eps 24

143 24 1
                                    

Untuk diriku sendiri,

Meskipun orang berkata kalau kamu orang yang membosankan, sok suci, munafik dan apapun itu karena kamu tidak melakukan hal-hal buruk, biarkan saja.

Tetap pada pendirianmu. Jangan sekalipun goyah. Tetap lakukan sesuatu yang menurutmu benar.

***

Abiyasa berjalan bolak-balik. Seperti setrikaan saja.

"Yasa, berhenti. Aku pusing liatin kamu," kata Asa sambil menggeleng.

"Kamu hampir celaka!"

"Hampir. Astaga! Daritadi kamu ngomel terus. Ngumpat terus. Pusing aku dengernya. Aku kangen kamu. Stop ngomel-ngomel."

Cowok itu langsung luluh saat Asa bilang kangen. Abiyasa berhenti bergerak, kemudian merentangkan tangannya.

"Sini, aku peluk," perintah cowok itu lembut.

Tanpa ragu, Asa langsung menghambur.

***

"Makan babi tumis, yuk?" Ajak Vika, kepada Kara dan Karina.

Sontak saja Asa langsung menatap Vika. Setahu Asa, Vika memang penganut katolik, yang sangat taat malah. Tidak heran juga kalau teman yang dikenalnya dari Himpunan Mahasiswa itu makan daging babi, tapi ini pertama kalinya Asa melihat cewek itu mengajak orang lain.

"Aku muslim, nggak boleh makan babi," tolak Kara.

Karina menambahkan, "iya, babi haram di agama Islam."

Vika memiringkan kepalanya. "Setau aku juga minum-minuman keras haram di agama Islam, toh kalian tetep aja minum. Kenapa babi harus beda?"

Unch. Itu sarkasme paling hard yang pernah Asa dengar. Vika! Aku padamu!

Asa menatap Vika. Tatapannya dibalas, lalu Asa membentuk jari telunjuk dan jempolnya menjadi bentuk love ala Korea. Vika tersenyum.

Sebelumnya, Asa sedang merumbu tidak jelas karena dirinya sedang gabut. Dia berjalan tak tentu arah dari kampus ke tukang cimol yang cukup jauh, lalu balik lagi ke kampus, sebelum akhirnya dipanggil untuk melakukan 'tugas kelompok' lagi.

Sepertinya, Vika sudah sangat terganggu dengan kegiatan-kegiatan bejat Kara, Karina dan teman-temannya yang lain. Wajar saja sih, kosan Vika berada tepat di sebrang kosan yang sering diisi hal-hal biadab ini.

"Ya itu kan beda," bantah Karina.

"Bedanya di mana?" Kali ini Asa yang bersuara, benar-benar penasaran.

Entah Karina memang bego karena lebih banyak alkohol daripada air di tubuhnya atau memang bego dari lahir, cewek itu menjawab, "alkohol kan cair, babi padat."

Ya terus?!

Duh, Asa jadi malu kenal dengan cewek itu.

Untungnya, Vika mengabaikan jawaban super tolol itu. "Aku denger dari Ibu Kos kemarin kalian juga bawa cowok nginep di sini? Ngapain aja tuh? Bukannya gimana-gimana ya, tapi kalo maksiat jangan di sini. Masih banyak orang baik di kosan ini yang nggak sudi tempatnya dicemari sama kalian."

Asa merinding. Kara dan Karina berani bawa cowok nginep?

Mabuk dan bawa cowok. Hal paling masuk akal apa yang akan terjadi?

Astagfirullah, semoga ini terakhir kalinya mereka berkelompok, dan semoga Asa selalu dijauhkan dari orang-orang seperti mereka.

Gila, sih.

Abiyasa yang sudah Asa kenal lama saja tidak pernah diizinkan masuk ke kamar Asa, meskipun saat itu tidak ada mama dan ayah Asa. Cowok itu juga tidak berani macam-macam dan cenderung lempeng.

Asa lebih bersyukur lagi, dirinya mempunyai teman dan lingkungan yang benar-benar baik.

***

Romansa - 31 Days Writing Challenge (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang