eps 15

156 25 1
                                    

Untuk diriku sendiri,

Jangan mau dimanfaatin sama orang lain dengan mudah. Nyadar dong, orang chat aku kalo lagi butuhnya aja, kalo lagi ga butuh, ngelirik pun nggak mau!

Duh. Jangan ngasih tugas dengan mudah ke orang lain. Dihargai enggak, dimanfaatkan iya.

Sekarang cari teman yang baik itu susah! Bersyukurlah kawan dekat aku pada baik.

***

Asa, kamu SMKI -Sejarah Manusia dan Kebudayaan Indonesia- udah beres? Mau liat doooong, aku males cari di internet.

Si anjir. Asa mengumpat keras-keras. Si Ayudi, salah satu trio laknat itu mengirim chat WA. Isinya benar-benar menjijikan.

Inginnya Asa menjawab 'heh bangsat, sia dibelakang ngomongin, nganggap rendah aing, masa minta tugas sama aing juga', tapi untunya Asa masih punya logika. Lagipula, Asa dan sahabat-sahabatnya memang dianggap rendah oleh trio laknat itu. Well, semua orang dianggap rendah oleh mereka.

Belum, Asa membalas.

Kalo gitu kita bagi tugas yuk, aku setengah, kamu setengah, balas cewek itu lagi.

Otak sia setengah! Halah silit.

Asa sudah malas membalas pesan itu. Toh, untuk apa Ayudi meminta bantuan dari orang yang dianggapnya rendah? Harga dirinya di mana coooy?

Cewek itu rongseng setengah mati.

Sangat amat kesal.

"Ada apaan Sa? Kok mukanya bete." Suara itu! Asa dibuat terkejut dengan kehadiran seorang pria yang memakai celana jins robek dan kaos oblong berwarna hitam.

"Pak Wajendra Rajasa Ranggawuni? Anda sedang apa di kampus ini?" Asa bertanya dengan mata melotot, tinggal pesan sate 200 tusuk saja, cewek itu pasti sudah mirip dengan film horor jadul itu.

Sang Marsekal menatapnya sambil tersenyum. "Mengintai."

"Kalau begitu saya pergi dulu ya Pak Wajendra Rajasa Ranggawuni. Sebentar lagi masuk kelas soalnya."

Ayah Abiyasa itu tersenyum. "Jaga baik-baik anak saya ya. Saya mau lanjut mengintai lagi."

Asa begidik. Mengintai apaan di kampusnya? Gembong narkoba? Perdagangan manusia? Atau tero ....

Hiy. Asa merinding. Kalau seorang Panglima Jendral sampai turun tangan, itu artinya ada bahaya besar sedang mengintai.

***

"Tangan kamu masih sakit?" Abiyasa bertanya sambil mengelus jari-jari Asa. "Masih," balas cewek itu.

"Eh Yasa, aku ketemu sama Pak Wajendra Rajasa Ranggawuni tadi waktu mau masuk kelas." Lanjut Asa.

Abiyasa mengernyit. "Masih aja kamu manggil nama lengkap Ayah. Padahal Ayah udah wanti-wanti dipanggil 'ayah' aja."

Tersenyum, Asa berujar, "aku lebih suka panggil nama lengkap. Lebih wah aja kedengerannya. Nanti kalau kita udah sah aja, aku baru panggil ayah."

"Jadi, kamu mau di sah-in?"

***

Romansa - 31 Days Writing Challenge (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang