Crazy boy (4)

161 31 4
                                    

Hari ini berjalan seperti biasanya, Karin bangun pagi² dan segera bersiap-siap pergi ke sekolah, begitu juga dengan Davin.

"Ma kaos kaki aku mana?" Teriak Karin dari dalam kamarnya.

"Kan yang pake kamu kok nanya mama, kemarin abis dipake ditaruh mana? inget² dulu!" Ujar Yura yang juga sibuk menyiapkan sarapan dan membuat bekal untuk kedua buah hatinya.

Yura memilih untuk mengurus rumahnya sendiri tanpa bantuan asisten rumah tangga jadi setiap pagi dia akan disibukkan dengan hal hal seperti ini.

"Mamaaaaa" Teriak Davin dari dalam kamar mandi.

"Apa sayang?" Balas Yura yang juga tidak kalah keras dengan suara Davin.

"Ada apa Davin?" Papanya ikut menjawabnya.

"Aku kekunci dari dalam kamar mandi pa!ma!" Ujarnya sambil berteriak.

"Ahahahaha, ulu-uluu kacian" ejek karin sambil berdiri didepan kamar adiknya tersebut. Papa dan mamanya pun langsung naik ke atas karena memang kamar Davin dan Karin ada di lantai atas.

"Karin apa ini, kamu yang kunciin adik kamu di dalam kamar mandi?" Geram papanya akan kelakuan anaknya tersebut.

"Ya Allah Kariiin kamu ini ada ada sajaa" Gerutu Yura kepada Karin sambil mengikuti Wijaya masuk kedalam kamar Davin. Sedang Karin mengikuti mereka dari belakang sambil berdecak sebal. Ia hanya membalas dendam kepada Davin yang tadi pagi mengunci kamarnya dari luar. Untung saja dia mempunyai kunci cadangan yang selalu ia letakkan di laci meja belajarnya.

Ceklek ceklek.

Karin menatap Davin dengan tatapan seolah berkata 'Mampus Lo!'. Davin kini sudah keluar dari kamar mandi dengan wajah sebal.

"Sebenarnya apa yang terjadi Karin kenapa kamu ngunci adik kamu didalam kamar mandi? Untung tidak terjadi apa-apa." Ucap papanya memarahi Karin karena bagaimanapun juga ia yang bersalah karena ia adalah kakak yang seharusnya menjaga adiknya bukan seperti yang ia lakukan sekarang ini.

"Davin duluan paa. Dia tadi pagi ngunciin Karin di kamar. Untung aja aku punya kunci cadangan" bela Karin untuk dirinya sendiri tapi ia juga merasa bersalah karena sudah membuat drama pagi-pagi.

"Kalian berdua sama saja" Ucap papanya meninggalkan kamar.

"Kalian iniii pagi-pagi sudah membuat rusuh rumah saja. Ingat! Jangan kalian ulangi lagi" Mamanya pun ikut keluar melanjutkan kegiatannya yang tadi sempat tertunda karena drama yang dibuat anak mereka.

"Issh gara-gara lo kan kakak, kena marah sama papa! Minta maaf gak!" Ujar Karin seolah menghakimi sang adik.

"Iya iyaa. Maafin Davin ya kak" Ucap Davin yang terdengar menyesali perbuatannya.

Setelah drama tadi pagi sekarang Karin sudah berada di lapangan untuk mengikuti upacara bendera. Sudah setengah jam para siswa dan siswi berada dibawah terik matahari yang memang terasa sangat menyengat.

"Ishh lama banget sih, dari tadi pidato gak selesai selesai ! Udah pegel tau gak mana panas banget lagi!" Natasha seakan bermonolog dengan dirinya sendiri.

"Bentar lagi juga selesai" Jawab Karin santai meskipun ia juga setuju dengan apa yang dikatakan sahabatnya barusan.

Setelah acara panas panasan rutin di lapangan tadi selesai sekarang semua siswa sudah masuk ke kelasnya masing masing untuk menerima pelajaran. Kegiatan belajar mengajar berlalu seperti biasa sampai bel istirahat berbunyi.

Ding dong ding dong

Semua siswa berhamburan keluar kelas menuju tempat paling favorit bagi mereka yang tak lain adalah 'Kantin'

SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang