THE SUN FADES

99 9 3
                                    

    Hari demi hari silih berganti.Konser yang diadakan pun semakin dekat.Tinggal beberapa hari lagi untuk menyaksikan konser besar nan mengagumkan yang dua grup idol itu adakan.

    "Arghh...apa yang harus aku lakukan?!"

   Nampak seseorang yang menggeram kesal sembari mencoret-coret sebuah catatan dan desain yang ia buat.Sesekali ia pun nampak menyobek buku catatan kecilnya dan meremas kertas yang disobek dsri buku itu,membuangnya ke sembarang arah.

   "Apa yang harus kulakukan....."

   Bingung dengan apa yang ia harus lakukan,ia pasrah dan melipat kedua lengannya dan menenggelamkan kepalanya ke dalam lipatan lengannya.Berharap agar masalah yang ia hadapi bisa terselesaikan.

    Knock...knock...knock...

   Suasana keputus asaan yang pemuda itu buat,terpaksa dipecahkan oleh sebuah suara ketukan dari balik pintu kamar merahnya.

   "Waktunya makan,"Ucap seorang pemuda dari balik pintu itu.

   "Aku tak berselera makan,"Sahutnya dengan nada suara rendah yang sedikit bergetar.

   "You,makanlah.Kau bisa sakit,"Kali ini pemuda yang berada di balik pintu itu meninggikan sedikit nada suaranya.Berharap agar orang yang dipanggil segera keluar dari kamarnya.

   "Sudah kubilang tidak,"Balasnya menekankan pada kata 'tidak.'

   "Kau----"

   "tidak"

   Menghela nafas pasrah,pemuda yang ada di balik pintu merah itu pergi menjauh dari pintu merah yang sempat ia ketuk tadi.Mencari bantuan dan berharap sahabatnya bisa keluar dari kamarnya untuk makan malam.

    "Haah...sudah kuduga...cepat atau lambat mereka akan tahu...."

   Ia hanya dapat menatap buku catatannya dan selembar kertas yang berisi keterangan tentang angka dari setiap mata pelajaran.

   Kepalanya berdenyut nyeri akibat dirinya yang terlalu memikirkan masalahnya.Mengabaikan rasa sakot di kepalanya,ia memutuskan untuk melupakan semua masalah yang ada di dunia untuk sementara dan bermimpi agar masalah yang ia hadapi cepat selesai.

   "You Haduki,"

   "Hnn?Ada apa,guru?"

   "Kau lihat kertas ini!Semuanya merah!"

    "K-kenapa?"

    "Nilai akademik dan nonakademikmu semuanya menurun dengan drastis.Apa ini kerena grup yang kau tekuni itu?!"

    "Apa hubungannya?"

    "Kau tak tahu ya?!Kau dan temanmu sering membolos sekolah hanya untuk izin demi kepentingan grupmu itu kan?Dan sekarang lihat!Semua nilaimu memburuk!"

    "Maaf..."

    "Memalukan.Kau tahu kan jika sekolah ini sekolah favorit?!Kau ingin dikeluarkan dari sekolah ini ya?!"

    "T-tidak guru!Jangan...kumohon..."

    "Kau tetap akan di sekolah ini dengan syarat kau harus meninggalkan grupmu itu!"

    "T-tapi----"

    "Kalau kau tak mau ya sudah.Sekolah akan mengeluarkanmu secepatnya jika mau masih bergabung dengan grupmu itu!"

    "....?!"

    "Arrgh...sial!Kenapa hal itu terus terngiang di kepalaku?!"

   Tersentak oleh mimpinya sendiri yang memutarkan kejadian siang hari tadi saat sepulang sekolah,ia geram.Mengacak rambut merahnya yang panjang dengan frustasi.Raut yang hampa terpancar di wajahnya.

I WILL [NOT] BE YOUR STARLIGHT FOREVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang