Beri jejak jika bertemu TYPO.
Happy reading ^^
.
.
.
.
."Yosh! Di sinilah tempatnya!" ucap Sakura penuh semangat. Ia baru saja membuka kunci pintu apartemennya.
Beberapa minggu usai menikah, Sakura mendapat hadiah apartemen mewah dari ayah dan ibunya. Tak hanya itu, ia juga mendapat sebuah kalung berliontin bunga Sakura. Gadis itu sejujurnya kurang suka tinggal di apartemen. Ia lebih suka tinggal di rumah bersama keluarga besarnya.
"Apartemenmu cukup luas, Sakura," ucap Tenten dengan jujur.
Satu jam yang lalu, mereka bertemu di kantin rumah sakit. Hari sudah sore, udara semakin dingin. Sakura ingin cepat-cepat mengantarkan Tenten ke apartemennya, lalu bergegas pulang.
"Kau bisa anggap ini rumahmu sendiri. Aku akan pulang sebentar lagi. Jika ada perlu, kau bisa menghubungiku dan aku akan ke sini," ujar Sakura. Tenten mengangguk.
Sakura memberikan kunci apartemennya pada Tenten. Ia lalu berpamit pergi dari sana.
"Ah, Sakura!"
Gadis itu menoleh kembali pada teman lamanya. "Ya?"
"Di mana kau tinggal?"
"Mati aku!" batin Sakura.
"Etto ... aku ...," Sakura bingung.
"Katakan saja yang sebenarnya," ucap Tenten penuh penekanan. Ia menatap Sakura dengan kesal.
"Aku tinggal di mansion Uchiha," jawab Sakura cepat. Ia bergegas keluar dari sana.
Tenten mengangguk-angguk kecil. "Ooh ... APA?!"
* * *
Sai sedang berkutat dengan laptopnya. Ia akan menunjukkan beberapa laporan penting tentang perkembangan aliansi dari lima perusahaan yang ia lakukan. Sebenarnya, ia membuat seseorang kesal pagi ini. Sai bilang akan datang ke kantor Sasuke jam sembilan pagi nanti. Sialnya bagi Sasuke sendiri, Sai malah datang pukul delapan pagi.
"Bisakah kau menepati ucapanmu?" tanya Sasuke dengan datar.
"Yang mana?" tanya Sai tanpa menoleh.
"Apa-apaan kau ini! Kau bilang datang ke sini jam sembilan pagi. Tapi kau, saat kantorku baru buka sudah masuk ke sini. Aah! Kau membuatku tak bisa konsentrasi, Sai!" omel Sasuke.
Sai menghentikan jemarinya. "Ara! Seorang Uchiha Sasuke sedang cerewet ternyata!"
"Apa?"
"Apanya yang apa? Semalam kau bertengkar dengan istrimu?" tebak Sai.
"Tidak."
"Kau tidak tidur?"
"Tidurku teratur."
"Hmm," Sai terlihat berpikir. "Lalu kenapa?"
"Baka! Itu karena kau bilang Sakura bertemu Sasori!" refleks Sasuke.
Sai diam sesaat. Ah dia ingat. Dia memang pernah mengatakan itu pada Sasuke. Ia tersenyum geli.
"Kau sungguh cemburu?"
"Cih! Cemburu? Aku bahkan tak punya rasa padanya!"
"Apa kau malu karena ingin tahu hal itu langsung darinya?" tebak Sai lagi.
"Itu hal bodoh!"
Sai hanya menghela napas panjang mendengar itu. Sejauh ini, yang dilihat dari sikap rekannya memang Sasuke selalu benci jika mereka membahas tentang Sakura. Entahlah, Sai sendiri bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yosougai [SasuSaku] ✔
Fanfiction[SELESAI] //Yosougai - Naruto Fanfic [REVISI BERTAHAP]// "Izinkan kami berpisah," ucap Sakura. Semua yang ada di ruangan itu menghentikan aktivitas mereka, tanpa terkecuali sang suami. "Apa ... dia serius?" tanya lelaki itu dalam hati. . . . Perasaa...