Ganjen Girl

10 2 0
                                    

"Jadi, untuk ujian kali ini akan dilaksanakan berbasis komputer. Setiap siswa akan melaksanakan ujian didalam kelas, dengan komputer yang berstatus aman digunakan, tanpa ada tanda tanda kerusakan," tutur Kepala Sekolah SMAPA, Pak Dennes Gunarwis.

Benedct memandang bosan guru itu sambil memainkan bolpoin ditangannya. Ia lalu menggambar sketsa diatas kertas kosong yang sengaja dibawanya untuk keperluan mendadak.

Goresan demi goresan mulai menampakkan sketsa wajah gadis yang familiar, Kirani. Ia menggambar secara detail cara Kirani tersenyum, dan lesung yang ada di pipi kanan gadis itu. Matanya yang belo, nan indah tergambar sempurna pada kertas itu.

"Pak Ben..."

"Pak Benedct..."

"PAK BENEDCT ARDIAN PEMBERTON! SAYA MEMANGGIL ANDA DARI TADI!" Ucap Pak Dennes dengan wajah kesal.

"I... Iya, Pak?" Jawab Kennand takut-takut.

"Saya meminta bantuan dan kesediaan Pak Ben sebagai bagian panitia persiapan Ujian Nasional kelas 12,"

"Ba... Baik, Pak."

****

Benedct berjalan bosan meninggalkan ruang guru yang tadi digunakan untuk rapat persiapan UN.

Ia menuju ke kantin untuk sekedar mencari cemilan—mengisi perutnya yang masih kosong.

"Bu Sin, burgernya satu ya.. Minumnya lemon tea. Nih uangnya," kata Benedct sambil mengeluarkan selembar uang 50 ribuan.

"Waduh Pak, belum ada uang kecil, nih... Gimana atuh?" jawab Bu Sinta, penjaga kantin SMAPA yang sudah bekerja kurang lebih hampir 30 tahun.

"Nih, pake uang saya aja, bu.."

Benedct menatap gadis disampingnya, Kirani. Gadis itu tengah menyengir lebar dengan tangan yang masih terulur untuk membayar pesanan Benedct.

"Eh, kamu.. Kenapa dikantin kamu jam begini? Rapat udah selesai loh.." Goda Benedct dengan senyuman manisnya.

"Aku mau beli minum, haus aja habis gelud dengan anak-anak di kelas, pak... Hehehehee," jawabnya sambil mengambil kembalian dari Bu Sin.

"Yaudah, aku ke kelas dulu ya, Pak Ben kesayanganku.." Kata Kirani sambil berbisik kepada Benedct.

"Iya, princess nini ku.." Balasnya.

Setelah Kirani pergi, ia mengambil nampan yang diatasnga sudah terdapat sebuah burger, dan segelas lemon tea pesanannya, lalu duduk di bangku paling ujung, dan menyantap makanannya.

"Key, so sweet banget deh.." Ucap batinnya.

****

"Ni, gue denger... Lo deket sama Pak Benedct ya?" Bisik Sharen tepat di telinga Kirani.

"Lo denger dari siapa? Gosip?" Elak Kirani dengan nada yang mulai meninggi, ia takut Sharen nekat merebut Benedct darinya.

"Gak.. Tadi gue liat lo dikantin. Lo bayarin makanan dia. Ngomong-ngomong.. Dia ganteng juga deh, jadi sayang kalo gak dimiliki.." Tuturnya membuat kuping Kirani panas.

Karena kesal dengan Sharen, ia buru-buru meninggalkan cewek ganjen itu sendirian didepan auditorium.

"AHHGG!! KESEL BANGET GUE SAMA SI GANJEN ITU! DIA BILANG DIA PENGEN MILIKIN LAGI SI PAK BENEDCT GUE!" Keluh gadis itu sesaat setelah ia duduk ditempatnya disambut oleh Avria.

"Loh? Kenapa lagi dia? Dia pengen rebut DOI lagi?"

"Iya, kampret! Ck.." Desah Kirani sebal.

"Sini, gue kasih pelajaran tuh cewek! Jadi orang gak tau malu banget ya!" Kata Avria ikut jengkel dengan Sharen yang selalu merusak hubungan orang.

"Dia deketin Pak Bebenqu, tunggu tanggal mainnya, Sharen... Gadis murahan!" Ucap Kirani menahan amarahnya sambil melirik Sharen yang baru saja memasuki kelas.

****

Bel istirahat berbunyi. Benedct keluar dari ruang kekuasaannya, ruang BK dengan tangan yang ia masukkan kedalam kantung celanannya, lalu berjalan menuju ke taman depan ruangannya.

"Pak Ben.." Sapa seorang murid berperawakan tinggi dengan kacamata bulat berwarna biru, itu Sharen.

"Uhm? Murid baru?" Tanya Benedct pada Sharen yang baru dilihatnya.

"Iya, Pak... Saya Sharen Jovinetta Carnasheelan, dari kelas 12 IPA 2, Pak.."

"Oh, selamat datang di SMAPA, Sharen..." Jawab Benedct ketus.

"Bapak gak mau ke kantin? Saya bayarin ya, Pak.." Ucap Sharen pada Benedct.

"Gak.."

"Kenapa, Pak?"

"Saya masih kenyang,"

"Pokoknya saya mau bayarin Bapak makan!" Pinta Sharen sambil menarik tangan Benedct menuju kantin.

"Lepas,"

"Nggak!"

"Lepas atau saya kasih SP?!" Bentak Benedct membuat gadis itu melepaskan tangannya.

Benedct yang sangat kesal itu segera meninggalkan Sharen yang masih menatap kepergiannya.

"Saya bakal milikin Bapak! Saya gak mau kalah dari Kirani! Saya nggak suka dia memiliki sesuatu yang nggak saya miliki!" Batin Sharen berkata.

****

Kirani tertegun menatap Sharen yang menarik tangan Benedct secara paksa.Emosinya memuncak. Kirani mengikuti Sharen hingga Benedct pergi meninggalkan Sharen.

Sebuah tamparan melayang diwajah Sharen. Dengusan marah tak beraturan terdengar jelas ditelinga Sharen.

"SHAREN! GUE MUAK SAMA LO!" Ucap Kirani sambil menampar pipi Sharen yang satunya hingga tersungkur di tanah.

Sharen tak membiarkan dirinya ditampar begitu saja, ia melawan. Sharen mendorong Kirani, dan menampar balik Kirani.

"Mengapa kau marah? Huh, sudah jelas kau punya hubungan dengan guru itu. Seharusnya kau yang ku cap murahan, Kirani.." Kata Sharen sambil menampilkan smirknya.

Mawar Merah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang