MIDNIGHT SECRET

155 13 3
                                    


     ".....?!"

Deg...

      Keringat mulai membanjiri pelipis (name) yang sedari tadi termenung.

      "Huh?Kenapa?Kau tak mau menceritakannya?!"

      Tak ada respon yang diberikan,suasana mendadak menjadi canggung.Semua penonton pun ikut terdiam lantaran mereka penasaran akan jawaban yang akan (name) berikan.

      "Ekhem,"

      "(Name)!(name)!"

      Guncangan kecil pun diberikan kepada (name) untuk menyadarkannya dari lamunannya.

     "...."

     Tersentak kecil,ia pun mengadahkan kepalanya yang sedari tadi tertunduk dengan ragu.Netra heterokomnya itu terlihat kosong,seolah-olah tengah larut dalam suatu haĺ kelam,dampak dari masa lalu.

      "Tak berguna!"
   
      "Tak berguna!"

      "Tak berguna!"

    Gyut...deg..deg..deg...

    Suara itu,suara yang sedari dulu ingin ia pendam sedalam-dalamnya bersama dengan memori masa lampau yang kelam di dalam peti ingatan terdalamnya,terbuka semudah itu hanya dalam beberapa hitungan.Semua itu memaksanya untuk menyeruak keluar.Semua usahanya untuk mengubur semua itu sendirian,sia-sia hanya dalam beberapa hitungan tak bertempo.

    "(Name)?Kenapa?"

    "(Name),kau baik-baik saja,kan?"

    "Kau pusing?Demam?"

    (Name) menggelengkan kepalanya sebagai jawaban,ia tak mau membuat semua orang di sekitarnya khawatir.Namun,seiring ia menggelengkan kelalanya dengan cepat,semakin menusuk rasa nyeri di kepalanya itu.

     Gyut...gyut...gyut..

     "Khh...a..aku..tak apa..khh..."

     Mencengkram kepalanya kuat,ia mencoba untuk menahan semua rasa sakit yang dibebankan.Meraung pun percuma,tak akan ada yang mendengarnya.Mungkin,mereka akan menganggapnya aneh daripada memberi gadis itu rasa empati ataupun simpati.

     "(Name) bodoh!Kau selalu saja mengacaukan semuanya!!"

     "Perusak segalanya!!"

     "J-jangan...khh...suara...khh..itu..lagi...k-kumohon..."

    Deru nafasnya memburu,keringat dingin yang meluncur pun bertambah semakin deras.Detak jantungnya tak karuan,seakan ingin meledak melepaskan semua kerisauan yang dipendamnya.Jarum-jarum semakin menusuk sisi-sisi tengkoraknya tanpa ampun.Ia jatuh terduduk,mencengkram kuat seluruh rasa sakitnya.Mengabaikan seluruh pertanyaan yang sedari tadi terlontar kepadanya.

      "(Name),katakan sesuatu kalau kau baik-baik saja!"

    Kedua leader yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap apa yang terjadi kepada setiap membernya,nampak khawatir.

     "Jangan!Jangan!Jangan suara itu lagi,kumohon..." Lirihnya pelan,meskipun dalam benaknya ia meraung-raung menahan semuanya.

     "Jangan?Apa maksudmu tentang jangan?"

    Mencengkram erat bahu gadis itu,Hajime berusaha menenangkannya,walaupun ia tahu usahanya mungkin akan sia-sia saja.

    "Lepaskan!" (Name) menepis kedua lengan Hajime yang sedari tadi mencengkram pundaknya dengan keras. Meronta-ronta dan racauan pun keluar secara lirih dari ucapan gadis malang itu.

I WILL [NOT] BE YOUR STARLIGHT FOREVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang