고마워, 여보.

920 19 4
                                    

Jihoon ngerasa ada yang aneh dalam dirinya, ia menjadi sangat gampang marah, menjadi sensitif. Ia bahkan memdadak menjadi tidak suka dengan makanan kesukaannya, seperti chicken adalah makanan teratas kesukaannya.

Dan satu hal yang menjadi lebih parah adalah, hormonya meningkat. Dipeluk, di tatap, dan di sentuh kecil ia merasa terangsang, bahkan melihat Woojin tertawa saja ia menjadi terangsang.

Seperti saat ini. Di salah satu bilik toilet Woojin sedang berusaha menahan desahannya, karena Jihoon sedang mengoral miliknya. Tolong ingatkan mereka jika mereka sedang berada di toilet mall yang banyak di gunakan banyak orang.

Jihoon terus menaik-turunkan kepalanya dan mengocok bagian milik Woojin yang tidak masuk ke mulutnya. Woojin terus menahan desahanya dengan menggit bibirnya, dengan mata merem-melek karena nikmat dan tanganya memegang kepala Jihoon untuk membantunya. Padahal mereka sudah melakukannya kemarin malam.

Woojin menjadi menyesal karena sesaat sebelumnya ia terus menggoda Jihoon saat makan siang di salah satu restoran, hingga setelah selesai makan Jihoon tiba-tiba menarinya ke toilet dan menjadilah seperti ini.

Jihoon berdiri, setelah merasa cukup mengoral penis suaminya. Ia juga menyuruh Woojin untuk berdiri di belkangnya, Jihoon sedikit menungging dengan berpegangan pada closet di bilik itu.

Woojin yang mengeti maksud Jihoon mulai memasukan miliknya secra perlahan.

"Akk...hmmm~" Woojin membekap mulut Jihoon dengan tanganya karena ia tau bahwa Jihoon akan mendesah sangat keras.

Dengan perlahan ia mulai menggerakan pinggulnya, membuat Jihoon menggeliat gelisah karena terlalu pelan.

"Lebih cepat, ahhh~" Lirih Jihoon, dan Woojin yang mendengarnya mulai menggerakan pinggulnya lebih cepat.

Woojin terus mengerakan pinggulnya lebih cepat di rasa pelepasannya sudah dekat. Mereka terus menahan desahanya, mata keduanya terus merem-melek merasakan kenikmatan.

"Hmmm~" Mereka mencapai pelepasanya secara bersamaan, Woojin memeluk tubuh Jihoon erat karena tau Jihoon akan terjauh.

Woojin dan Jihoon kembali memakai celana masing masih dan keluar dari bilik itu, lalu mencuci tangan.

Mereka berencana untuk mengelilingi mall dan berbelanja beberapa baju. Woojin bahkan membelikan mainan untuk Eunsang pertama mereka.

Setelah selesai keduanya Jihoon dan Woojin pergi ke rumah Daehwi untuk menjemput Eunsang yang mereka titipkan tadi.

Setelahnya menjemput Eunsang dari rumah Daehwi mereka pulang karena Eunsang menangis kerena haus dan mengantuk, dan hari pun sudah sangat malam.

Setelah sampai, Jihoon menidurkan Eunsang di box bayi di kamarnya. Bayi yang baru menginjak 9 bulan itu tertidur di perjalan pulang setelah Jihoon memberinya Asi.

Jihoon kembali kekamarnya berbarengan dengan Woojin yang baru keluar dari kamar mandi. Jihoon duduk di kasurnya sambil memeperhatikan Woojin yang sedang memilih baju di lemari.

Jihoon mendekat ke arah Woojin dan memeluknya dari belang, yang berhasil membuat Woojin terkejut.

"Sayang ada apa?" Tanya Woojin.

"Aku mau lagi." Jawab Jihoon sambil memainkan tangan nya di perut Woojin.

"Emang uri Jihoon-nie tidak lelah?" Tanya Woojin lagi, Woojin bisa merasakan Jihoon menggelengkan kepalanya. Woojin memebalikan badannya dan menarik Jihoon ke peluknya.

"Kamu udah cek belum bulan ini?" Jihoom mengerutkan dahinya binggung dengan pertanyaan Woojin.

"Cek apa?" Tanya Jihoon dengan puppy eyes.

"Cek, siapa tau Eusang punya adek." Kata Woojin sambil cubit pipi Jihoon gemas.

"Gak mungkin deh, kan dokter bilang aku aman."

"Ya coba aja cek dulu, siapa tau kan ngisi. Soalnya kalau di pikir-pikir lagi kita hampir setiap hari loh ngelakuin."

-Bener kata Woojin, tapi kenapa aku gak ngersa lelah sama sekali ya setiap ngelakuin hal intim?- Batin Jihoon.

"Yaudah kita lakuin lagi malam ini, tapi kamu besok cek ya. Testpack nya masih ada kan beberapa?" Jihoon ngangguk lucu.

"Aku mau pake pengaman malam ini." Lanjut Woojin.

Dan berakhir lah mereka dengan melanjutkan hal yang mereka lakukan tadi siang.

♡♡♡

Jam udah nunjukin pukul 09.00 pagi, Woojin lagi main sama Eunsang di ruang tamu. Sambil nunggu Jihoon yang lagi di kamar mandi.

Hampir 30 menit Jihoon di kamar mandi dan baru keluar dengan mata merah yang terus ngeluarin air mata.

Jihoon jalan ke arah Woojin sama Eunsang yang lagi duduk di pangkuan Woojin.

"Gimana hasilnya?" Tanya Woojin. Jihoon ngasih 3 testpack yang berbeda dan ngambil Eunsang dari pangkuan Woojin.

Woojin natap Jihoon yang lagi ngasih Asi ke Eunsang dengan tatapan tak percaya. Jihoon yang di tatap seperti itu mengagguk sambil tersenyum ke arah Woojin.

Woojin memeluk Jihoon dan mencium pucuk kepala Jihoon dengan kasih sayang. Lalu mencium pipi Eunsang dengan gemas membuat si bayi menggeliat tak nyaman tanpa melepas nipel sang ibu sama sekali.

"You will be a big brother, baby." Bisik Woojin di telinga Eunsan membuat si bayi berusia 9 bulan itu terseyum kecil.

Woojin menarik kepala Jihoon untuk bersandar di dada bidangnya. Mereka  menjadikan hari ini adalah hari yang indah.

 Mereka  menjadikan hari ini adalah hari yang indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡♡♡
고마워, 여보. [END]
141219

Aku back hehe...

Maaf ya gaje, aku bingung mau ke gimana. Mau buat yang sedih gak bisa aku tuh ㅠㅠ.

Enjoy life all🤗

See u next chap^^

2park OneshortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang