda di hadapannya, Sakura mencegah.
"Hentikan, Ino!" Ino dan yang lainnya menoleh ke arah Sakura, kecuali Sasuke.
"Sakura? Bagaimana bisa kau terima harga dirimu diinjak? Usahamu selama ini tak pernah dianggap, dan juga-"
"Hentikan!!!" Sakura membentak.
🌸🌸🌸
Sakura tersentak. Napasnya sedikit tersengal. Keringat terasa di wajahnya. Ia mengamati sekitar, seraya menetralisir detak jantungnya yang berpacu lebih cepat dari normalnya.
"Hentikan, Sai-kun! Kyaaaa!!"
Teriakan Ino terdengar jelas di telinga Sakura. Yang barusan ia alami itu, mimpi? Tidak. Sakura tak menyangkal bahwa itu bukan sekadar mimpi. Sakura mengingati lagi tentang kejadian yang barusan ia saksikan sebelum menyadari dirinya dalam keadaan terkaget-kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yosougai [SasuSaku] ✔
Fanfiction[SELESAI] //Yosougai - Naruto Fanfic [REVISI BERTAHAP]// "Izinkan kami berpisah," ucap Sakura. Semua yang ada di ruangan itu menghentikan aktivitas mereka, tanpa terkecuali sang suami. "Apa ... dia serius?" tanya lelaki itu dalam hati. . . . Perasaa...