Seorang perempuan berperawakan tinggi terlihat melangkahkan kakinya kedalam SMA Persada Nusa. Ia celingak celinguk seperti nggak pernah melihat temoat ini sebelumnya.
Tentu saja! Dia murid pindahan dari Aussie karena keinginannya sendiri. Ia lalu segera menuju ke Ruang KepSek sambil memegangi kedua ujung tali tasnya.
Ia mengetuk pelan ruangan suram tersebut. Tak lama kemudian, seorang laki-laki tua dengan kepala botak itu membuka pintu, dan menyambut gembira anak itu.
"OH! KAU ANAK BARU ITU! SELAMAT DATANG, NAK!!" pekiknya membuat gadis itu terlonjak kaget. Ia hanya tersenyum paksa karena kurang suka dengan laki-laki dihadapannya ini.
Tanpa ba-bi-bu, gadis itu hanya melontarkan satu kalimat pendek, "dimana kelas saya?"
"Uhmm... Kelas 12 IPA 2. Kau bisa kesana sendiri kan?"
Gadis itupun mengangguk, lalu meninggalkan laki-laki itu didepan pintu.
*****
Kelas 12 IPA 2,
Dari lorong koridor saja suara gaduh sudah terdengar dari kelas itu. Ia menghembuskan napasnya keras.
Ia menarik pintu kelas tersebut hingga terbuka lebar.Kelas seketika hening. "What? Apa yang salah sama gue?" Batinnya berkata.
Ia memasuki kelas itu, lalu tersenyum gembira menampilkan deretan gigi-gigi putihnya yang rapi.
"KENALIN!! NAMA GUE KEY-KIRANI ALVIRA CALLISTHA! GUE MURID PINDAHAN DARI AUSSIE. GUE BARU AJA ULTAH YANG KE 16! SALKEN YAA!!" ucap gadis bernama Kirani itu tanpa rasa malu sedikitpun.
Kelas masih saja hening. Seseorang menatap Kirani sangat dalam. Itu Kennand Gibran Trianta. Si cowok idaman para murid se SMAPA.
Ia melihat seorang gadis cantik dengan kulit putih, kaki jenjang, dan berbadan bak seorang model. Rambutnya yang sepinggang berbentuk gelombang tampak kontras dengan wajahnya yang manis dengan makeup tipis apa korea. Seketika sesosok Kennand seakan melayang dari raganya.
"AUU! APAAN SIH, BANGSAT?!" pekik Kennand sambil memegangi kepalanya yang digeplak oleh Apolo, si ganteng tapi jaim tingkat dewa.
Lamunan Kennand buyar karena pukulan Apolo. Ia mendengus kesal. Kenapa gue kayaknya kenal cewek itu ya? Gue liat dia dimana ya?
*****
Bel istirahat mengundang perasaan senang bagi Kirani, pasalnya ia sama sekali tak menyukai pelajaran tadi, begitupun dengan gurunya.
Ia berjalan sambil melamun disamping Avria, si gadis buchin tingkat dewa. Kirani saja sampai pusing dibuatnya karena puluhan quotes bucin yang ia lontarkan.
Selama ia masih dikhayalannya, Kirani terus memikirkan Kennand. Ia seperti mengenali laki-laki itu.
Bughh!
Kirani terperanjat. Ia menubruk seorang pria dengan tubuh kekar, dan berwajah tampan. Puluhan lembar kertas tergeletak dilantai karena Kirani tak sengaja menubruk pria itu. Buru-buru Kirani membantu memunguti kertas-kertas itu.
"What?! Surat panggilan orang tua? Guru BK nih dia?" Batinnya.
"Nih pak, kertasnya. Saya minta maaf nabrak bapak karna tadi lagi ngayal jalannya," ucap Kirani sambil menyerahkan setumpuk kertas pada pria itu.
Ia menerima kertas itu. "Kau murid baru itu?"
Kirani mengangguk. "Iya, pak."
"Siapa nama kamu?"
"Key-Kirani Alvira Callistha, Pak. Kalo Bapak?"
"Benedct Adicte Pemberton. Gue masih turunannya Georgia Pemberton, si artis itu loh!" Jawabnya sombong.
"Cieelah, pak... Kegeeran. Yaudah, Kirani ke kantin dulu ya, Pak." Jawabnya sambil berlalu.
"Kirani? Gue kenal anak itu! Dia kan..."
*****
"WOE! Makan gak ajak-ajak!" kata Kirani mengejutkan Avria dan Sophie yang sedang sibuk memakan bakso.
"Ebushet! Lo tadi yang ngilang kemana, pea?" Celutuk Sophie sambil terus mengunyah baksonya.
"Gue tadi gak sengaja nabrak Si guru handsome itu loh! Siapa lagi namanya? Aduhh gue lupa... Pak Bena? Eh, Bene? Pokoknya itu lah?"
"Uwaww, Pak Benedct? Dia tuh masih singgle loh! Gak mau Ni?"
Sebuah lemparan gumpalan tissu melayang kearah kepalanya. Ia memegang kepalanya sambil mengerucutkan mulutnya.
"Ih! Apaan sih! Gue tuh masih muda, masih cantik, masih mulus. Dia tuaan kali dari gue!"
Kirani lalu segera memesan semangkuk bakso, lalu memakannya dengan lahap.
"Pak Ben? Dia ganteng juga!! Omaigat! Gue gak kepikiran bakal ketemu guru ganteng kek dia!" Batinnya berkata.
"Woi! Ni! Bel udah bunyi tuh! Balik yok!" Ajak Avria.
"Yaudah. Ayok,"
****
Disinilah Kirani sekarang. Lapangan basket.
"Lari semuanya! Jangan ada yang berhenti sebelum Bapak perintahkan untuk berhenti!" Pinta guru handsome namun galak itu.
"Duh! Harusnya Gue ngasih tau guru galak ini kalo gue gak bisa ikut olahraga. Gue pusing, pengen muntah!"
Wajah Kirani memucat. Ia lupa bahwa ia tak boleh terlalu capek.
Huekkk!
Beberapa langkah setelah ia meratapi nasibnya, Kirani memuntahkan isi perutnya. Semua langkah cepat itu terhenti, menatap jijik Kirani.
"KIRANI! LO GAK APA-APA?!" Seru seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Merah
Teen FictionBerisik? Itu kepribadian Kirani. Ia tak bisa diam, tapi gak sulit diatur. Itulah yang membuat Kennand kepincet gak keruan dengannya. Kirani. Ia bertemu dengan pria itu. Pria yang membawanya keseluruh ingatan lamanya. Semua kebersamaan mereka...