12. ともだち ―【Tomodachi】

6.6K 638 50
                                    

Beri jejak jika bertemu TYPO.

Happy reading ^^

.
.
.
.
.

"Sakura-san?"

Gadis berambut merah jambu itu menoleh ke belakang tatkala namanya disebut. Ia menghentikan aksinya menjilati es krimnya. Di sana, di belakangnya, berdiri seorang gadis berambut cokelatnya dengan kedua cepolnya.

"Kau mau es krim?"

Gadis yang memanggil nama Sakura itu menatapnya kesal. Ia setengah berlari mendekati Sakura. Mereka berada di tepi jalanan yang tengah ramai.

Sakura tadinya mengajak sang suami untuk jalan-jalan. Namun tentu saja Uchiha yang satu itu akan menolak. Sampai akhirnya, ia berangkat sendiri, berkeliling sesuka hatinya di hari libur ini. Sakura baru setengah jam yang lalu keluar dari rumah.

Ketika mendapati seseorang memanggilnya, Sakura memang kaget. Meski begitu, ia selalu menyembunyikan keterkejutannya. Sakura pura-pura memasang wajah bingungnya untuk gadis di depannya. Sebenarnya, ia tidak lupa siapa gadis itu.

"Kau melupakanku? Ah! Hidoi, na!" gadis itu mendesah kesal. Ia hampir putus asa dengan reaksi Sakura.

"Kau? Siapa kau?" tanya Sakura berlagak bingung.

"Ayolah, Sakura! Berhenti bercan-"

"Bagaimana kabarmu, Tenten?"

Gadis itu terdiam sejenak. Ia lalu tersenyum. Sakura menghela napas panjang. Ia menoleh sana sini, seperti mencari sesuatu.

"Apa kau lapar? Aku lapar sekarang. Kau mau makan bersamaku?" ajak Sakura.

"Etto ... sebenarnya, aku sedikit buru-buru," elak gadis bernama Tenten itu.

"Sudahlah," Sakura mendekati Tenten, menarik tangannya. "Aku yang akan membayar."

Tenten hanya memandangi Sakura dari balik punggungnya. Mereka tengah menuju sebuah restoran bergaya Eropa di dekat tempat mereka berada. Brasserie VIRON, Shibuya. Sesaat, gadis itu merasa Sakura tumbuh melebihi dirinya. Pikirannya tertuju pada hal yang sebenarnya tak ingin ia sesalkan.

🌸🌸🌸

"Gochisousama deshita!¹"

Tenten berseru senang usai selesai makan. Sakura juga baru saja menyelesaikan makannya. Mereka saling bertukar kabar. Mulai dari Tenten yang menceritakan pekerjaannya di tempatnya, dan ia pun bertanya pada Sakura tentang pekerjaan gadis bersurai merah muda itu.

"Aku? Etto ... apa, ya?"

Sakura berlagak bingung. Ia menautkan kedua alisnya, seolah sedang berpikir.

"Ne, Sakura-san," panggil Tenten.

"Hentikan panggilanmu itu! Kau seharusnya tidak menambahkan -san di belakang namaku, Tenten. Haah ...," ucap Sakura, mendesah kesal. Tenten mengangguk samar.

"Aku sudah lama tak mendengar kabarmu. Dari Ino, katanya kau tinggal di Akita? Apa itu benar?" tanya Sakura.

"Hmm," Tenten mengangguk. "Aku tinggal di sana."

"Aa. Terkenal sekali dengan berasnya, bukan."

"Begitulah."

"Jadi, kenapa kau datang ke Tokyo?" tanya Sakura.

"Sebenarnya, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Kau ingat dengan Lee, bukan?" tanya Tenten. Nadanya berubah sendu. Sakura mengangguk.

"Aku tak tahu bagaimana caraku menjelaskannya. Dia sedang sakit. Hanya demam biasa, dan aku sudah mengantarnya ke dokter. Kami saling membantu, karena rumah kami bersebelahan. Dia selalu merengek seperti anak kecil saat sedang lapar. Aahh! Kau tahu? Aku begitu kesal dengan sikapnya itu. Rasanya seperti ingin kuhajar saja dia!" Tenten bercerita. Tidak! Ia terdengar seperti mengeluh.

Yosougai [SasuSaku] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang