All I ask is if...
This is my last night with you,
Hold me like I'm more than just a friend.
Give me a memory I can use,
Take me by the hand while we do what lovers do,
Cause what if I never love again...Lagu itu terdengar menggema dalam kamar Benedict. Ia masih terjaga, walau sebenarnya ia mengantuk. Entah apa yang akan ia lakukan. Wajah Key terus membayangi pikirannya. Ia takut kehilangan Key. Ia akan menjaga Key, memastikan Key selalu bersamanya, selamanya. Ia lalu mulai memejamkan matanya, mencoba untuk tidur.
*****
"Ck! Kenapa sih, harus besok ulangannya? Gue ngantuk banget lagi," Gerutu Kirani sambil membuka buku matematika miliknya dimeja belajarnya.
Ia lalu menuju ke dapur untuk membuat kopi agar ia bisa fokus ke pelajarannya, bukan pada kemauannya untuk kembali tidur.
"Nak, ngapain jam segini?" Suara itu mengagetkan Kirani yang tengah menyeduh kopinya.
Kirani hanya memalingkan wajahnya sekejap, lalu pergi dari dapur dengan segelas kopi panas ditangannya.
Sarah kembali menatap Kirani dari belakang sembari menahan kesedihan yang dialaminya selama ini. Ia berharap ia bisa memeluk Kiraninya lagi.
Kirani sudah tumbuh menjadi gadis remaja seusianya, namun Sarah tahu, gadis itu merasakan kepedihan yang sangat dalam, ada tempat kosong yang tak tahu harus ia isi apa dihatinya, da suatu hari nanti, Kirani akan menemukan siapa itu.
*****
"Arjun, kamu Bapak tugaskan untuk menjadi panitia Pentas kali ini, dan bapak harap kamu menjalankan tugas ini dengan baik. Kamu bisa meminta teman-teman anggota OSIS untuk membantumu mempersiapkannya." Kata Pak Ryan, ketua panitia OSIS SMAPA.
"Baik, Pak..." Jawab Arjun mengiyakan.
Derry menunggu Arjun keluar dari ruang OSIS sambil memainkan ponselnya. Ia membuka-buka Insta Story dilaman instagramnya.
"Ri, ayo, udah jam pelajaran loh," ajak Arjun.
Derry menyamakan langkah kakinya dengan Arjun.
"Eh, Ri, hari ini ada pertandingan Futsal kan?" Tanya Arjun pada Derry.
"Iya, emang kenapa?"
"Lo tau yang namanya Kennand? Dia anak Futsal kan? Dia ikut gak pertandingan nanti?"
"Iya, dia ikut... Ada apa?" Jawab Derry dengan dahi menyerngit.
"Gak kenapa-napa."
*****
"Go semua, Go!!!" Sorak Sir Avel, sang pelatih fulsal SMAPA. Kehadiran pelatih itu membuat kemajuan yang signifikan dalam sejarah futsal SMA Persada Nusa.
Tim SCREEM dari SMAPA mulai menajalankan strategi mereka dalam permainan. Tak mau dikalah tim lawan, Spooky Blush juga berusaha merebut bola dari giringan pemain tim Screem.
Kennand menendang bola menuju ke gawang lawan, dan
Goll!!! 1-0
"YO GOOD LUCK, SEMUAAA!!!" Sorakan semangat dari murid murid SMAPA membuat Tim kembali semangat.
Kennand menatap Kirani yang duduk dipinggir lapangan, amat dalam, bahkan ia tak menyadari bahwa bola yang tadinya digiring oleh lawan hampir mendarat tepat di Kirani.
"KEY AWAS!!" Teriak seseorang, itu Benedct.
Secepat kilat ia berusaha meraih bola itu namun sayang,
Brukkk!!
Bola itu mendarat tepat di pelipis Kirani. Darah mengalir dari bekas lebaman bola tersebut. Benturannya keras. Benedct segera berlari kearah Kirani, lalu memapahnya. Pertandingan dihentikan sementara, Kennand menelpon ambulance dan Kirani dilarikan ke Rumah Sakit.
*****Kennand mulai gelisah, "apakah Kirani baik-baik saja? Key pasti akan baik-baik saja," batinnya berkata.
Sementara Benedct, keringat membanjiri seluruh tubuh pria itu. Ia pun sama gelisahnya. Ia masih menunggu Dokter keluar dari UGD. Tanganya seakan bergetar. Ia ketakutan."Nak Kirani mengalami cedera serius dikepalanya. Biarkan ia beristirahat sebentar," kata dokter itu lalu pergi meninggalkan Benedct.
Kennand yang mendengar itu meremas rambutnya. "Ini salah gue! Gue yang bikin Kirani gini!" Kata pria itu dengan suara serak, dan mata berkaca-kaca.
Benedct menatap wajah Kirani. Tampak pelipisnya yang ditutupi oleh kapas dan plester luka, ia mendapat 5 jahitan karena insiden itu.
"Key, get well soon, darling." Bisik Benedct disamping Kirani.
Kennand juga ikut memasuki bilik Kirani. Ia mengganggam tangan Key, lalu menciumnya. "Ni, maafin gue. Ini semua gara-gara gue!"
"Kamu gak perlu menyalahkan diri kamu. Itu tidak disengaja, lagi pula bukan kau yang menendang bolanya," Ucap Benedct sambil menyunggingkan senyumnya.
"Anak ini tapak begitu tulus menyayangi Kirani,

KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Merah
Fiksi RemajaBerisik? Itu kepribadian Kirani. Ia tak bisa diam, tapi gak sulit diatur. Itulah yang membuat Kennand kepincet gak keruan dengannya. Kirani. Ia bertemu dengan pria itu. Pria yang membawanya keseluruh ingatan lamanya. Semua kebersamaan mereka...