eps 28

165 24 0
                                    

...
...
...

***

"Makan dulu," Nakke memberikan 2 bungkus roti kepada Asa.

Asa menggeleng. "Nggak nafsu."

Sudah dua hari Asa menunggu hingga rasanya nyaris putus Asa. Abiyasa masih belum bangun juga.

Perasaannya kacau balau, takut, marah, sedih. Asa gandrung. Setengah mati. Rindu. Kangen.

"Makan dulu. Nanti galaunya baru boleh lanjut." Perkataan Nakke membuat Asa tersenyum.

Dengan sedikit semangat, Asa mulai memakan rotinya. "Apa kabar matkul tadi? Nggak ada ujian mendadak, kan?"

Nakke menggeleng. "Bu Susan cuma ngasih matere Tema Rema, terus pak Hendra juga nggak masuk, lagi rapat acara Wi-could."

"Anak-anak yang lain?" Asa merujuk pada sahabat-sahabatnya.

"Baik-baik aja. Mereka aku larang ke sini, sesuai keinginan kamu."

Lalu Asa menghela napas dalam-dalam. "Kasian mereka kalau harus ke sini. Masih banyak tugas dan kewajiban lain yang harus mereka lakuin."

"Lah aku tetep disuruh dateng ke sini."

"Kamu kan gabut, Nak."

Nakke menoyor lengan Asa keras-keras.

***

Asa menggenggam tangan Abiyasa yang tidak dipasang infus. Tangan itu terasa lebih lembut, padahal sebelumnya keras dan agak kasar. Mungkin efek dua hari tidak sadarkan diri dan tidak melakukan apapun.

Dia menatap Abiyasa.

Rasanya ingin menangis kencang-kencang. Asa terbiasa melihat Abiyasa yang galak dan menyeramkan. Cowok yang sangat menjaga pertemanan karena tidak mau dimanfaatkan orang lain dengan mudah.

Mengingat teman, Asa jadi ingat Jeneral. Cowok itu tidak pernah datang sekali pun. Kata Cleine, Jeneral sedang patah hati karena mendengar kabar mengenai Abiyasa. Cowok itu menjadi sangat pendiam dan menutup diri.

"Yasa."

"Abiyasa."

"Aku ... Kangen."

Asa mengelus tangan cowok itu. "Kamu janji mau pulang. Jangan sampai ingkar, ya. Aku bakal tunggu kamu, tapi jangan lama-lama. Sekarang aja aku udah frustrasi, hampir setengah gila, kacau balau, kalau lebih lama, aku bakal gila beneran."

"Kecuali kamu mau liat aku berakhir sama Cleine."

Tidak ada respon.

Sial! Asa benar-benar di ambang batas kewarasan. Dia tidak bisa melihat Abiyasa diam begitu terus, tapi toh, cewek itu tidak punya daya.

"Tadi aku bolos kelas lagi. Aku nggak mau ngulang matkul. Kalo aku nggak lulus kamu tanggung jawab ya, nikahin aku aja."

"Iya."

Romansa - 31 Days Writing Challenge (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang