"Ngapain sin Bin, sumpah Lo tuh ganggu banget woi!" Kesal Fano saat tidurnya diganggu oleh makhluk sialan yang kenyataannya adalah sahabatnya.
"Mangkanya bangun dong, udah jam setengah tujuh nih!" Kata Bintara sambil menarik selimut Fano.
"Lagian ini hari Minggu, gue mau tidur lagi. Udah pergi Lo sono!" Fano menarik lagi selimutnya, bersiap untuk kembali tidur karena Ia memang masih sangat mengantuk.
"Jangan gitu dong ah, gak sopan banget didatengin temen malah tidur." Kata Bintara sambil meninju selimut sampai mengenai Fano.
"Temen apaan yang bertamu pagi-pagi gini. Ganggu orang tidur Lo." Kata Fano yang sekarang memilih untuk duduk, mengucek matanya supaya mau untuk diajak melek.
"Gue mau minta saran, penting nih!" Bintara berjalan kemudian duduk di sofa dekat kasur.
"Saran apaansih? Lo tuh makin kesini makin ribet aja kek cewek tau gak. Mimpi apa punya temen kek Lo!" Kata Fano sembari berjalan menuju kamar mandi. Berniat untuk membasuh mukanya.
"Sewot banget Lo, awas aja minta contekan." Bintara sedikit berteriak, supaya Fano mendengar.
"Woelah pakek ngancem segala. Ga asik!" Balas Fano yang juga sedikit berteriak, berharap Bintara mendengar.
"Lagian Lo juga sih, tinggal ngasih saran aja ribet banget." Kata Bintara kemudian menyusul Fano.
"Yaudah buruan! Gemes banget gue sama Lo, pengen ngunyah tau gak!" Balas Fano yang tengah memakai sabun wajah.
"Jijik bego!"
"Udah buruan!"
"Jadi gini Fan, kan gue udah janjian sama Karin sebelum gue marah sama dia. Eh bukan marah sih, apa ya? Yagitu lah apaan namanya. Nah terus menurut Lo sekarang gue jadi gak jalan bareng dia?" Kata Bintara sambil bersandar di tembok luar kamar mandi.
"Bucin banget weh!"
"Gue minta saran bukan komentar! Lamis banget tu mulut."
"Pucek Lo pucek!"
"Culametan met met! Udah cepet, gua gamau becanda!"
"Bentar dong, lagi mikir nih!"
"Emang punya otak?"
"Wah mulutnya bener-bener, abis makan apa sih?"
"Udah buruan jangan basa-basi, basi banget tau gak!"
"Cerewet Lo!"
"Buruan sarannya woi, durasi!"
"Cih"
"Ya kalo Lo emang beneran suka sama Karin dan emang mau berjuang ya datengin lah. Ngomong baik-baik. Yang gentle jadi cowok!""Lo tau sendiri kan gimana perasaan gue sama Karin."
"Iya tau! Bucin banget Lo parah! Jijik"
"Gue tampol juga Lo!"
"Inget ya, cowok gentle gak takut ditolak!"
"Emang gitu?"
Bintara kemudian masuk kedalam kamar mandi.
"Ngapain masuk! Udah Sono keluar gue mau boker!"
"Weh jijik Lo! Yaudah gue pergi. Bintara mau mencari cinta dulu."
"Najis Lo! Lebay banget jadi orang."
"Syirik bet Lu jadi orang. Pucek Lo!"
....
"Kak," Panggil Davin kepada kakaknya yang sedang serius menonton gosip di televisi.
"Hmm" Karin hanya membalas dengan deheman ringan, tidak mengalihkan perhatian sama sekali dari channel gosip itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent
Genç KurguAkankah ia jatuh cinta sendirian? Ataukah terbalaskan? . . . Jadi namanya Karin Seorang gadis yang tidak perduli apa itu cinta, terlalu berambisi dalam pendidikan sampai melupakan masalah hatinya.