ANTARA 17

955 33 0
                                    

Assalamualaikum semuanya....
Ada yang nunggu cerita ini?
Maaf banget karena lama gak update, pengennya saya update tiap minggu, tapi karena di kelas 12 semuanya diperketat, saya gak bisa buat nulis.
Maaf banget bikin kalian nunggu lama 🙏

Kalau ada yang gak ngerti sama part yang ini, boleh dibaca ulang biar ngerti dan paham, soalnya udah lama.

Okeh, semoga suka ya ....

Typo bertebaran mohon dimaklum ya🙏🙏

Happy Reading :)

***

Kebahagiaan lo terlalu besar buat mereka rebut, makanya mereka bisa ngambil kebahagiaan lo yang cukup kecil.

~ Tiara Kesyamara ~

🍁🍁


"Gue pikir lo emang ketiduran, tapi kayaknya lo sengaja ninggalin Tiara sendirian di pinggir jalan. Lo kira dia sampah?!" sentak Farel di akhir kalimat, membuat Rafa mengalihkan pandangannya dari televisi.

"Apa urusannya sama lo, Rel?" tanya Rafa, "jangan-jangan lo suka sama Tiara?"

Farel menatap sengit Rafa. "Gue gak peduli dengan ucapan yang lo maksud. Tapi satu hal yang pasti, gue gak suka lihat sikap lo yang seenaknya sama Tiara!"

"Terus apa bedanya sama lo?" tanya Rafa balik, "lo juga seenaknya sama Della. Bisa-bisanya lo selama ini ngebiarin Della, lo pikir dia apa, Rel!"

"Apa lo bilang? Gue ngebiarin Della? Satu hal yang harus lo pahami, sadar diri sama apa yang udah lo ambil selama ini!"

Rafa diam, tidak menjawab apapun dan membiarkan Farel memasuki kamar dengan membanting pintu cukup keras. Rafa menatap kosong ke bawahanya, berpikir keras dengan maksud Farel. Kepalanya terangkat kembali saat melihat Farel ke luar kembali masih menggunakan seragamnya.

Rafa berdiri dari duduknya. "Lo mau ke mana?"

Tak ada jawaban dari Farel, cowok itu tetap keluar dan segera menaiki motornya serta memakai helm. Farel menyalakan mesinnya dan berhenti sejenak saat Rafa berlari keluar menghampirinya.

"Gue tanya, lo mau ke mana?"

Farel tersenyum kecut. "Gak usah sok peduli, najis gue dengernya!"

Farel langsung tancap gas meninggalkan Rafa yang hanya berdiri di sana. Farel tetap melanjutkan perjalanannya, hari mulai gelap, matahari mulai terbenam berganti dengan gelap yang menyeluruh. Farel terus saja berputar-putar sampai akhirnya ia berhenti di sebuah rumah. Farel menyimpan motornya dan memasuki rumah itu.

Seorang wanita paruh baya terlihat duduk sambil memegang tongkatnya dengan kuat.

"Nenek ...."

Farel menghampiri neneknya dan segera memeluknya penuh kasih sayang.

"Farel? Kamu ke sini kenapa? Ada masalah lagi, ya?"

Farel melepaskan pelukannya dan tidur di atas pangkuan neneknya seperti biasa. Farel memang hanya dekat dengan neneknya, tidak ada satupun dari keluarganya yang memperlakukan Farel dengan baik selain neneknya. Hanya neneknya yang tahu siapa Farel dan masalah Farel. Farel selalu berkunjung ke sana jika ia sedang terkena masalah ataupun tengah mendapat kabar baik. Neneknya selalu jadi orang pertama yang tahu masalahnya.

ANTARA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang