Mama?

16 2 0
                                    

"Key! Aku seneng loh ketemu sama kamu lagi..." Sapa Rian sambil menyengir lebar.

"Kak Rian. Aku juga rindu sama Kak Rian. Kak Rian udah sembuh?"

Rian mengangguk tegas. Ia menatap anak perempuan dihadapannya dalam-dalam. Sebersit rasa sayang muncul didalam hati kecilnya. "Sebenarnya ada apa dengan Key?" Batinnya mempertanyakan mengenai Kirani. Hal itu membuat Kirani terbayang-bayang dalam pikiran dan hatinya.

"Kak? Kak Rian?" Kirani memecahkan lamunan Rian yang sedari tadi menatap Kirani sambil terdiam.

"Ya? Oh! Maafkan aku... Aku sedang memikirkan sesuatu,"

Kirani hanya mengangguk-angguk, tak tertarik dengan pembicaraannya.

"Key, mau ke rumahku? Akan ku perkenalkan kau dengan mamaku. Dia pasti senang saat tahu bahwa aku sudah memiliku seorang teman—tak sendiri lagi." Ajak Rian antusias dengan wajah berseri.

"Boleh, tapi jangan lama-lama ya, Kak Rian..." Jawab Kirani acuh tak acuh. Ia sedang ingin sendiri, tapi apa daya, ia tak enak harus menolak ajakan Rian.

****

"Mama! Rian pulang..." Seru anak itu memanggil mamanya.

Seorang wanita muda berjalan tergopoh-gopoh dengan celemek yang terkena noda saus keluar dari arah dapur. Itu Maeriann, mama Rian. Usianya belum terlampau tua, wajar jika ia masih berwajah cantik.

"Rian... Mama lagi masak di dapur... Tunggu sebentar ya, mama ambilkan minum," titah Maeriann sambil mengecup puncak kepala anak bungsunya itu.

"Iya, Ma..."

Tak lama kemudian, Maeriann muncul dengan nampan berisi jus jeruk dengan sepiring biskuit strawberry. Diletakkannya nampan itu diatas meja, lalu Rian langsung menyerbu jus jeruk itu hingga landas.

"Uhmm... Segar—Oh iya ma.. Ini Key, teman Rian. Rian bertemu dengan Key waktu dirumah sakit kemarin. Kamarku berseblahan dengannya, dan.. Rumahnya juga hanya berbeda beberapa blok dari sini, Ma.." Jelas Rian membuat Maeriann tersenyum manis. Ia senang anaknya sudah menemukan teman yang bisa ia ajak bercerita, tak seperti dulu.

"Key, tante senang kamu mau berteman dengan Rian. Rian sebelumnya susah bersosialisasi, jadi tantr harap... Kamu bisa terus bersama Rian. Jika Rian menyakitimu, laporkan pada tante ya, hahahahaa..." Rian meringis mendengar hal itu, begitu juga dengan Kirani.

"MAMA!!" Rian mulai sebal, lalu menarik tangan mamanya.

"Udah jam 1, Nak Key... Kita makan siang bareng yuk.. Tante udah masak." Ajak Maeriann.

"Duh, Tante... Maaf merepotin ya, tante... Key makan di rumah aja ya.."

"Gak papa, Key... Sekali-sekali aja.." Goda Rian, mencoba membujuk Kirani.

Kirani lalu menyetujui ajakan makan diang bersama itu. Mereka menuju ke ruang makan yang berada dekat dengan dapur. Maeriann menata masakannya diatas meja, lalu mengisi gelas untuk kedua anak-anak itu.

Kirani memperhatikan masakan yang tersaji diatas meja. Gulai ikan, rendang, dan telur, beserta buah-buahan segar. Kirani teringat dengan Karina.

Dulu, Karina yang paling menyukai rendang. Kirani yang awalnya tak menyukai itu seketika menjadi antusias mencicipi rendang dihadapannya.

Ia menyuapkan sesendok nasi kedalam mulutnya. Seketika rasa rindu menjalar ke seluruh tubuhnya. Ia tersenyum sendu.

"Masakan tante enak..." Puji Kirani dengan mata berbinar.

"Makasih, Key... Mama mu juga sering memasak rendang seperi ini?" Tanya Maeriann.

Kirani terenyak. Mama? Dirinya bahkan hampir melupakan semua kenangan-kenangan bersama mamanya.

Kirani tak menjawab. Ia kembali fokus dengan makanan dihadapannya. Seketika hening sejenak, canggung meliputi. Hanya terdengar dentingan sendok dan garpu.

Mawar Merah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang