THE DAYS WITHOUT HER

207 15 7
                                    

    "Hajime-san! (Name) belum kembali, padahal kami harus pergi sekolah sekarang!"

    Pemuda berambut pink terlihat sedari tadi mondar-mandir di ruang tengah, kebingungan. Raut cemas pun terpancar di wajahnya.

    "Benarkah?"

    "Atau  jangan-jangan....ia...menghilang?!" Kini giliran pemuda berambut kuning, bercelutuk dengan asal.

    "Ugh, jangan berpikiran yang aneh dulu, Koi, Kakeru!" Pemuda dengan rambut blonde platinum berusaha mengingatkan. Seragam sekolah sudah terpakai dengan rapi, namun ia dan sahabatnya belum kunjung  berangkat ke sekolah, tempatnya menempuh pendidikan.

    Hajime berusaha menenangkan, namun mereka tetap saja cemas dan khawatir mengenai keberadaan (name) sekarang.

    Kini, kedua grup, baik Six Gravity dan Procellarum tengah dilanda kegelisahan. Salah satu membernya tak kunjung kembali. Ruang tengah tempat biasa mereka berkumpul pun menjadi sangat heboh karena semua member meributkan tentang hal itu.

    "Kalian semua tenanglah! Iku, Kakeru, Koi, Aoi, Arata, You, dan Yoru, sebaiknya kalian segera bergegas menuju sekolah! Dan Rui, bersiaplah untuk memulai homeschooling-mu!"

     Instruksi yang diucapkan dengan tegas, membuat ruang tengah hening. Para pasangan junior dan menengah kini tengah sibuk bersiap untuk bergegas ke sekolah. Seakan berusaha melupakan masalah yang menimpa (name) sekarang.

     "Selama kalian bersekolah, aku, Haru, Kai, dan Shun yang akan merundingkan tentang ini. Belajarlah yang rajin dan serius, jangan pikirkan masalah ini," Hajime melanjutkan instruksinya yang sempat terpotong.

      "Baik, Hajime." Pemuda berambut hijau pucat dengan iris senada melangkah meninggalkan ruang tengah. Berniat untuk mempersiapkan materi homeschooling di kamarnya.

     "Ayo, Arata! Sudah selesai mengikat tali sepatunya?" Tanya Aoi yang kini tengah berdiri di hadapannya. Netra sky blue-nya sibuk memerhatikan sahabatnya, Arata yang tak kunjung selesai mengikat tali sepatunya.

     "Sudah," Jawabnya, sibuk meminum sekotak susu stroberi yang selalu tersedia di tas sekolahnya.

    "Baiklah Hajime-san, Haru-san, kami berangkat dulu!" Middle dan junior  pairs Gravy itu segera bergegas menuju sekolah mereka masing-masing.

    "Kai-san, Shun-san, ittekimasu!" You, Yoru, dan Iku pun segera menyusul para meber Gravy untuk berangkat ke sekolah mereka masing-masing.

    "Itterashai,"

.
.
.

Gelap.

    Itulah kata yang tepat untuk mendeskripsikan ruangan hampa tanpa jendela itu.

    Dengan seorang gadis yang diikat pada palang tiang mendatar, dengan rantai yang menjulur dan berpangkal pada palang tiang dan terhubung dengan kedua tangannya yang kurus dan mungil. Kesadaran pun belum kembali ke raga yang malang itu.

    Di ruang gelap nan hampa itu, sebuah seringai tercipta membentuk bayang sosok antagonis yang mengerikan. Menggenggam selembar kertas di tangan kanannya, sesekali menyeringai puas tanpa henti.

    "(Your full name)....okaeri, maid-chan"

.
.
.
.

     "Lalu, apa yang akan kita lakukan?" Terlihat para pasangan senior yang sedang serius membahas sesuatu. Pencarian (name) yang tak kunjung kembali semenjak pagi tadi.

I WILL [NOT] BE YOUR STARLIGHT FOREVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang