"He bocah! Ikut beli nasgor yuk!" Ucap Karin kepada adiknya yang sedang bermain game.
"Ga liat nih lagi nge game. Ganggu aja." Kata Davin ketus sambil tetap serius menatap layar handphone nya.
"Kalo gak mau biasa aja kali. Pake nge gas segala, dasar kambing!"
"Terseraaaah" Balasnya santai yang membuat darah Karin semakin mendidih.
Jika saja orang tuanya sedang tidak pergi dan stok makanan instan sedang tidak habis Karin tidak perlu susah-susah mengendarai sepeda gunungnya malam-malam begini. Ya walapun masih jam setengah 8, tapi percayalah hari ini terasa sedikit menakutkan. Oh tuhan! Karin melupakan fakta bahwa sekarang adalah malam jumat kliwon.
Mampus gue! Sekarang malam jumat kliwon. Karin jangan takut oke! Gaboleh takut, santai santai, mikirin yang lain aja. Lupain kalo sekarang malem jumat--jumat kliwon lebih tepatnya.
"Dududududu lalalala" Katanya dengan sedikit keras untuk menetralisir ketakutanya.
Ini baru jam setengah delapan perasaan, tapi kenapa udah sepi sih!? -KarinKarin bergumam sendiri sepanjang perjalanan. Ia merutuki Davin yang tidak mau diajak membeli nasgor depan komplek. Sebenarnya jarak rumahnya dengan warung nasgor tersebut tak terlalu jauh tapi karena sekarang malam jumat kliwon+jalanan sepi ia merasa perjalanan ini sangat jauh.
Setelah sekira 5 menit ia mengendarai sepedanya melawan ketakutan demi sebuah nasgor, sekarang Karin sudah sampai di warung tersebut. Ia juga sudah memesan dua buah nasgor untuknya dan tentu saja Davin, sekali lagi ia tekankan meskipun adiknya itu menyebalkan tapi ia sebagai kakak tetap mengkhawatirkan adiknya dan sangat menyayanginya.
"Karin!" Kata seseorang dari arah belakang.
"Eh kak Putra!" Balas Karin setelah mengetahui siapa yang menyapanya tersebut.
"Sama siapa rin?" Tanyanya setelah memesan nasi goreng sambil mengambil kursi plastik dan duduk di samping Karin.
"Emm sendirian kak hehe. Kak putra sama siapa ke sini?"
"Nggak takut emang, sekarang malem jumat lo dan faktanya sekarang jumat kliwon." Goda Putra kepada Karin. Ia tahu betul bahwa gadis disampingnya ini sedikit penakut.
"Sendirian aja sih kalo gaada yang ngikut.""Ih! Kak Putra jangan ngomong gitu dong, daritadi aku udah melupakan fakta tersebut tau gak."
"Rese' banget demi apapun!" balas Karin sambil menabok pelan--ralat sedikit keras lengan Putra. Orang tersebut dari dulu masih saja suka memanfaatkan ketakutannya. Benar-benar membuat tanganya gatal."Ih ih Hahahaha emang gitu kok faktanya."
"Yaah ngambek, ntar cantiknya ilang gimana?""Terserah."
"Bodoamat!""Eh jangan ngambek dong!"
"Nih neng nasgornya" Sela penjual tersebut sambil membawa 2 plastik berisi nasi goreng.
"Jadi berapa bang? gabung aja sama pesanan saya"
"Eh! Kak Putra apaan sih!? Gausah!"
"Udah diem!"
"Saya tadi kan pesan 2 nasgor terus sama nasgor dia juga, jadinya 4 nasgor. Berapa bang?""Emm jadinya 32 ribu mas!"
"Bentar ya mas, pesanan masnya kurang satu.""Ini bang uangnya, kembalianya kasih kerupuk aja bang."
"Iya bang.""Oke mas!"
"Ih Kak Putra gak usah dibayarin, kan gak enak aku."
"Halah kayak sama siapa aja, kita udah kenal dari SMP Karin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent
Подростковая литератураAkankah ia jatuh cinta sendirian? Ataukah terbalaskan? . . . Jadi namanya Karin Seorang gadis yang tidak perduli apa itu cinta, terlalu berambisi dalam pendidikan sampai melupakan masalah hatinya.